Gelombang ketiga pandemi Covid-19 varian Omicron tengah melanda dunia, termasuk Indonesia. Khususnya di Indonesia, kasus gelombang ketiga di beberapa provinsi bahkan sudah melampaui kasus gelombang kedua yang terjadi pertengahan tahun lalu, Bun.
Pemerintah juga telah mengupayakan beberapa langkah yang kini dianggap menjadi fokus dan prioritas yaitu untuk dapat meminimalisir kasus pasien yang harus dirawat dan meninggal dunia. Misalnya dengan menaikkan level PPKM di berbagai wilayah di Indonesia, serta mempercepat distribusi vaksin booster di seluruh Indonesia.
Gelombang ketiga Covid-19 di negara-negara Eropa mulai terkontrol
Kini Indonesia memang tengah dilanda gelombang ketiga Covid-19 varian Omicron. Namun di balik itu, negara-negara Eropa yang sudah terlebih dahulu melalui gelombang ketiga, kini tengah mengalami kemajuan yang luar biasa, dengan membaiknya dan makin terkontrolnya penyebaran Covid-19 varian Omicron di sana.
Bahkan direktur World Health Organization (WHO) Eropa, Hans Kluge, mengatakan bahwa setelah gelombang ketiga Omicron, situasi pandemi diharapkan akan semakin terkontrol dengan baik, hingga nantinya, Covid-19 dapat dianggap sebagai penyakit flu biasa, atau penyakit musiman yang tidak membahayakan, Bun.
Baca Juga: Kasus Omicron Melampaui Delta, PPKM di Jabodetabek Naik ke Level 3
"Setelah gelombang Omicron yang melanda Eropa saat ini mereda, akan ada beberapa minggu dan bulan kekebalan global. Baik berkat vaksin atau karena orang memiliki kekebalan karena infeksi," kata Hans Kluge dalam wawancaranya dengan AFP.
Meski demikian, Hans Kluge tetap mengingatkan bahwa masih terlalu dini menilai Covid-19 akan beralih dari pandemi ke endemi. Dengan penyebaran Omicron yang cepat dan luas, varian lain bisa muncul. Walau begitu, efek yang ditimbulkannya akan semakin kecil karena kekebalan masyarakat yang semakin baik, Bun. Sehingga beliau mengharapkan agar masyarakat tetap berhati-hati.
"Virus ini telah mengejutkan kita lebih dari sekali sehingga kita harus sangat berhati-hati," Ujarnya.
Optimisme Amerika Serikat dan Afrika Selatan setelah Gelombang Ketiga Covid-19
Bukan hanya di Eropa, namun para ahli di Amerika Serikat dan Afrika Selatan juga menyampaikan optimisme mereka mengenai situasi pandemi yang mungkin saja akan berakhir tahun ini.
Melihat drastisnya penurunan kasus dan kefatalan yang terjadi setelah varian Omicron mengambil alih mayoritas kasus Covid-19 di sana. Maka diharapkan kekebalan global akan tercipta sehingga nantinya masyarakat tak perlu terlalu khawatir lagi, dan dapat menjalankan fase post Covid-19 dengan beraktivitas secara normal.
Baca Juga: Ini Dia Pemeriksaan yang Dilakukan untuk Mengetahui Infeksi Covid-19 Varian Omicron!
Gelombang ketiga bukanlah akhir, menurut epidemiolog
Di sisi lain, epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menyebutkan bahwa sejauh ini riset membuktikan bahwa Omicron memang tidak separah Delta. Hal ini dipengaruhi pula oleh status vaksinasi Covid-19 yang telah berjalan, sehingga dapat memberikan dampak atau output klinis yang lebih ringan akibat terinfeksi Covid-19 varian apapun, Bun.
Meski begitu, masih menurut beliau, bukan berarti tidak akan ada lagi gelombang Covid-19 berikutnya. Bermutasinya virus menjadi varian baru Omicron yang akhir-akhir ini menular lebih cepat bukanlah tanda akhir pandemi.
Virus Covid-19 varian Omicron bukan melemah
"Bahwa contoh begini saya tegaskan, gelombang ini bukan berarti terakhir. Ke depan akan ada. Tapi dampaknya makin kecil, makin ke sana. Nah itu, karena orang yang memiliki imunitas makin banyak," Ujar Dicky Budiman, seperti dilansir dari Tribunnews, Senin (7/2/2022).
Beliau menambahkan pula, bahwa pada dasarnya sifat virus yang berevolusi bukannya “melemah”. Jadi, tidak benar kalau dikatakan varian Omicron melemah, hanya saja, kondisi kekebalan masyarakat yang menguatlah yang kemudian membuat infeksi virus Omicron lebih sedikit gejalanya, Bun.
Kabar baiknya adalah, setelah kekebalan global terbentuk akibat vaksin dan penyebaran virus varian Omicron di seluruh dunia, maka ke depannya gejala yang ditimbulkan akan semakin berkurang. Walau mungkin akan ada varian baru, namun dipercaya bahwa gejalanya akan semakin menurun sehingga kemungkinan Covid-19 akan dianggap seperti flu biasa, bukanlah hal yang mustahil.
Baca Juga: Varian Omicron Lebih Mudah Menular, Apa Saja Gejalanya?
Kita doakan saja ya, Bun, mudah-mudahan ramalan maupun perkiraan yang diberikan oleh para ahli ini dapat terwujud. Sehingga sedikit demi sedikit situasi akan semakin membaik dan dapat kembali normal.
Namun perlu diingat, bahwa apapun variannya, gejala yang ditimbulkan tidak akan selalu sama pada setiap orang. Oleh karena itu, jangan lengah dan tetaplah waspada, juga selalu jalankan protokol kesehatan di manapun dan kapanpun, ya, Bunda!