When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Perlukah Preschool atau PAUD Sebelum Masuk TK?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 3 Maret 2022 | 10:58 WIB
Preschool Berkualitas Bermanfaat untuk Tumbuh Kembang Anak | Shutterstock

Pada dasarnya, keputusan untuk mulai memasukkan anak ke preschool atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti playgroup, atau kelas bermain saat masih berusia 3 atau 4 tahun, merupakan kehendak bebas masing-masing orang tua, Bun.

Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa di zaman sekarang ini, PAUD banyak bermunculan dan direkomendasikan oleh pemerhati anak maupun pendidikan.

Baca Juga: Kata Dokter: Anak Sekolah Online, Hati-hati Computer Vision Syndrome!

Sebut saja Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Ibu Lydia Freyani, seperti dikutip dari situs resmi Dinas Pendidikan Yogyakarta, menyebutkan bahwa kegiatan yang diberikan pada anak-anak di PAUD terbukti dapat memberikan rangsangan pendidikan sesuai usia, dan tahap tumbuh kembangnya, Bun.

Lebih lanjut ia juga menekankan bahwa, “Seluruh aktivitas anak dilakukan melalui pendekatan bermain dan belajar.” Sehingga yang dilakukan anak di PAUD sudah berada di jalur yang benar.

PAUD yang berkualitas

Bukan hanya kata ahli di Indonesia, namun sejalan pula dengan pendapat Ibu Lydia Freyani, American Academy Pediatrics (AAP) berpendapat bahwa pendidikan dini yang berkualitas sangat penting dalam perkembangan dan proses pembelajaran anak.

Pendidikan anak usia dini yang dimaksud mencakup pengalaman anak bermain di rumah, tempat penitipan (daycare), dan pengalaman anak di lingkungan prasekolah, Bun!

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Juga Dapat Dilakukan Non-Formal di Rumah | Shutterstock

PAUD tidak harus di sekolah

Banyak orang tua yang mengira kalau PAUD yang dimaksud oleh para ahli adalah PAUD yang dilakukan di sekolah formal saja. Padahal, PAUD sebenarnya dapat dilakukan pula di rumah, dan oleh Bunda sendiri, lho! Ini disebut PAUD non-formal.

Bunda dapat membeli sendiri peralatan atau perlengkapan untuk melakukan PAUD di rumah. Materi belajarnya pun banyak tersedia di toko buku, maupun dengan mendownload secara gratis. Cobalah mencari dengan mengetik keyword ini, Bun: printable worksheet preschool atau lembar kerja anak PAUD.

Baca Juga: Pentingnya Nutrisi dan Stimulasi Bagi Tumbuh Kembang Anak

Apabila Bunda berminat, ada pula materi PAUD yang perlu membayar. Meski begitu, materinya tentu lebih lengkap dan lebih berkualitas. Apalagi, tema dan materi belajarnya juga dapat Bunda pilih sendiri, sesuai kemauan dan minat si kecil. Bunda dapat menemukannya dengan mudah hanya dengan menggunakan smartphone dan internet!

Anak tidak PAUD apakah berdampak negatif?

Tentu saja tidak, Bunda. Sekali lagi, PAUD atau tidak hanya ditentukan oleh kebutuhan dan kemampuan setiap orang tua. PAUD tidaklah wajib, namun PAUD juga tidak dilarang. Sehingga, Bunda dan Ayah tidak perlu terbebani untuk mendaftarkan si kecil.

Pendapat ini sejalan dengan penjelasan pakar perkembangan dan pendidikan anak, Ibu Anna Surti Ariani, S.Psi, yang menyatakan bahwa anak masuk playgroup atau PAUD bukanlah keharusan.

Bermain Dapat Mengajarkan Anak Bersosialisasi dan Percaya Diri | Shutterstock

“Dengan pola pengasuhan yang baik di rumah, balita justru bisa bermain dengan lebih bebas dan tenang. Tentunya juga perlu tambahan pengalaman bermain di luar rumah dengan para tetangga,” jelas Ibu Anna Surti Ariani dalam sebuah wawancara.

Lebih lanjut ia juga menambahkan, bahwa anak yang tidak PAUD tetap harus diberi stimulasi sesuai dengan usianya, Bun. Ini perlu dilakukan untuk menstimulasi tumbuh kembang kognitifnya. Tentu Bunda dapat melakukannya di rumah, atau meminta pengasuh untuk melakukannya.

Baca Juga: Kata Dokter: Yuk, Kenali Tahapan Perkembangan Motorik Balita

PAUD memang memiliki banyak manfaat seperti mengajarkan si kecil untuk bersosialisasi, memperkenalkannya pada aturan, mampu berinteraksi secara efektif, baik, dan benar dengan sesama, memupuk kepercayaan diri sejak dini, meningkatkan perkembangan motorik, hingga menstimulasi si kecil untuk bereksplorasi.

Namun tidak perlu khawatir apabila Bunda maupun Ayah bersepakat untuk tidak mendaftarkan si kecil PAUD. Kabar baiknya adalah, Bunda dan Ayah bisa kok, memberikan semua manfaat tersebut pada si kecil di rumah!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela