Intrauterine fetal death (IUFD) atau biasa disebut stillbirth, merupakan kondisi medis dimana janin atau calon bayi meninggal di dalam kandungan, Bun.
IUFD berbeda dengan keguguran. Yang membedakan adalah usia kandungan yang menjadi kriterianya. Pada IUFD, janin di dalam kandungan meninggal pada usia kehamilan 20 – 37 minggu. Sedangkan pada keguguran, janin meninggal atau tidak berkembang di usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
IUFD tidak dapat dicegah atau disembuhkan. Namun, Bunda dan Ayah dapat mengurangi risikonya dengan melakukan langkah-langkah pencegahan sejak sebelum dan saat menjalani masa kehamilan.
Baca Juga: Kata Dokter: Mitos Fakta Seputar Kehamilan dan Keguguran
Apa saja sih, risiko-risiko yang dapat menyebabkan bayi mengalami IUFD, dan bagaimana Bunda dapat mengurangi risikonya? Yuk, simak pembahasan selengkapnya.
Penyebab IUFD
Pada banyak kasus, atau pada sebagian besar kasus IUFD, kondisi janin meninggal di dalam kandungan tidak dapat diketahui penyebab pastinya, Bun. Namun beberapa kondisi pada Bumil berikut ini, dipercaya bisa menyebabkan IUFD atau janin meninggal di dalam kandungan.
- Plasenta yang tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga menyebabkan janin tidak mendapat asupan oksigen maupun nutrisi yang diperlukan untuk berkembang.
- Kelainan genetik atau kromosom yang menyebabkan pembentukan organ vital pada janin tidak sempurna.
- Plasenta sudah mulai terpisah (meluruh) dari rahim sebelum bersalin, atau biasa disebut abrupsi plasenta (placental abruption) sehingga mengakibatkan perdarahan.
- Penyakit bawaan Bumil, seperti diabetes, hipertensi, malnutrisi, gangguan imunitas, dan infeksi bakteri atau virus.
- Bumil yang berusia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun.
Baca Juga: Kata Dokter: Seputar Infeksi Corona Pada Bumil dan Risiko Keguguran
Ciri-ciri janin meninggal di dalam kandungan
Apabila Bumil merasakan sesuatu yang tidak normal terjadi di masa kehamilan, sebaiknya segeralah berkonsultasi dan memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan ya, Bun!
- Janin berhenti bergerak dan menendang
- Bumil mengalami flek
- Detak jantung janin tidak terdeteksi dengan stetoskop maupun USG
Pencegahan IUFD
Seperti sudah dijelaskan di awal, pada dasarnya IUFD tidak dapat dicegah atau disembuhkan, Bun. Namun, kondisi medis ini bisa dihindari dengan mengurangi faktor-faktor risiko yang ada. Apa yang bisa Bunda lakukan?
- Rutin memeriksakan kehamilan.
- Mengonsumsi suplemen kehamilan yang dianjurkan dokter.
- Mengonsumsi nutrisi lengkap dan seimbang.
- Menjauhi pola hidup tak sehat, seperti rokok, minuman beralkohol, dan obat-obatan terlarang.
- Menghindari tidur dengan posisi terlentang saat kehamilan memasuki usia 28 minggu atau lebih.
Baca Juga: 6 Jenis Keguguran yang Wajib Diwaspadai Bumil
Setelah mengenal IUFD atau stillbirth, tentu Bumil semakin memahami pentingnya merencanakan kehamilan, ya. Bukan hanya demi kesiapan dan kesehatan Bunda sendiri, namun juga demi kesehatan dan pertumbuhan calon buah hati.
Bagi kebanyakan orang, masa kehamilan merupakan anugerah yang patut disyukuri, namun dengan mempersiapkan kesehatan fisik juga mental, niscaya masa kehamilan akan menjadi waktu yang lebih menggembirakan bagi seluruh keluarga.