Billie Eilish, seorang penyanyi asal Amerika Serikat, mengaku dalam sebuah wawancara baru-baru ini, bahwa ia pernah mengalami kecanduan pornografi saat usianya 11 tahun. Cukup mengejutkan ya, Bun. Billie bahkan mengungkapkan bahwa pornografi sempat merusak mentalnya. Ia sering mengalami mimpi buruk sejak kecanduan, dan pola pikirnya mengenai seks juga jadi salah, karena menurutnya, pornografi telah memberikan pemikiran salah mengenai bagaimana seks sebenarnya.
Maka wajar saja apabila Bunda merasa khawatir kalau si kecil mengakses pornografi tanpa sepengetahuan Bunda. Menurut para ahli, pornografi sama bahayanya dengan narkoba. Hasil penelitian mengatakan bahwa pornografi dapat merusak sistem syaraf otak, terutama bagian otak yang disebut Prefrontal Cortex (PFC). PFC adalah pusat otak yang berfungsi untuk berpikir logis, membedakan baik dan buruk, berkonsentrasi, merencanakan masa depan, juga berempati. PFC sifatnya rapuh dan mudah rusak akibat trauma, narkoba, dan pornografi, Bun.
Macam-macam pornografi misalnya gambar, foto, video, komik online, film, game, dan cerita online, dapat dengan mudah diakses lewat internet. Lalu faktor apa sih, yang membuat anak-anak terpapar pornografi bahkan sampai kecanduan?
Faktor penyebab anak terpapar pornografi
Menurut buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak Menghadapi Bahaya Pornografi, yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2017. Beberapa faktor yang membuat anak terpapar pornografi, yaitu:
- Pola asuh yang keliru sehingga menyebabkan anak menjadi kesepian, jenuh, tertekan, pemarah, dan lelah
- Penasaran dan coba-coba akibat pengaruh pergaulan
- Tidak sengaja terpapar pornografi saat mengakses internet
- Menggunakan waktu luang
Baca Juga: Hati-hati, Anak Juga Bisa Kecanduan Pornografi!
Ciri-ciri yang dapat dikenali pada anak yang kecanduan pornografi
Kemdikbud juga menjelaskan dalam bukunya, kalau anak dengan kecanduan pornografi bisa saja teridentifikasi oleh orang tua di rumah. Ciri-cirinya antara lain:
- Sering tampak gugup ketika diajak bicara
- Malas belajar
- Tidak pernah meninggalkan ponsel atau gadget lainnya
- Suka menyendiri di kamar
- Tidak semangat ketika diajak beraktivitas ke luar
- Kehilangan kebiasaan-kebiasaan baik
- Selalu terlihat cemas karena menyembunyikan sesuatu
- Sulit bersosialisasi dengan keluarga maupun teman
- Mudah marah dan tersinggung
- Pelupa
Mencegah anak terpapar pornografi
Sebelum si kecil terjerat dan kecanduan pornografi, Bunda dan Ayah dapat mencegahnya dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan semua informasi yang ia butuhkan mengenai pendidikan seks, sebelum ia mendapatkannya dari tempat lain. Ini adalah cara terbaik agar si kecil dapat menjalani masa remajanya dengan aman, juga akan berguna untuk masa depannya, Bun.
Baca Juga: Bagaimana Caranya Memberi Pendidikan Seksual Pada Balita?
Berikan kepercayaan yang dibarengi dengan tanggung jawab, pada anak. Misalnya waktu menggunakan internet atau ponsel. Beri dia kepercayaan, namun sesekali Bunda juga tetap harus bertanya dan memantaunya. Bertanyalah dengan lembut bukannya menghakimi. Misalnya ketika Bunda mendampingi anak mengakses internet. Jelaskan dengan baik apabila secara tak sengaja ia melihat adegan intim, seperti berpelukan atau berciuman. Kadang kala, kartun yang ditonton si kecil juga mengandung adegan seperti itu lho, Bun. Ketika Bunda menemukan hal-hal seperti ini, tidak perlu marah atau bereaksi berlebihan. Cukup jelaskan kalau berciuman maupun berpelukan merupakan bentuk kasih sayang, atau bisa juga Bunda menceritakan kisah-kasih Bunda dan Ayah dahulu sebelum menikah. Ingat untuk menjelaskan sesuai dengan usia dan kemampuan kognitif anak ya, Bun.
Selain itu, menjelaskan dengan baik mengenai organ intim anak juga sangat penting, agar ia mengetahui bagaimana menjaga dan merawatnya. Lakukanlah jauh sebelum anak mengalami mimpi basah, atau menstruasi pertamanya ya, Bun. Agar nantinya si kecil tidak kaget, dan mau lebih terbuka, serta tidak sungkan bertanya pada Bunda.
Menceritakan risiko-risiko yang dapat terjadi akibat pergaulan bebas juga boleh Bunda lakukan ketika si kecil mulai berusia pra-remaja. Anak zaman sekarang lebih mudah mendapat informasi, maka daripada keduluan, lebih baik Bunda menjadi orang pertama sekaligus terdekatnya, yang memberikan semua informasi ini, Bun!
Baca Juga: Mengenal 4 Tahap Perkembangan Seksual pada Anak dan yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua
Apabila pendidikan seks, kebutuhan informasi mengenai seksualitas, perhatian orang tua, serta kepercayaan yang disertai tanggung jawab, sudah si kecil dapatkan sejak dini. Maka, bahaya pornografi tak akan sampai pada anak, apalagi merusak otak dan masa depannya.