Sudah pernah dengar istilah “kriptorkismus” belum, Bun? Kriptorkismus adalah suatu kelainan di mana testis pada bayi laki-laki tidak turun ke dalam skrotum saat lahir, melainkan masih tetap berada di dalam rongga perut atau di inguinal canal pada saat lahir.
Lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur, sebagian besar kriptorkismus pada bayi akan mengalami perbaikan ketika berusia 3 – 6 bulan. Karena itulah, dokter biasanya tidak akan langsung melakukan tindakan untuk memperbaiki kelainan pada testis ini, Bun. Lain hal apabila testis bayi belum turun ke skrotum hingga usianya 6 bulan, maka tindakan operasi perlu dilakukan. Walau tidak menimbulkan rasa nyeri, kriptorkismus tetap perlu ditangani karena bisa meningkatkan risiko kanker testis.
Baca Juga: Bumil Makan Sushi Bisa Picu Kelainan Bayi, Hanya Mitos atau Fakta?
Faktor risiko yang menyebabkan kondisi kriptorkismus pada bayi
Tidak dapat dilihat gejalanya sebelum bayi lahir, beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko kriptorkismus pada bayi:
- Bayi lahir prematur
- Bayi lahir dengan berat badan rendah
- Riwayat keluarga
- Down Syndrome
- Bunda yang mengonsumsi rokok dan alkohol saat hamil
- Paparan pestisida
Bagaimana mendiagnosa kriptorkismus?
- Pemindaian MRI dapat membantu dokter untuk melihat dimana posisi testis berada, di selangkangan atau di perut.
- Laparoskopi, yaitu memasukkan selang berkamera ke dalam perut bayi, lewat sayatan kecil di dinding perut.
- Operasi terbuka, untuk mengobservasi dan memastikan kondisi testis si kecil.
Baca Juga: Kematian Mendadak pada Bayi, Apa Saja Faktor Risikonya?
Komplikasi dapat terjadi apabila testis si kecil tidak juga turun
Apabila dibiarkan begitu saja, setelah si kecil berusia 6 bulan, beberapa komplikasi berbahaya bisa terjadi dan memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, Bun. Apa saja, ya?
- Masalah infertilitas atau kemandulan, akibat produksi sperma yang sedikit dan tidak berkualitas.
- Kanker testis
- Torsi testis, suati kondisi yang dapat menyebabkan tali sperma terpuntir dan mengakibatkan aliran darah terhambat.
- Trauma, karena tekanan pada tulang kemaluan.
Baca Juga: Payudara Bayi Membesar, Berbahayakah?
Tindakan operasi sangat diperlukan apabila testis si kecil tidak kunjung turun hingga usianya 6 bulan. Operasi tersebut bertujuan untuk memindahkan testis ke dalam skrotum, seperti pada normalnya anak laki-laki. Prosedur pemindahan ini biasanya dilakukan dengan orchidopexy, yaitu operasi untuk memindahkan testis ke posisi seharusnya. Terapi hormon, yaitu dengan menyuntikkan hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG), juga menjadi salah satu alternatif pengobatan yang akan diberikan, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan si kecil, ya, Bun!