Bunda, jangan pernah berbohong pada si kecil, ya. Kebohongan sekecil apapun, hanya akan memberi dampak negatif bagi anak. Apalagi kalau Bunda atau Ayah sering melakukannya.
Tak ada manfaat yang bisa didapat dari berbohong, terutama di masa depan, Bun. Ini dia beberapa alasan mengapa banyak orang tua berbohong pada anak, juga konsekuensi yang sangat mungkin terjadi, saat Bunda atau Ayah melakukannya.
Berbohong demi kebaikan
Banyak orang tua berdalih kalau berbohong demi kebaikan diperlukan saat mendidik anak. Padahal, berbohong tidak mengenal baik maupun buruk, Bun. Ketika Bunda berbohong, satu-satunya hal yang dipelajari oleh si kecil adalah perilaku berbohong itu sendiri. Perilaku dimana seseorang terlihat “wajar-wajar saja” apabila melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Yang sangat mungkin nantinya, perlahan-lahan akan disadari dan ditiru oleh anak.
Baca Juga: 6 Tips Saat Anak Berbohong
Berbohong sesekali tidak masalah
Pemikiran mengenai “sesekali berbohong tidak masalah” memang tampak tak masalah. Kenyataannya, kata “sesekali” justru mengisyaratkan Bunda atau Ayah sedang berbohong pada diri sendiri. Seperti mengatakan kepada diri sendiri, tidak apa sesekali berbohong pada anak, yang penting dampaknya lebih baik daripada membiarkan sesuatu terjadi karena mengatakan yang sejujurnya. Ini merupakan cara kuno yang sudah tidak sesuai diterapkan zaman sekarang, dan sebaiknya tidak lagi dilakukan, Bun.
Makna “sesekali” sendiri bagi setiap orang tentu berbeda-beda, oleh karena itu, kata “sesekali” sebaiknya diganti menjadi “tidak akan pernah” saja ya, Bun. Tidak akan pernah berkata bohong, apalagi mengarang cerita, hanya demi menenangkan atau malah menakut-nakuti anak. Jangan sampai Bunda menjadi guru yang tidak baik bagi si kecil.
Cara terbaik untuk menenangkan si kecil adalah dengan mengatakan yang sebenarnya, memberi pengertian, dan menanyakan pendapat anak. Ini justru sangat baik dalam menyelesaikan suatu masalah. Si kecil juga akan banyak belajar mengenai tanggung jawab, dan nilai-nilai kebaikan lainnya, Bun.
Baca Juga: Pandemi Membatasi Ruang Sosialisasi Anak, Bagaimana Menyikapinya?
Berbohong agar mendapatkan simpati si kecil
Akibatnya apabila Bunda maupun Ayah sering berkata pada diri sendiri kalau berbohong sesekali tidak menjadi masalah. Justru, masalah akan mulai terlihat di saat-saat seperti ini, Bun. Ketika Bunda dan Ayah kehilangan atau kehabisan cara untuk mengatasi si kecil, cara yang paling ampuh yang masih tersisa bisa jadi dengan cara berbohong untuk mendapatkan simpati.
Misalnya, ketika si kecil menangis karena mengetahui Bunda berbohong saat berjanji akan menemaninya bermain setelah pekerjaan Bunda selesai. Kemudian, Bunda tidak menepatinya dan meminta simpati si kecil, untuk membiarkan Bunda beristirahat karena lelah. Mungkin benar, Bunda memang tengah merasa lelah. Namun, karena sebelumnya Bunda sudah berjanji dan kemudian tak menepatinya, rasa lelah menjadi sebuah “alasan” yang nantinya, seiring pertumbuhan anak, ia akan mengerti dan meniru perbuatan tersebut, Bun.
Bisa saja anak akan membuat alasan ketika ia tak ingin belajar atau ke sekolah, atau lain sebagainya. Namun, yang sangat merugikan adalah pemahamannya mengenai “berbohong dan beralasan” demi mendapatkan simpati, merupakan hal yang sangat tidak disarankan dalam membentuk karakter anak sejak kecil.
Baca Juga: Si Kecil Suka Menyontek, Bunda Bisa Lakukan 7 Hal Ini
Dengan membaca artikel ini, mudah-mudahan Bunda dan Ayah bisa lebih berusaha untuk tidak berkata bohong, sekecil apapun, lagi pada anak, ya. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki keadaan kok, Bun. Bunda dan Ayah bisa memulainya dari sekarang.