The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Vaginismus Dapat Diobati, Apa dan Bagaimana?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 21 Desember 2021 | 15:05 WIB
Vaginismus Dapat Disembuhkan dengan Penanganan yang Tepat juga Kerjasama yang Baik Antara Bunda dan Ayah | Shutterstock

Bunda sudah pernah mendengar istilah vaginismus? Vaginismus adalah kondisi dimana otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat penetrasi seksual. Pada penderita vaginismus, otot vagina akan berkontraksi sangat kuat saat ada sesuatu yang memasukinya, tidak hanya penis, namun bisa juga IUD, spekulum, atau kateter. Akibatnya, bisa terasa nyeri dan sensasi tidak nyaman lainnya. Tentu kondisi ini sangat mengganggu, karena menghalangi penetrasi penis ke dalam vagina, hingga dapat menyebabkan kesulitan memiliki anak.

Vaginismus termasuk ke dalam kategori disfungsi seksual, Bun. Ada 2 jenis vaginismus, yaitu vaginismus primer dan sekunder. Pada vaginismus primer, kondisi disfungsi seksual ini dapat berlangsung seumur hidup, sedangkan pada vaginismus sekunder hanya sementara saja.

Baca Juga: Enggan Melakukan Hubungan Seks Setelah Melahirkan, Wajarkah?

Penyebab terjadinya vaginismus

Vaginismus sebenarnya sangat umum terjadi pada perempuan, namun biasanya hanya ringan saja. Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan vaginismus. Namun, trauma masa lalu menjadi alasan yang paling sering ditemui pada penderitanya. Beberapa faktor berikut ini juga dapat menyebabkan terjadinya vaginismus.

  • Kurangnya pendidikan seksual.
  • Prasangka di masyarakat mengenai hubungan seks pertama kali menyakitkan, sehingga membuat banyak perempuan merasa takut, dan menyebabkan vaginismus.
  • Kekerasan seksual.
  • Masalah medis, misalnya kerusakan pada vagina akibat persalinan.
  • Vulvodynia, yaitu adanya sensasi panas dan tersengat di sekitar vagina, terutama saat duduk.
  • Takut hamil yang berlebihan.

Sebaiknya Bunda Tidak Menyembunyikan Rasa Sakit pada Vagina Akibat Vaginismus | Shutterstock

Gejala vaginismus dapat bervariasi pada setiap penderitanya

  • Mulai dari kesulitan penetrasi
  • Tidak bisa melakukan penetrasi sama sekali
  • Sakit ketika vagina disentuh
  • Takut melakukan hubungan seksual
  • Kehilangan hasrat seksual
  • Hingga berhenti bernapas saat mencoba penetrasi.

Baca Juga: Fantasi Seksual Dapat Meningkatkan Kepuasan Dalam Bercinta?

Berbahaya juga ya, Bun. Karena itulah, apabila vaginismus sudah sampai mengganggu hubungan suami-istri, atau menyebabkan kondisi medis yang lebih serius, sebaiknya langsung berkonsultasi pada ahlinya. 

Apakah vaginismus dapat diobati?

Kabar baiknya, vaginismus dapat diobati, Bun! Karena penyebab vaginismus lebih sering terjadi karena trauma di masa lalu, maka pengobatan akan dilakukan dengan konseling, juga olahraga.

Konseling dapat dilakukan sendiri atau berdua dengan Ayah. Nantinya Bunda dengan masalah vaginismus akan dirujuk ke konselor pernikahan, atau konselor lainnya yang dibutuhkan. Sesi konseling meliputi metode relaksasi, dan hipnoterapi.

Bunda dengan vaginismus juga akan diminta untuk melakukan olahraga rutin, seperti senam kegel dan aktivitas fisik lainnya, yang berfungsi untuk melatih otot-otot vagina, Bun. Sesi dengan terapis fisik juga mungkin akan diberikan.

Baca Juga: Apa itu Orgasme Palsu? Benarkah Perempuan Selalu Sulit Mencapai Kenikmatan dalam Seks?

Tidak perlu malu berobat atau berkonsultasi apabila Bunda memiliki kondisi vaginismus setiap kali berhubungan seksual, ya. Keterbukaan pada Ayah juga sangat penting. Jangan sampai Bunda menahan sakit setiap kali berhubungan seksual, dan menahan derita sendirian. Karena vaginismus dapat disembuhkan, asal ada peran serta dari pasangan suami-istri untuk saling mendukung dan memberi semangat.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela