Angka kasus Covid-19 mulai naik lagi nih, Bun. Pemerintah dengan berbagai upayanya, seperti menaikkan level PPKM di sejumlah daerah dengan zona merah, hingga percepatan pemberian vaksin booster bagi masyarakat umum, bukan hanya kelompok rentan dan lansia, telah dilakukan demi dapat menekan angka kasus Covid-19, khususnya yang disebabkan oleh varian Omicron.
Seperti Bunda ketahui, sejumlah ahli sudah memprediksi bahwa Indonesia tak luput dari ancaman gelombang ke-3 Covid-19, yang sebelumnya telah dialami negara lain di seluruh dunia. Namun, untuk menekan angka penyebaran dan kasus berat atau kematian karena Covid-19 menjadi fokus yang paling penting untuk dilakukan, Bun.
Baca Juga: Ini Dia Pemeriksaan yang Dilakukan untuk Mengetahui Infeksi Covid-19 Varian Omicron!
Patut disyukuri kalau si kecil yang berusia 6 – 11 tahun telah mendapatkan vaksin Covid-19 yang pertama dan sebagian yang kedua. Untuk itu, Bunda tentu dapat sedikit lega. Walaupun, tetap saja Bunda dan keluarga harus tetap waspada dan mengurangi aktivitas di luar rumah, ya. Walaupun si kecil mungkin telah menerima vaksin lengkap, namun kemungkinan terinfeksi tetap ada, Bun.
Selain itu, temuan beberapa kasus Sindrom Peradangan Multisistem Covid-19 (MIS-C) pada anak-anak yang telah sembuh dari Covid-19, menambah alasan bagi Bunda untuk selalu berupaya melindungi si kecil dari serangan virus ini!
Mengenal MIS-C
Sindrom peradangan multisistem (MIS-C) pada anak adalah kondisi serius yang terkait dengan penyakit Covid-19. Sebagian besar anak yang terinfeksi Covid-19 hanya mengalami gejala ringan.
Namun pada sebagian anak yang mengalami MIS-C, beberapa organ dan jaringan, seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit, atau mata, menjadi sangat meradang, bahkan setelah Covid-19 dinyatakan sembuh atau negatif.
Tanda dan gejala yang muncul pada setiap anak akan berbeda, tergantung pada area tubuh mana yang terpengaruh, Bun.
Baca Juga: Panduan Kombinasi Vaksin Covid-19 Booster Menurut BPOM
MIS-C pada anak dapat disembuhkan
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, telah mempelajari dan bekerja sama dengan dokter juga peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang faktor risiko MIS-C, Bun.
Walaupun data yang dikumpulkan masih sedikit dan masih memerlukan lebih banyak data lagi. Sebagaimana dilansir dari Mayo Clinic, kasus MIS-C sebenranya jarang terjadi. Dan kebanyakan anak yang mengalami sindrom ini akhirnya dapat sembuh dengan perawatan medis.
Namun, risiko seperti kematian tetap ada, sehingga apabila Bunda menemukan gejala tak biasa pada si kecil setelah terinfeksi Covid-19, sebaiknya segeralah mencari dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, ya.
Penyebab dan gejala MIS-C pada anak
Masih dilansir dari Pusat Pengendalian dan Penanganan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, hingga saat ini belum dapat diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan MIS-C pada anak-anak, Bun.
Namun, untuk menghindari risiko kematian atau kerusakan parah pada organ anak, Bunda dapat mengenali gejala-gejala MIS-C berikut ini, agar si kecil dapat segera mendapatkan pertolongan.
- Demam
- Diare
- Merasa kelelahan tidak seperti biasanya
- Jantung berdetak sangat cepat
- Bibir, lidah, tangan, dan kaki yang kemerahan atau bengkak
- Sakit kepala atau pusing
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Baca Juga: Kategori Vaksin Covid-19 Booster Menurut Kemenkes
Sindrom MIS-C merupakan reaksi peradangan dalam tubuh si kecil, sekitar empat minggu setelah terinfeksi virus Covid-19. Gejala awal sering termasuk demam, ruam, mata merah, diare dan muntah, yang mungkin akan memburuk selama beberapa hari.
Untuk itu, perhatian dan penilaian Bunda sangat dibutuhkan setelah si kecil dinyatakan sembuh dari Covid-19, agar dapat memberikan pertolongan yang tepat dan cepat apabila dibutuhkan, ya.