When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Bedanya Merangkak dan Mengesot dalam Tumbuh Kembang Anak

author
Ruth Sinambela
Rabu, 25 Mei 2022 | 11:09 WIB
Merangkak Merupakan Fase Penting yang Sayang Apabila Dilewatkan | SHUTTERSTOCK

Balita yang telah berusia 6 – 9 bulan biasanya sudah mulai belajar merangkak sendiri, atau mendapatkan stimulasi merangkak dari Bunda dan Ayah, nih. Bukan tanpa alasan, Bunda pasti telah mengetahui bahwa fase merangkak sangat penting dan bermanfaat bagi si kecil yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Bukan hanya bermanfaat untuk melatih motorik kasar, lho. Namun juga motorik halus, keseimbangan, koordinasi, dan sel-sel syaraf anak. Karena itulah fase merangkak sangat penting untuk si kecil.

Baca Juga: Fase Merangkak Si Kecil Terlewat, Apa Ruginya?

Namun tahukah Bunda, pada kenyataannya masih banyak Bunda yang salah mengartikan gerak mengesot pada anak sebagai gerak merangkak.Karena itulah sangat penting bagi Bunda untuk memperhatikan apakah gerak merangkak yang dilakukan si kecil telah benar atau belum.

Merangkak bermanfaat salah satunya untuk melatih motorik kasar dan halus pada anak | Shutterstock

Gerak mengesot

Tak sama dengan merangkak. Saat mengesot, kaki dan tangan anak tidak digerakkan dengan sempurna. Hal ini umumnya disebabkan oleh otot yang menopang tulang penyangga pinggulnya yang  tidak bergerak optimal. Padahal, gerak otot yang tidak optimal akan mempengaruhi pertumbuhan sel syaraf anak, Bunda.

Inilah sebabnya, sangat baik untuk memastikan bahwa si kecil merangkak dengan benar, agar bisa mendapatkan semua manfaat yang dapat diberikan fase ini bagi tumbuh kembangnya.

Baca Juga: Aneka Gaya Merangkak Si Kecil dan Manfaatnya Bagi Tumbuh Kembang Bayi

Mengoptimalkan fase merangkak anak

Pada dasarnya si kecil akan mulai menunjukkan gerak merangkak ketika ia telah siap dan usianya sudah cukup, Bun. Namun Bunda dan Ayah tetap bisa menstimulasi fase merangkak anak, dengan berbagai tips berikut ini:

  • Lakukan tummy time rutin setiap hari.
  • Biarkan bayi bermain lebih lama di lantai atau karpet yang aman.
  • Letakkan mainan favoritnya di lantai, dan ajak si kecil untuk meraihnya.
  • Sediakan area khusus bermain di lantai.
  • Kurangi kegiatan di kursi, stroller, ayunan,atau bouncer bayi.
  • Kurangi menggendong dan biarkan si kecil melatih gerak merangkaknya.

Saat mengesot, kaki dan tangan anak tidak digerakkan dengan sempurna | Shutterstock

Begitu bermanfaatnya gerak merangkak dalam tumbuh kembang bayi, sehingga para dokter selalu mengingatkan orang tua untuk tidak sampai melewati fase ini, Bun. Meskipun begitu, apabila si kecil memang tak melewati, atau  melompati fase ini, tentu tidaklah menjadi masalah juga, Bun.

Jangan sampai karena terlalu mengharuskannya, Bunda jadi memaksa si kecil dan malah membuatnya trauma atau cedera. Duh, jangan sampai ya, Bun. Sekali lagi hal ini merupakan suatu hal yang penting namun tidak wajib, tergantung perkembangan masing-masing anak.

Baca Juga: 4 Tipe Merangkak Bayi

Apabila Bunda ingin memberikan stimulasi bagi si kecil pun, selalu perhatikan gerak-gerik dan keinginannya, ya. Apabila ia tak merasa nyaman, maka Bunda tak perlu memaksakan diri, karena justru dapat membahayakan keselamatan dan tumbuh kembang anak.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela