What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Mitos dan Fakta Mimisan, Pertolongan Pertama yang Tepat untuk Anak

author
Ruth Sinambela
Jumat, 25 Maret 2022 | 15:01 WIB
Mimisan Pada Anak Harus Ditangani dengan Tepat | Shutterstock

Mimisan merupakan kondisi di mana darah mengalir keluar melalui lubang hidung. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak, walaupun tak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Mimisan biasanya dialami oleh anak-anak yang sedang demam tinggi, terjatuh, kelelahan, sinusitis, iritasi, alergi hidung, hingga perubahan iklim, Bun. Sedangkan penyebab mimisan adalah pecah atau terlukanya pembuluh darah yang berada di hidung.

Walaupun mimisan pada dasarnya tidak berbahaya, namun Bunda tetap harus mewaspadai mimisan yang sering atau berulang pada si kecil, ya. Apabila Bunda mengalaminya, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke dokter ahli.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Untuk Si Kecil Dalam Keadaan Darurat

2 macam mimisan

Tahukah Bunda, ternyata ada 2 macam mimisan, lho. Yang pertama adalah mimisan di bagian depan, yaitu mimisan yang biasa terjadi, di mana darah mengalir dari dinding antara dua sekat di dalam hidung.

Sedangkan yang kedua adalah mimisan di bagian belakang, yang tak biasa terjadi, yaitu di mana pendarahan berasal dari rongga hidung. Mimisan di bagian belakang lebih serius dibanding dengan mimisan di bagian depan, Bun. Umumnya pendarahan lebih deras dan lama. Dan apabila sudah diobati namun pendarahan masih terjadi, maka diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya.

Baca Juga: Bayi Jatuh Dari Tempat Tidur? Ini Pertolongan Pertama yang Harus Kamu Lakukan

Saat Mimisan Sebaiknya Kepala Tidak Mendongak, Sebaliknya Tubuh Tegak dan Kepala Sedikit Condong ke Depan | Shutterstock

Mitos dan fakta mengenai mimisan

Berikut ini mitos dan fakta mengenai mimisan yang perlu Bunda tahu!

  • Mimisan tak hanya dapat dialami anak-anak, Bun, namun juga orang dewasa.
  • Mimisan merupakan hal yang wajar dan tak berbahaya, kecuali ketika mimisan sering berulang.
  • Menghentikan mimisan dengan menyumpal hidung yang mimisan dengan daun sirih memang merupakan salah satu ‘home remedy’ yang secara medis diperbolehkan, karena daun sirih mengandung tanin yang dapat membantu pembekuan darah dengan cara mengecilkan pembuluh darah.
  • Mendongakkan kepala supaya darah tidak turun ke bawah saat mimisan merupakan mitos, Bun. Yang benar adalah posisikan tubuh tegak dengan kepala agak condong ke depan, bukannya ke belakang. Mencondongkan kepala ke belakang justru tidak disarankan oleh dokter karena dapat mengiritasi saluran pencernaan, tanpa sengaja masuk ke saluran napas dan menyebabkan pneumonia aspirasi, juga akan lebih sulit untuk menghentikan perdarahan dengan cara yang benar.
  • Menjepit hidung memang dapat mencegah darah mengalir, namun harus dilakukan dengan benar. Jepitlah hidung tepat di bawah jembatan bertulang dan jangan hanya mencubit agar lubang hidung tertutup. Jari-jari harus berada di tulang serta jaringan lunak, dan bernafaslah lewat mulut.
  • Mimisan merupakan penyakit genetik adalah mitos ya, Bun!
  • Mimisan atau darah yang tertelan sebenarnya tidak berbahaya, hanya saja memang dapat menyebabkan mual, dan pada beberapa kasus dapat mengakibatkan iritasi lambung. Oleh karena itu, apabila setelah menelan mimisan, Bunda atau si kecil merasa tidak nyaman di area lambung, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter.
  • Icepack yang ditempelkan ke hidung atau belakang leher, di mana ada pembuluh darah yang menuju hidung, memang benar dapat mengurangi pendarahan.

Baca Juga: Menangani Mimisan Pada Anak

Yang terpenting saat menangani anggota keluarga yang mengalami mimisan, adalah bersikap tenang ya, Bun. Dengan tidak panik dan mendapatkan pertolongan pertama yang tepat, maka mimisan tak akan menjadi masalah yang serius, Bun.

Namun perlu diingat agar segeralah menemui dokter apabila mimisan sering terjadi berulang, dan darah mengalir terus-menerus dalam waktu yang lama, Bunda.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela