I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Bagaimana Sebaiknya Bersikap dan Membantu Anak Saat Mengalami Kegagalan?

author
Ruth Sinambela
Jumat, 24 Juni 2022 | 11:05 WIB
Membiarkan si kecil merasakan kegagalan dan memberinya waktu sendiri, akan membuatnya belajar mengenal perasaannya | Shutterstock

Bagaimana membesarkan hati anak saat mengalami kegagalan bukanlah hal yang remeh, Bun. Dengan memberikan sikap yang tepat dan dibutuhkan anak maka menghadapi kegagalan akan menjadi sebuah perjalanan atau fase yang dapat membentuk self-esteem dalam diri si kecil.

Bagaimana sebaiknya Bunda dan Ayah bersikap saat menghadapi kekecewaan atau kesedihan anak di kala gagal? Yuk, sama-sama belajar!

Baca Juga: Sudahkah Bunda dan Ayah Memenuhi Hak-hak Si Kecil?

Kegagalan adalah bagian dari hidup

Saat si kecil mengalami kegagalan, akan sangat baik apabila Bunda tidak langsung menghibur dan menjanjikannya macam-macam, apalagi memarahinya, ya. Justru, membiarkan si kecil merasakan kegagalan dan memberinya waktu sendiri, akan menjadi satu hal yang membuatnya belajar dan memahami apa yang penting baginya.

Dengan memberinya waktu untuk merasa sedih, maka Bunda juga sedang memberinya waktu dan kesempatan untuk tumbuh dan memiliki sikap berani.

Kedekatan Bunda dan si kecil akan membuat anak lebih kuat saat mengalami kegagalan | Shutterstock

Berani menghadapi kegagalan

Berani menghadapi kegagalan merupakan salah satu bekal yang sebaiknya dimiliki si kecil hingga dewasa. Berani menghadapi kegagalan akan membantunya menerima kelemahan, dan memperbaikinya. Berani menghadapi kegagalan terlebih lagi akan menjaganya menjadi anak yang jujur, bersyukur, dan mau berusaha untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang.

Berani menghadapi kegagalan juga akan membantu anak untuk mau mencoba lagi, dan tidak mudah menyerah, juga tumbuh menjadi anak yang bermental kuat, Bunda.

Ajak bicara dua arah ketika si kecil sudah siap

Bersabar dan tunggulah hingga si kecil menunjukkan tanda bahwa ia sudah merasa lebih baik dan mau diajak bicara. Pada saat itulah Bunda dapat menjadikan waktu bersama sebagai waktunya untuk memberi nasihat.

Berilah nasihat-nasihat yang menenangkan dan bukannya mengadili apalagi mengkritik ya, Bun. Sebaliknya Bunda bisa membesarkan hatinya dengan mengatakan bahwa ia telah berusaha, dan berterimakasih lah karena si kecil telah mau mencoba.

Baca Juga: Memutuskan Untuk Memiliki Satu Anak Saja? Ini yang Wajib Dilakukan untuk Si Anak Tunggal, Bun

Kemudian barulah Bunda dapat menanyakan pendapatnya mengenai kegagalan tersebut, bahaslah secara dua arah. Sehingga anak juga akan merasa dihormati bukannya dimarahi. Ajaklah ia agar mau terbuka dan membicarakan kelemahan-kelemahannya tanpa paksaan. Dengan natural saat Bunda mengajak anak berdiskusi maka segala hal yang dibutuhkan dan diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang, pasti bisa ditemukan bersama-sama.

Dengan perhatian dan cinta yang cukup, anak akan tumbuh sebagai individu yang kuat dan tangguh | Shutterstock

Tak ada hal yang sempurna

Mungkin sebagai orang tua, Bunda mengharapkan segala hal yang terbaik bisa diraih oleh anak. Namun ingatlah bahwa kesempurnaan di dunia ini hanyalah milik Sang Pencipta, Bun. Anak-anak yang terpaksa menyembunyikan kegagalan-kegagalannya karena takut menghadapinya, selain juga menghadapi orang tuanya, dapat membuat kesehatan mentalnya terganggu.

Ingatlah bahwa menoleransi kegagalan dan depresi merupakan keterampilan hidup yang wajib dimiliki anak khususnya ketika mulai beranjak remaja.

Seperti dilansir dari childmind.org, seorang psikolog klinis di Child Mind Institute, Amanda Mintzer, PsyD, menyampaikan bahwa memiliki kemampuan untuk menoleransi ketidaksempurnaan—bahwa ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai keinginan —sering kali lebih penting untuk dipelajari daripada materi apa pun, Bun.

“Membangun keahlian untuk menoleransi hal itu diperlukan agar anak-anak dapat menjadi lebih mandiri dan berhasil dalam upaya di masa depan, baik itu tujuan pribadi, tujuan akademis, atau hanya belajar bagaimana berurusan secara efektif dengan orang lain.” Lanjutnya.

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Teman Bagi Buah Hati Bunda yang Beranjak Remaja?

Meskipun kesuksesan adalah sebuah hal yang menjadi tujuan banyak orang, namun makna “kesuksesan” yang berbeda bagi setiap orang tentu boleh jadi mengingatkan setiap orang tua untuk lebih memahami dan mengerti keinginan maupun pemikiran anak, juga mendengarkan pendapatnya, ya. 

Termasuk juga saat mereka mengalami kegagalan. Tak ada salahnya apabila dalam perjalanannya si kecil mengalami dan merasakan kegagalan-kegagalan, Bun. Dengan begitu, diharapkan ia akan tumbuh menjadi sosok yang tegar, pemberani, jujur, dan memiliki hati yang besar.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela