Try to be a rainbow in someone else’s cloud.
Maya Angelou

Berkenalan dengan ARFID, Gangguan Makan yang Dimulai Sejak Bayi dan Balita

author
Ruth Sinambela
Kamis, 14 April 2022 | 11:08 WIB
ARFID tidak sama dengan picky eater maupun selective eater | Shutterstock

ARFID atau Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder, merupakan gangguan makan yang dialami si kecil sejak bayi atau balita, dan memiliki kriteria yang hampir mirip dengan anak yang picky eater atau pemilih makanan, Bun.

Meski begitu, harus ditekankan bahwa ARFID dan picky eater adalah dua kondisi yang berbeda, walaupun keduanya memiliki ciri yang hampir sama.

Baca Juga: Benarkah Nyeker Dapat Meningkatkan Nafsu Makan Si Kecil?

ARFID memiliki pengaruh yang lebih kuat

Pada anak yang picky eater misalnya, seorang anak mungkin tak menyukai salah satu jenis makanan dan tak mau mengonsumsinya. Namun, seiring bertambahnya usia, biasanya anak akan mulai mentoleransi makanan tersebut dan bukan tak mungkin mau memakan atau bahkan menyukainya saat dewasa, Bun.

Namun tak demikian pada anak dengan gangguan makan ARFID. Anak yang memiliki gangguan makan ARFID, akan menunjukkan preferensi yang kuat pada jenis atau kelompok tertentu, bahkan sejak usianya masih 1 tahun, Bunda.

Misalnya anak tak mau memakan makanan yang memiliki tekstur lembek dan hanya mau makan makanan yang teksturnya crunchy atau agak keras. Dan lain sebagainya. Karena itulah kemudian pilihan jenis makanan yang dapat diterima oleh penderita ARFID pada balita menjadi sangat sedikit, karena mereka sangat sensitif terhadap tekstur, rasa, warna, aroma, bahkan bentuk makanan.

Ditambah lagi, gangguan makan ini biasanya akan berlanjut sehingga akan sangat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang si kecil, Bun.

Anak yang memiliki gangguan makan ARFID, akan menunjukkan preferensi yang kuat pada jenis atau kelompok tertentu | Shutterstock

Gangguan makan akan mempengaruhi kesehatan anak

Bukan hanya kekurangan gizi, namun juga gangguan psikologis, juga gangguan perkembangan saraf, merupakan kondisi medis yang sering dialami oleh anak dengan gangguan makan ARFID, Bun.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh US National Library of Medicine, National Institute of Health. Sekitar 25% bayi di masa pertumbuhan biasanya mengalami masalah gangguan makan.  Dan ketika itu terjadi, sekitar 35%-nya mengalami gangguan perkembangan saraf. Sehingga ketidakmampuan tubuh anak menoleransi makanan tertentu, yang berhubungan dengan sistem saraf anak, menjadi salah satu masalah yang paling umum terjadi.

Baca Juga: 7 Tips Agar Bayi Tidak Tumbuh Menjadi Picky Eater

Kriteria ARFID pada anak

Meski tak jarang ARFID sangat sulit dibedakan dengan picky eater, kriteria ARFID menurut  DSM-5 dari American Psychiatric Association ini dapat dijadikan acuan, Bunda:

  • Gangguan makan yang menyebabkan kebutuhan energi dan nutrisi tubuh tidak terpenuhi.
  • Gangguan makan yang tidak disebabkan oleh kurangnya makanan atau kebiasaan budaya.
  • Gangguan makan yang tidak disebabkan oleh kondisi medis atau gangguan kesehatan mental.
  • Tidak tampak adanya gangguan pada citra diri atau citra tubuh anak.
  • Gangguan makan yang tidak berlangsung bersamaan dengan anoreksia atau bulimia.

Ciri-ciri ARFID pada bayi dan balita

  • Terlihat stres atau malu bila harus makan di tempat umum, baik di sekolah maupun di restoran.
  • Sangat jarang makan dan dengan porsi yang sangat sedikit dari seharusnya.
  • Memiliki berat badan kurang.
  • Sering terlihat lemah dan lesu.
  • Sulit buang air besar atau terlihat sakit saat melakukannya.
  • Sering muntah.
  • Kemampuan sosialnya tertinggal jika dibandingkan dengan anak seusianya.
  • Cenderung memilih makanan berwarna putih atau krem, yang teksturnya lembut dan mudah dikunyah, misalnya roti, nasi, pasta polos, kue, biskuit, sereal, maupun daging olahan seperti nugget.

Salah satu ciri khas ARFID adalah anak akan terlihat stres ketika tiba waktunya makan | Shutterstock

ARFID dapat disembuhkan?

Apabila Bunda melihat beberapa ciri yang meyakinkan bahwa si kecil memiliki gangguan makan ARFID, apalagi sampai telah mempengaruhi tumbuh kembangnya secara signifikan, maka pada saat itulah Bunda wajib membawa si kecil untuk menemui dokter dan melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan ya, Bun.

Nantinya dokter mungkin akan merujuk Bunda dan si kecil ke ahli gizi, psikolog anak, juga terapis, untuk memeriksa secara menyeluruh kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab ARFID pada si kecil.

Baca Juga: Selective Eater Lebih Berbahaya dari Picky Eater, Bagaimana Mengatasinya?

Pada akhirnya, dengan mengonsumsi vitamin, obat-obatan, melakukan terapi, dan menerapkan pola makan yang dianjurkan dokter, maka ARFID pada anak dipercaya akan berangsur membaik.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela