Tahukah Bunda dan Ayah, asap rokok yang masuk ke dalam rumah, dapat bertahan di udara untuk waktu yang lama. Bahkan saat ventilasi seperti jendela dan pintu terbuka, asap rokok dapat bertahan hingga 2 - 3 jam. Racun yang dihasilkan oleh asap rokok akan melayang di udara, juga menempel di benda-benda, yang mungkin sekali akan disentuh dan dihirup oleh si kecil, Bun!
Bayangkan asap yang dihasilkan rokok terperangkap di dalam rumah dan memenuhi isi rumah dengan zat beracun, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat pemicu kanker atau karsinogen. Semua zat tersebut tidak hanya ada di lokasi merokok lho, Bun. Seluruh ruangan, termasuk kamar anak dan bayi, berisiko tercemar oleh berbagai zat berbahaya tersebut.
Baca Juga: Kenali Gejala Sesak Napas pada Balita dan Bagaimana Mengatasinya
Orang-orang yang paling kita sayangi, khususnya si kecil, tanpa sadar menghirup berbagai zat beracun tersebut, mungkin bukan hanya sekali, tapi berulang terus setiap hari. Mereka ikut pula menghirup dan merasakan kerugian yang dihasilkan oleh asap rokok tersebut.
Mencegah anak menjadi perokok pasif
Untuk Bunda dan Ayah pahami, satu-satunya cara agar si kecil tidak menjadi perokok pasif adalah dengan berhenti merokok. Ini adalah cara terbaik dan paling meyakinkan untuk dilakukan, Bun.
Walau begitu, beberapa cara sederhana seperti merokok jauh dari rumah, bahkan merokok di teras rumah juga tidak boleh ya, Bun, karena asap rokok tetap dapat masuk ke dalam rumah dan terperangkap di sana. Juga mencuci tangan, wajah, hingga mandi, dan mengganti pakaian, dapat dilakukan untuk pencegahan minimal. Artinya, bagi Bunda maupun Ayah yang perokok aktif, wajib membersihkan diri dengan mandi terlebih dahulu ya, setelah merokok.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Untuk Si Kecil Dalam Keadaan Darurat
Sudden Infant Death Syndrome (SDIS) dapat dipicu oleh asap rokok
Mengutip Healthy Children.org, bayi memiliki risiko SIDS yang lebih tinggi jika terpapar asap rokok. Sementara si kecil yang usianya lebih besar punya risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan serius sebagai perokok pasif.
Terutama bagi si kecil yang memiliki Riwayat asma. Menghirup asap rokok dapat menyebabkan lebih banyak serangan asma, dan mungkin lebih parah.
Dampak jangka panjang bagi perokok pasif, perkembangan otak tidak maksimal
Dr. Harold Farber, ahli paru anak di Rumah Sakit Anak Texas, mengatakan, “Dalam jangka waktu yang lebih lama, kami melihat hal ini memengaruhi perkembangan otak, pembelajaran, fokus, juga dapat memengaruhi risiko anak akan jadi perokok ketika mereka besar.”
Nikotin di dalam asap rokok merupakan bahan kimia psikoaktif yang dapat memengaruhi struktur juga kabel otak pada anak maupun orang dewasa.
Gangguan kesehatan lainnya yang dapat dialami anak akibat menjadi perokok pasif
- Kanker, karena kandungan karsinogen di dalam asap rokok
- Infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia
- Asma, batuk, tenggorokan kering
- Infeksi di bagian dalam telinga hingga menyebabkan berkurang hingga hilangnya indra pendengaran
Baca Juga: Tangani Breath Holding Spell, Anak Menangis Sampai Henti Napas
Bunda dan Ayah, ingatlah bahwa dengan si kecil menghirup sisa-sisa zat berbahaya dari asap rokok di udara atau barang-barang di sekitarnya, memiliki bahaya yang sama dengan ia menghirup asap rokok secara langsung. Oleh karena itu sebaiknya Bunda dan Ayah lebih berhati-hati dan waspada saat di rumah maupun saat membawa si kecil ke tempat umum, ya.