When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Menopause Dini. Kenapa dan Bagaimana Menghadapinya?

author
Ruth Sinambela
Jumat, 31 Desember 2021 | 15:00 WIB
Early Menopause atau Menopause Dini | Shutterstock

Menopause biasanya terjadi ketika Bunda menginjak usia 45 – 55 tahun, atau rata-rata pada usia 51 tahun. Yaitu ketika hormon reproduksi tidak lagi diproduksi, sehingga menyebabkan menstruasi tidak lagi datang setiap bulannya.

Bunda dapat dikatakan mengalami menopause dini, atau juga disebut menopause prematur, apabila tidak lagi mengalami menstruasi di bawah usia 40 tahun. Menopause dini terjadi ketika organ reproduksi sudah mengalami gangguan atau tidak dapat memproduksi hormon lagi. Selain itu, apabila Bunda baru menjalani operasi pengangkatan organ reproduksi, biasanya akan langsung mengalami menopause.

Baca Juga: Nyeri Hebat Saat Menstruasi, Ini Sebab Yang Harus Diwaspadai

Ciri-ciri yang dapat dilihat sebagai tanda menopause dini

Apabila Bunda tidak lagi mengalami menstruasi secara teratur hingga setahun penuh, atau misalnya hanya mendapat menstruasi  1 – 3 kali saja dalam setahun, ini merupakan salah satu tanda menopause, Bun. Selain itu, ada beberapa tanda lain yang dapat meyakinkan Bunda, apakah mengalami menopause atau bukan. Tanda-tanda ini berlaku untuk menopause pada umumnya, juga menopause dini.

  • Hot flashes atau badan tiba-tiba terasa panas
  • Berkeringat saat tidur
  • Vagina kering
  • Susah tidur
  • Merasa cemas
  • Penurunan gairah seksual
  • Bermasalah dengan daya ingat dan konsentrasi

Tubuh Terasa Panas dan Sulit Tidur Merupakan Ciri-ciri Menopause Dini | Shutterstock

Baca Juga: Agar Tulang Tak Cepat Keropos, Lakukan 4 Langkah Ini

Mengapa menopause dini bisa terjadi?

Walau belum dapat dipastikan penyebabnya, para ahli meyakini bahwa beberapa faktor berikut ini dapat menambah risiko menopause dini.

  • Merokok
  • Kemoterapi
  • Operasi pengangkatan ovarium
  • Operasi pengangkatan uterus
  • Faktor keturunan
  • Gangguan kromosom (seperti sindrom turner)
  • Penyakit autoimun
  • HIV/AIDS

Mengutip dari National Health Service (NHS) Inggris, wanita yang mengalami menopause dini lebih berisiko terkena osteoporosis dan masalah kardiovaskular. Hal tersebut karena penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh yang menyebabkan pasokan hormon estrogen berkurang terlalu awal. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon serta fungsi organ dalam tubuh sehingga kemudian merubah kesehatan secara keseluruhan.

Sering Melupakan Sesuatu Juga Merupakan Tanda Terjadinya Menopause Dini | Shutterstock

Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Dilakukan Untuk Cegah Osteoporosis di Usia Muda

Karena menopause adalah kondisi yang alami terjadi pada wanita saat ovarium berhenti menghasilkan hormon reproduksi, maka tidak ada obat yang dapat membuatnya aktif kembali, Bun. Namun, bagi Bunda yang mengalami menopause dini, dapat melakukan perawatan untuk mencegah terjadinya risiko-risiko seperti masalah jantung dan osteoporosis. Misalnya dengan terapi hormon, mengonsumsi pil KB, mengonsumsi suplemen yang disarankan oleh dokter, dan menjaga gaya hidup sehat.

Menjaga mood dan perasaan Bunda juga penting dilakukan. Karena pada wanita yang mengalami menopause maka perasaan dan suasana hatinya juga akan terpengaruh oleh perubahan hormon. Dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang terdekat Bunda, akan memberi pengaruh positif dalam menghadapi menopause.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela