Ultra processed food merupakan bahan makanan yang telah melalui proses pengolahan skala industri dan mendapatkan banyak bahan tambahan seperti gula, minyak, lemak, garam, antioksidan, stabilizer, dan pengawet.
Ciri-ciri ultra processed food
Memiliki ciri khas yang sangat mudah dikenali, makanan ini banyak dan mudah sekali dijumpai di pasaran, Bun. Ini dia ciri-cirinya:
- Memiliki rasa yang sangat enak
- Penampilan atau kemasan yang menarik
- Pemasarannya yang bersifat massive
- Menyuguhkan klaim-klaim kesehatan
- Mendapat profit tinggi
- Diproduksi oleh perusahaan besar
Baca Juga: Tips Menyimpan Bahan-bahan Makanan Supaya Awet
Pengaruh ultra processed food pada kesehatan
Pada dasarnya, ultra processed food bertujuan untuk membuat produk siap konsumsi yang dapat menggantikan bahan makanan alami atau yang telah mengalami proses pengolahan minimal.
Namun tentu saja, dalam pengolahannya bahan makanan akan kehilangan banyak nutrisi alami yang dikandungnya. Belum lagi tambahan-tambahan zat kimia yang apabila dikonsumsi terus-menerus dapat menimbulkan masalah kesehatan, Bun.
Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan di Perancis dengan jumlah responden hingga 45.000, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi ultra processed food dan tingkat kematian. Data dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam setiap peningkatan 10% konsumsi ultra processed food, maka risiko kematian ikut meningkat hingga 14%!
Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, apalagi anak-anak dan remaja termasuk golongan usia yang paling banyak mengonsumsi ultra processed food, Bun. Selain itu, anak muda yang tinggal sendiri, memiliki tingkat pendapatan rendah, tingkat pendidikan rendah, tingkat aktivitas fisik rendah, serta memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih tinggi, juga merupakan golongan yang banyak mengonsumsi ultra processed food.
Baca Juga: Apa Benar Mengonsumsi Gula atau Makanan Manis Memicu Sugar Rush pada Anak?
Ultra processed food dan kaitannya dengan obesitas
Bunda mungkin sudah sering mendengar kalau makanan olahan, terutama ultra processed food sangat dihindari oleh para pelaku diet. Hal ini memang tepat sekali, Bun. Karena pada ultra processed food, termasuk juga kategori fast food atau junk food, terbukti memiliki jumlah kalori atau lemak yang sangat tinggi akibat penambahan dan cara pengolahannya.
Bahkan di Amerika Serikat, temuan yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) Pediatrics tahun 2021 menyebutkan bahwa ultra processed food telah mengambil alih proporsi makanan anak yang cukup tinggi, yaitu sebesar 40 persen dalam gram dan 60 persen kalori. Dimana semakin tinggi proporsi ultra processed food yang mereka makan, semakin besar pula risiko obesitas.
Lebih lanjut hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan oleh kondisi ketika anak-anak yang mengonsumsi ultra processed food tidak merasa kenyang, dan mengakibatkan konsumsi berlebih jika dibandingkan dengan makanan yang lebih sehat.
Pola makan yang terbentuk pada masa kanak-kanak inilah yang dikhawatirkan akan berakibat buruk hingga dewasa, berpotensi obesitas, dan berbagai hasil kesehatan fisik dan mental yang buruk termasuk kanker.
Tak semua makanan olahan merupakan ultra processed food
Walau begitu, tidak semua makanan yang dikemas merupakan ultra processed food ya, Bun. Karena ada juga makanan-makanan olahan atau kemasan yang berkontribusi dan menambahkan atau meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral pada produknya. Walaupun tentu saja, pengaturan pola makan yang sehat tetap ditekankan pada konsumsi makanan yang diproses secara minimal.
Baca Juga: 7 Kelompok Makanan yang Aman Saat Bayi Diare
Bunda dan keluarga boleh-boleh saja kalau sesekali mengonsumsi ultra processed food, tapi ingatlah untuk mengurangi atau membatasi diri ya, Bun. Variasikan pula jenis makanan yang Bunda olah sendiri di rumah.
Mendapatkan beragam nutrisi yang dibutuhkan tubuh dari berbagai jenis makanan, adalah hal terpenting yang harus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bagi seluruh keluarga.