When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Bell’s Palsy Dapat Menyerang Anak-anak, Bagaimana Pengobatannya?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 18 Januari 2022 | 15:44 WIB
Bell's Palsy Dapat Dialami oleh Segala Usia | Shutterstock

Tidak hanya pada orang dewasa, bell’s palsy juga dapat terjadi pada anak-anak. Bell’s palsy adalah kelumpuhan atau melemahnya otot wajah karena kerusakan saraf hingga merubah bentuk salah satu sisi wajah menjadi “melorot” atau kaku.

Apabila komplikasi terjadi, si kecil dapat mengalami kerusakan saraf wajah, hingga kehilangan penglihatan sebagian, Bun. Oleh karena itu, diagnosa dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan agar komplikasi dapat dihindari.

Baca Juga: Juvenile Osteoporosis, Osteoporosis yang Terjadi pada Anak-Anak dan Remaja

Penyebab bell’s palsy pada anak-anak

Sama dengan yang terjadi pada orang dewasa, penyebab bell’s palsy pada anak-anak yang paling umum adalah radang saraf wajah. Peradangan terjadi karena infeksi virus, seperti herpes zoster, herpes simplex, rubella, influenza, adenovirus, atau epstein-barr. Walau bell’s palsy lebih sering disebabkan oleh virus yang menyerang saraf, beberapa hal berikut ini dapat menambah risiko terjadinya bell’s palsy pada si kecil.

  • Faktor keturunan. Jika si kecil mengalami bell’s palsy berulang, kemungkinan besar kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan. 
  • Penyakit diabetes juga menambah risiko bell’s palsy pada anak.
  • Pilek dan flu karena virus influenza juga sering kali menambah risiko terjadinya bell’s palsy pada si kecil, Bun.
  • Trauma wajah.
  • Infeksi telinga.
  • Lyme desease. Penyakit ini dapat mengakibatkan infeksi virus, maka berpotensi menambah risiko bell’s palsy

Anak Dengan Bell's Palsy Saat Tersenyum | drpanossian.com

Gejala yang ditimbulkan

Memiliki gejala yang mirip, bell’s palsy sering mengejutkan orang tua karena dianggap sebagai stroke. Berbeda dengan serangan stroke, pada bell’s palsy, gejalanya hanya melibatkan area di sekitar wajah saja, Bun, jadi tidak perlu khawatir. Bells’ palsy biasanya akan sembuh total setelah 2 minggu hingga 6 bulan pengobatan.

Berikut ini gejala yang paling umum ditemukan pada penderita bell’s palsy, seperti dikutip dari Mayo Clinic.

  • Kulit wajah tampak “melorot” di salah satu sisi wajah.
  • Sakit kepala yang cukup parah.
  • Nyeri pada rahang atau di belakang telinga.
  • Kemampuan indra perasa berkurang.
  • Sulit menutup mata atau tersenyum.
  • Lumpuh total pada salah satu sisi wajah.

Baca Juga: Bagaimana Menghadapi Speech Delay atau Terlambat Bicara Pada Anak?

Perawatan yang dapat diberikan

Apabila telah terdiagnosa sebagai bell’s palsy, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan anti virus untuk si kecil. Selain itu, steroid dan analgesik mungkin diberikan apabila dibutuhkan. Dan yang juga penting adalah terapi. Terapi dapat dilakukan dengan terapi vitamin, stimulasi listrik, akupunktur, dan lainnya. Apabila dijalankan dengan baik, maka si kecil dipastikan akan segera sembuh.

Namun selain pengobatan dan terapi, dukungan dan afirmasi positif dari Bunda dan Ayah juga sangat dibutuhkan untuk memperlancar pemulihan si kecil. Apa saja yang dapat Bunda dan Ayah lakukan? Yuk, disimak.

  • Memastikan si kecil disiplin menjalankan terapi yang diberikan.
  • Membantunya melewati rasa sakit yang mungkin ditimbulkan, misalnya dengan kompres handuk hangat di sekitar wajah atau rahang.
  • Memeriksa apakah mata si kecil mengalami kekeringan, kalau iya, Bunda harus memberikannya obat tetes mata.
  • Ingatkan si kecil untuk menutup mata, karena biasanya bell’s palsy menyebabkan anak sulit memejamkan matanya, Bun.
  • Menjelaskan pada guru di sekolah tentang kondisi anak, sehingga si kecil bisa mendapat perhatian khusus.
  • Memberi dukungan moral dengan selalu ada dan ucapkanlah kata-kata penyemangat.
  • Menemaninya dikala bosan dengan membacakan buku, atau bermain.

Mendampingi dan Menghibur Si Kecil dengan Bell's Palsy Sangat Bermanfaat untuk Mengembalikan Semangat dan Kesabarannya Melakukan Terapi | Shutterstock

Baca Juga: Sindrom Heller pada Anak, Samakah Dengan Autisme?

Bell’s palsy dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Apabila Bunda melihat gejala bell’s palsy pada si kecil, tidak usah panik, ya. Bell’s palsy bukanlah penyakit permanen, sehingga kemungkinan besar si kecil akan sembuh dengan pengobatan dan terapi yang disarankan oleh dokter. 

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela