Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Hati-hati, Anak Juga Bisa Kecanduan Pornografi!

author
Ruth Sinambela
Kamis, 16 Desember 2021 | 11:13 WIB
Stop Paparan Pornografi pada Anak | Shutterstock

Bunda sudah pernah mendengar istilah “narkolema”? Narkolema adalah singkatan dari Narkotika Lewat Mata, yang merujuk pada pornografi. Sama seperti narkotika, pornografi juga dapat membuat kecanduan dan merusak otak. Apabila dialami oleh anak di bawah umur, maka akibatnya akan sangat merugikan, dan dapat merusak masa depan.

Baca Juga: Punya Anak Senang Bertanya, Bagaimana Bunda Menghadapinya?

Paparan pornografi pada anak di Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Komnas Pemberdayaan Perempuan dan Anak tahun 2011, pada 1600 anak kelas 3 sampai kelas 6 Sekolah Dasar di 8 propinsi, menyebutkan bahwa 97% diantaranya telah terpapar pornografi.

Pada tahun 2016, penelitian kembali dilakukan bekerja sama dengan Katapedia (software monitoring Indonesia). Dan menemukan bahwa lebih dari 63,000 anak mengakses pornografi sebanyak 30-60 kali hanya dalam waktu 2 bulan!

Pada tahun 2018, bekerja sama dengan Yayasan Buah Hati, Komnas Pemberdayaan Perempuan dan Anak memeriksakan anak-anak yang terpapar pornografi lewat MRI, dan ditemukan bahwa otak bagian PFC-nya telah rusak.

Baca Juga: Ciri-Ciri Anak Jenius Menurut Mensa, Perkumpulan Orang Jenius di Seluruh Dunia

Pornografi merusak bagian otak Prefrontal Cortex (PFC)

PFC berada tepat di belakang dahi. Sebagai pusat otak, PFC berfungsi untuk berpikir logis, membedakan baik dan buruk, berkonsentrasi, merencanakan masa depan, juga berempati. PFC sifatnya rapuh dan mudah rusak akibat trauma, narkoba, dan pornografi. Dapat dibayangkan bahayanya, apabila si kecil sampai terpapar apalagi kecanduan pornografi ya, Bun?

Periksalah Tontonan yang Dikonsumsi si Kecil Secara Berkala | Shutterstock

Proses yang terjadi hingga si kecil dapat kecanduan pornografi

Ketika si kecil menonton pornografi pertama kali, biasanya akan merasa jijik. Namun apabila tidak diawasi dan diberikan pendidikan seksual yang baik, nantinya ketika merasa bosan atau stres, ditambah lagi karena pergaulan, maka akan muncul rasa penasaran yang membuatnya kembali menonton pornografi.

Disinilah bahayanya dimulai. Saat anak mendapat kepuasan dari melihat pornografi, tubuh menghasilkan dopamin, Apabila dilakukan berulang kali maka dopamin akan membanjiri PFC. Dan si kecil akan kecanduan. Hal ini kemudian akan mengakibatkan PFC anak mengkerut. Anak jadi tak bisa membedakan baik dan buruk, tak mampu berpikir logis, hingga tak memiliki empati. Serem, Bun!

Baca Juga: Perlukah Anak Berolahraga Setiap Hari?

Karena itulah, Bunda sebaiknya mulai lebih memperhatikan si kecil saat mengakses internet, ya! Pornografi dapat diakses lewat internet dengan mudah berupa gambar, alur cerita, foto, dan video yang melanggar norma-norma kesusilaan. Pentingnya pengawasan dan perhatian Bunda dalam pengaksesan internet oleh si kecil sangat diperlukan. Selain itu, pergaulan juga sering mengenalkan anak pada pornografi. Oleh karena itu, pendidikan agama, norma, juga pendidikan seksual pada anak sebaiknya terus diberikan sebagai bekal untuk menghalau kecanduan pornografi pada anak.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela