Hingga saat ini, Indonesia belum memiliki Bank ASI yang dapat menjadi rumah untuk para pendonor dan pencari donor, Bun. Namun, bagi Bunda yang ingin mendonorkan ASI, maupun sedang membutuhkan donor ASI untuk si kecil, Bunda dapat menghubungi yayasan maupun komunitas yang akan membantu, memberi informasi, dan mempertemukan Bunda dengan pendonor yang cocok.
Berikut ini beberapa komunitas maupun lembaga yang dapat membantu Bunda untuk memberikan donor maupun mendapatkan donor ASI di Indonesia:
- @lactashare
- @donorasiinfo
- @donorasiindonesia
Namun, sebelum memutuskan untuk mendonorkan ASI maupun menerima donor ASI, sebaiknya Bunda memerhatikan persyaratan dan ketentuan yang wajib dijalankan berikut ini, agar Bunda sebagai pendonor maupun penerima donor, bisa mendapatkan manfaat optimal dan segala niat baik Bunda menghasilkan buah yang baik pula, ya!
Baca Juga: Donor ASI, Amankah?
Persiapan awal bagi pendonor ASI
Bunda yang ingin mendonorkan ASI harus melalui beberapa tahap penapisan atau penyaringan, berikut ini:
Penapisan I
- Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
- Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan si kecil dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih
- Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
- Tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi
- Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol.
Penapisan II
- Menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur)
- Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
- Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.
Baca Juga: Bank ASI di Indonesia, Adakah?
Metode sterilisasi donor ASIP yang dapat Bunda lakukan sendiri di rumah
Pasteurisasi Pretoria
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca (sisa selai) 450 ml.
- Tutup wadah kaca dan letakkan ke dalam panci aluminium 1 liter
- Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Dapat diletakkan pemberat di atas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
- Pindahkan ASI, dinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Flash Heating
- Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca 450 ml
- Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating
- Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
- Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
- Didihkan air, bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
- Dinginkan ASI, berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Menjaga mutu dan keamanan ASI
Seperti dilansir dari IDAI, mutu dan keamanan ASI harus meliputi kebersihan, cara penyimpanan, pemberian, dan pemerahan ASI. Untuk memenuhi semua elemen tersebut, Bunda dapat melakukan cara-cara berikut ini ya, Bun!
- Calon pendonor ASI harus mendapatkan pelatihan atau mengerti tentang kebersihan, cara memerah, dan menyimpan ASI yang baik
- Sebelum memerah ASI, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, kemudian keringkan dengan handuk bersih
- ASI diperah di tempat bersih. Bila menggunakan pompa, gunakan yang bagiannya mudah dibersihkan. Pompa ASI tipe balon karet lebih berisiko terkontaminasi, Bun!
- ASI perah harus disimpan pada tempat tertutup, botol kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, botol bayi gelas atau plastik standar
Tidak sulit ya, Bun. Sepertinya semua Bunda pasti sudah memperlakukan ASI-nya dengan baik dan penuh perhatian. Namun, tidak ada salahnya untuk lebih memahami dan yakin bahwa Bunda sudah melakukan kesemuanya dengan baik, ya.
Baca Juga: Tips Memilih Kantong ASI dan Rekomendasinya
Bagaimana, Bunda? Cukup jelas bukan? Semoga artikel ini bermanfaat dan Bunda dapat lebih memahami juga menjalankan kesemua persyaratan donor ASI, demi dapat memberikan juga mendapatkan donor ASI yang aman dan bermanfaat untuk dikonsumsi, ya. Selamat mengASIhi, Bunda-bunda hebat!