To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

Wabah Salmonella di Eropa Membuat Coklat Kinder Joy Ditarik dari Pasaran, Mengapa?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 12 April 2022 | 15:38 WIB
Merek Coklat Kinder Di Eropa Diduga Menyebarkan Bakteri Salmonella dan Telah Ditarik Peredarannya | Ferrero

Badan Kesehatan Uni Eropa (European Union's Health Agency) baru-baru ini menyampaikan bahwa saat ini tengah menyelidiki kasus Salmonella, berkaitan dengan peredaran telur coklat Kinder yang merupakan salah satu merek coklat paling digemari oleh anak-anak di seluruh dunia, Bun.

Pasalnya, beberapa negara di Eropa yang kini sedang berhadapan dengan wabah Salmonella mencurigai bahwasanya wabah tersebut tersebar melalui produk Kinder yang diduga mengandung bakteri Salmonella.

Baca Juga: Mengenal Kondisi Nyeri Perut yang Berasal dari Lambung dan Punya Banyak Penyebab

Singapura menarik peredaran produk Kinder 

Mengikuti negara tetangga Singapura, yang kini telah menarik seluruh produk Kinder di pasaran, Indonesia pun segera mengambil langkah yang sama.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diberitakan telah menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu, sampai dipastikan aman di Indonesia, seperti pada keterangan yang diberikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, Senin (11/4/2022).

"Badan POM akan menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu, sampai dipastikan produk tersebut tidak mengandung cemaran bakteri Salmonella. Badan POM mengawal dan memastikan penghentian peredaran tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku,"

"Keseluruhan produk coklat merek Kinder yang ditarik tersebut di atas tidak terdaftar di Badan POM. Produk merek Kinder yang terdaftar di Badan POM berasal dari India dengan nama varian produk antara lain Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls. Produk tersebut diproduksi oleh Ferrero India PVT, LTD."

“Anak Cuma Demam di Malam Hari, Kenapa?”

Meski bukan produk buatan Eropa, Kinder Joy tetap dihentikan peredarannya untuk sementara dan diuji melalui random sampling oleh BPOM | Ferrero

Kinder Joy ikut dihentikan peredarannya

Produk Kinder yang dicurigai mengandung bakteri Salmonella merupakan produk yang dibuat di Eropa dengan merek Kinder, Bun.

Meski begitu, BPOM RI telah memastikan bahwa  produk-produk yang ditarik di Eropa tidak terdaftar di Indonesia. Namun, penghentian sementara peredaran seluruh produk Kinder, termasuk Kinder Joy yang beredar luas di Indonesia, dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian.

Kinder Joy yang memiliki izin edar di Indonesia, diproduksi di India

Sebagai informasi bagi Bunda, Kinder Joy yang telah memiliki izin edar dari BPOM dan dijual bebas merupakan produksi India, bukan Eropa.

Namun seperti telah dijelaskan di atas, produk Kinder Joy juga tetap harus melalui serangkaian random sampling dan pengujian di seluruh wilayah Indonesia demi memastikan keamanannya.

Kinder Joy for Girls dan Kinder Joy for Boys, yang biasanya selalu menjadi incaran si kecil di dekat meja kasir di berbagai minimarket maupun supermarket, kini telah dihentikan peredarannya untuk sementara waktu, sambil menunggu hasil uji klinis dari BPOM.

Imbauan BPOM untuk seluruh masyarakat

Tak lupa dalam keterangannya, BPOM mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para orang tua agar mengawasi produk yang dikonsumsi si kecil apakah telah terdaftar di BPOM atau belum.

Hal ini penting sebagai perlindungan terhadap masyarakat. Yang juga merupakan komitmen BPOM dalam melakukan pengawasan sebelum produk beredar (pre-market) dan setelah produk beredar (post-market) untuk mengawal keamanan, mutu, dan gizi pangan.

"BPOM mengimbau masyarakat agar menjadi konsumen cerdas dan tidak mudah terpengaruh dengan isu yang beredar dengan selalu melakukan Cek KLIK (cek kemasan, cek label, cek izin edar, dan cek kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan," Tulis BPOM dalam keterangannya.

Coklat berbentuk telur berisi kejutan di dalamnya, membuat coklat Kinder sangat populer dan diminati | globalfoodnews

Baca Juga: Anak Kram di Malam Hari? Ini Serba Serbi Growing Pain

Tentu sangat disayangkan apabila makanan yang beredar luas dan sering dikonsumsi anak-anak ini menjadi pintu penyebaran penyakit. Apalagi seperti yang telah terjadi di negara-negara Eropa, yang telah menyebabkan sekitar 63 anak mengalami diare, demam, dan kram perut. Jangan sampai hal ini terjadi di Indonesia dan mengancam kesehatan si kecil.

Semoga langkah-langkah pemerintah melalui BPOM dapat efisien menangkal dan mencegah penyebaran bakteri Salmonella yang tengah terjadi di Eropa ini ya, Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela