Memakaikan gurita, atau kain tipis yang diikatkan di perut bayi, sudah dilakukan oleh orang tua sejak zaman dahulu. Bertujuan untuk mengecilkan perut, mengempiskan pusar bodong, dan mencegah bayi masuk angin, sudah sejak lama orang tua memakaikan gurita dan mewariskannya turun-menurun.
Namun, bagaimana menurut para ahli? Perlukah, dan masihkah gurita digunakan di zaman sekarang? Ini dia pembahasannya, Bun.
Baca Juga: Memilih Bahan Pakaian yang Nyaman dan Cocok Untuk Bayi
Wajar apabila perut bayi terlihat besar
Salah satu alasan yang mendasari penggunaan gurita pada bayi adalah kekhawatiran orang tua melihat perut bayi besar. Padahal, dalam dunia medis perut bayi terlihat besar adalah hal yang wajar, Bun.
Perkembangan otot dan lemak yang ada di area perut bayi memang belum sempurna. Hal ini membuat gerakan usus belum normal, dan menyebabkan perut terlihat tidak proporsional, atau membesar seperti sedang kembung.
Gurita dapat mengecilkan perut bayi?
Sayangnya, hal yang telah diyakini dan diwariskan turun-temurun dari orang tua ini, tidak pernah terbukti efektif, Bun. Kenyataannya, pemakaian gurita pada bayi tidak membuat perut si kecil “kempes”.
Sehingga dokter anak sebenarnya tidak lagi menyarankan penggunaan gurita pada bayi. Justru, penggunaan gurita yang terlalu kencang atau terlalu lama, malah bisa menimbulkan masalah pada bayi.
Baca Juga: 5 Kesalahan Saat Membedong Bayi
Dampak negatif penggunaan gurita
Dampak yang paling sering ditemukan saat menggunakan gurita terlalu ketat atau terlalu lama adalah masalah kulit, Bun. Seperti gatal, biang keringat, hingga ruam merah pada kulit. Masalah kulit ini tentu akan membuat si kecil tidak nyaman dan rewel. Bahkan mogok menyusu, lho.
Selain masalah kulit, pencernaan juga bisa terdampak. Misalnya gumoh atau muntah setelah menyusu atau setelah makan.
Namun yang paling berbahaya adalah masalah pernapasan, Bun. Penggunaan gurita yang terlalu kencang atau ketat akan mempengaruhi dan membuat si kecil lebih sulit bernapas. Apabila dibiarkan dapat membuat bayi batuk, tersedak, hingga kekurangan oksigen.
Refleks pernapasan bayi
Seperti Bunda ketahui, bayi bernapas lebih cepat daripada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Tingkat pernapasan normal pada bayi adalah sekitar 40 kali napas per menit. Dan bisa melambat sampai 20 hingga 30 kali per menit saat tidur.
Pola bernapasnya juga berbeda. Sesekali bernapas dengan cepat, kemudian beristirahat kurang dari 10 detik, dan bernapas lagi. Ciri pernapasan ini disebut pernapasan periodik dan merupakan hal wajar. Nantinya pernapasan periodik pada bayi akan berangsur-angsur normal.
Namun, penggunaan gurita yang terlalu ketat bisa mengganggu sistem pernapasan bayi yang belum “sempurna” ini, dan akibatnya bisa fatal.
Baca Juga: Bunda, Jangan Sampai Ada 5 Benda Ini di Box Atau Tempat Tidur Bayi, ya!
Oleh karena itu, ada baiknya Bunda mempertimbangkan kembali penggunaan gurita pada si kecil, ya. Apabila tetap ingin memakaikannya, sebaiknya Bunda tidak mengikat gurita dengan kencang, cukup longgar saja, dan sering-seringlah mengganti kain gurita yang digunakan agar bayi tidak mengalami masalah kulit.