To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

Pentingnya Memberi Pujian yang Tepat pada Anak

author
Ruth Sinambela
Kamis, 28 April 2022 | 14:55 WIB
Bunda dan putri kecil Bunda akan saling merasa nyaman, dengan hubungan yang tulus, hangat, dan cukup pujian | Shutterstock

Memberi pujian pada si kecil memang baik juga bermanfaat dalam membentuk karakter yang berani, percaya diri, juga meningkatkan harga diri atau self esteem pada anak. Meski begitu, ternyata memberi pujian pun sebaiknya tidak dilakukan sembarangan atau terlalu berlebihan.

Kecenderungan memberi pujian dalam segala hal yang dilakukan si kecil, bahkan pada hal-hal yang sudah sewajarnya dilakukan di usianya, justru dapat memberi dampak yang tidak baik. Misalnya si kecil jadi kekurangan minat untuk berusaha karena merasa sudah pintar dalam segala hal. Ia juga jadi kurang termotivasi untuk mencoba hal-hal baru.

Selain itu, dampak yang lebih buruk dari terlalu berlebihan dan tidak tepat memberi pujian pada anak adalah, si kecil jadi merasa bahwa pujian adalah sebuah keharusan, sehingga takut mengecewakan Bunda apabila melakukan kesalahan atau gagal dalam suatu hal. 

Baca Juga: Bagaimana Cara Tepat Memuji Anak? Simak Tipsnya Dari Pakar

Tentu ini tidak baik ya, Bun. Karena dapat mendorong anak menjadi pribadi yang hanya mengejar nilai atau hasil, bukannya proses. Terlebih lagi kalau ia jadi berpikir untuk melakukan cara apa pun, termasuk berbuat curang, demi hasil yang diharapkan kedua orang tuanya.

Memuji anak dengan tulus saat berprestasi adalah sebuah keharusan | Shutterstock

Kegagalan akan merangsang otak anak untuk lebih berkembang

Sebuah penelitian yang dilakukan di Michigan State University, Amerika Serikat, dan diterbitkan dalam Journal Developmental Cognitive Neuroscience, yang dilakukan pada  123 siswa berusia sekitar 7 tahun, dengan merekam aktivitas otak seluruh anak saat memainkan sebuah game sederhana, yang telah disiapkan untuk mengetahui apakah anak-anak akan memiliki cara berpikir yang berkembang atau justru tidak, setelah melakukan kesalahan.

Ditemukan bahwa ketika anak-anak melakukan kesalahan, aktivitas otak melonjak dalam setengah detik setelah melakukan kesalahan tersebut. Dengan menyadari kesalahannya, mereka lebih memperhatikan hal apa yang salah.

Dan pada beberapa anak dengan respons otak yang lebih besar, terlihat bahwa fokus pada kesalahan pun akan lebih besar, Bunda.

Baca Juga: Yuk, Memahami Anak dan Membahagiakannya Dengan Cara Ini, Bunda!

Dari aktivitas otak ini, para peneliti membuat 2 kesimpulan, yaitu:

  • Anak dengan cara berpikir berkembang memiliki respons otak yang lebih besar setelah mereka membuat kesalahan pada permainan itu. Hal tersebut membuat mereka meningkatkan kinerja dengan lebih memperhatikan tugas dan kesalahan.
  • Anak dengan cara berpikir tetap tidak mau mengakui kesalahan yang dilakukan. Inilah mengapa orang tua disarankan untuk lebih memperhatikan kesalahan dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk belajar, alih-alih berlebihan memuji si kecil.

Words of Affirmation, Bahasa Cinta dengan Memberikan Pujian pada Si Kecil | Shutterstock

Bagaimana memberi pujian yang tepat manfaat?

Setelah mengetahui bahwa terlalu banyak memberi pujian akan memberi dampak yang kurang baik, maka kini saatnya Bunda untuk mempelajari bagaimana dan kapan sebaiknya memberi pujian yang membangun secara positif pada pola pikirnya, Bun.

  • Jangan memberikan pujian yang menunjukkan bahwa kecerdasan si kecil sudah cukup. Seperti mengatakan "Kamu sangat pintar", tapi Bunda bisa mengatakannya dengan, "Jika belajar keras, kamu pasti akan berhasil!"
  • Banyak orang tua maupun guru yang menghindar untuk mengatasi kesalahan anak, dengan mengatakan, “Tidak apa-apa, lain kali kamu pasti benar”. Perkataan seperti ini sebaiknya dihindari dan diganti dengan “Kali ini salah, ya. Yuk, kita cari dan perbaiki salahnya sama-sama, supaya lain kali tidak salah lagi.”
  • Pujilah karakter si kecil dengan rinci, daripada hanya memuji keterampilan atau kemampuannya, Bun. Misalnya dengan mengucapkan, “Kamu sangat baik menolong teman yang jatuh dari sepeda di taman tadi”, daripada hanya mengucapkan “Kamu anak baik.”
  • Berfokuslah pada proses yang dilalui si kecil daripada hasilnya, Bun. Jadi, Bunda sebaiknya lebih sering mengatakan “Kamu hebat sekali karena sudah berlatih keras dan disiplin.” Bukannya hanya memujinya saat berhasil.
  • Bantu si kecil untuk mampu menghargai dan mengapresiasi dirinya sendiri, dengan berkata, “Kamu pasti bangga dengan dirimu sendiri, Sayang” atau “Berbanggalah dengan pencapaian dan hasil dari kerja keras mu ini!”

Baca Juga: Yuk, Kenalan Dengan 5 Macam Kepribadian Anak, Bun!

Tak selalu lewat pujian lho, Bun. Si kecil juga dapat merasakan ketulusan dan support Bunda, dari kehadiran, bahasa tubuh, dan perhatian Bunda yang lainnya. Misalnya dengan menemani dan mendukungnya dalam berlatih atau belajar, dengan mencontohkan sikap-sikap yang baik di dalam kesehariannya, si kecil tentu akan merasa lebih bahagia dan penuh lagi hatinya. 

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela