Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Membangun Komunikasi Interpersonal dalam Pernikahan

author
Ruth Sinambela
Jumat, 29 April 2022 | 14:55 WIB
Pernikahan yang Baik Dimulai dari Komunikasi yang Baik | Shutterstock

Komunikasi sejatinya merupakan aspek terpenting yang akan membuat pernikahan menjadi lebih bahagia dan harmonis, Bun. Komunikasi dapat dikatakan sebagai salah satu pilar utama dalam membangun dan menjaga hubungan, bukan hanya suami dan istri, namun juga ibu dan anak, menantu dan mertua, dan lain sebagainya.

Khususnya di dalam hubungan suami istri, dimana Bunda dan Ayah berencana untuk menghabiskan waktu bersama hingga tua, tentu komunikasi mengambil peranan yang sangat penting. Bagaimana kita dapat menghabiskan waktu seumur hidup bersama orang yang paling mengerti, orang yang paling dekat, juga paling kita cintai, akan menjadi lebih menyenangkan dan membahagiakan apabila memiliki komunikasi yang baik.

Baca Juga: Ketahui Apa Bahasa Cinta Bunda dan Ayah, Supaya Pernikahan Makin Bahagia

Komunikasi suami istri di era media sosial

Tak dapat dipungkiri, kemajuan zaman termasuk beragamnya media sosial yang sering kali menyita banyak waktu Bunda dan Ayah, kemudian membuat hubungan suami istri kurang mendapat perhatian, atau berkurang kualitasnya.

Mungkin karena terlalu asyik dengan smartphone maupun gadget masing-masing. Membuat pasangan suami istri kemudian jadi jarang ngobrol atau sekedar memberi perhatian.

Maka untuk menyiasati komunikasi yang berkurang karena perkembangan sosial, dan lain sebagainya, membangun komunikasi interpersonal bisa jadi salah satu cara untuk mengembalikan lagi komunikasi yang baik di antara pasangan suami istri, Bun!

Menghabiskan Waktu Berkualitas dapat Membangun Komunikasi Interpersonal | Shutterstock

Membangun komunikasi interpersonal yang baik

Komunikasi interpersonal dapat dikatakan sebagai sebuah komunikasi yang dapat dilakukan dengan bertukar pikiran, gagasan, ataupun informasi antar dua individu atau lebih.

Tidak hanya di dalam lingkungan kerja atau bermasyarakat, komunikasi interpersonal sangat diharapkan dapat tumbuh dengan baik di antara suami istri. Dengan memiliki hubungan interpersonal, maka Bunda dan Ayah akan terbiasa untuk saling menghormati, menghargai, berbagi cerita apa pun, terbuka, dan nyaman dalam mengungkapkan pendapat sebagai diri sendiri.

Selain itu, komunikasi interpersonal yang dijaga bersama dengan kasih sayang di dalam pernikahan, sudah pasti akan menghasilkan pernikahan yang hangat dan memiliki ikatan yang kuat, Bunda.

Baca Juga: Fase-fase dalam Pernikahan dan Bagaimana Menyikapinya

Menua Bersama dengan Bahagia | Shutterstock

Tips membangun komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal sebenarnya tak jauh berbeda dengan komunikasi yang kita lakukan sehari-hari, Bun. Hanya saja di dalam komunikasi interpersonal, Bunda dan Ayah diharapkan mau lebih terbuka satu sama lain dengan nyaman, dan tidak terintimidasi setiap kali mengobrol satu sama lain.

Layaknya seorang teman yang adalah pasangan hidup, Bunda dan Ayah dapat mencoba beberapa tips berikut ini, agar mudah menyesuaikan diri ketika pasangan mulai membangun komunikasi interpersonal di rumah, ya!

  • Banyaklah tersenyum, Bun. Komunikasi baru akan bisa diterima dengan baik apabila pasangan menyambut dengan terbuka. Senyuman yang hangat dan tulus adalah salah satu tandanya.
  • Jadilah bukan hanya pendengar yang baik, namun juga pengertian dan perhatian. Mengertilah dengan keluhan atau kesulitan yang mungkin diceritakan oleh pasangan, dan perhatikanlah bahasa tubuhnya ketika bercerita, bagaimana Bunda dan Ayah dapat saling memahami dan menawarkan bantuan, dari situlah akan terbangun hubungan atau komunikasi yang berkualitas.
  • Utamakan kebersamaan atau waktu berkualitas setiap hari, khususnya di malam hari ketika si kecil sudah tidur, dan Bunda juga Ayah dapat melakukan pillow talk.
  • Segera menyelesaikan perselisihan atau pertengkaran. Selesaikanlah dengan dewasa dan bicarakanlah masalah yang terjadi untuk mendapatkan kata sepakat bagaimana cara mencegahnya terulang kembali ya, Bun.
  • Dengarkan pasangan sebanyak Bunda atau Ayah berbicara. Maksudnya adalah membangun komunikasi interpersonal yang seimbang, dimana Bunda dan Ayah sama-sama memiliki waktu untuk bicara juga didengarkan.
  • Berempati dan tidak terus-menerus mengeluh. Bunda dan Ayah pasti memiliki pemikiran sendiri yang mungkin saja berbeda. Namun itu tak akan menjadi masalah, apabila keduanya mau saling berempati dan tidak mudah marah atau mengeluh, Bun.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Seputar Pernikahan yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Walau kedengarannya mudah, sesungguhnya membangun komunikasi interpersonal sangat membutuhkan waktu dan usaha yang tak sedikit, Bun. Namun apabila Bunda dan Ayah menjalaninya dengan tujuan yang sama, dan tentu saja berlandaskan kasih sayang di dalam pernikahan, maka hal ini tak lagi menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.

Apapun dapat berkembang dengan baik apabila dijaga dan dirawat dengan baik. Begitu pula pernikahan, menjaga dan merawat pernikahan, salah satunya adalah dengan menjaga komunikasi yang baik dan hangat bahkan di saat-saat terberat dalam perjalanannya. Semangat Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela