Try to be a rainbow in someone else’s cloud.
Maya Angelou

2 Tipe Penyebab Trauma Makan pada Anak, dan Bagaimana Mengatasinya

author
Ruth Sinambela
Senin, 27 Juni 2022 | 15:08 WIB
Memaksa anak makan dengan kekerasan fisik maupun verbal, dapat membuat anak trauma dan semakin sulit menghabiskan makanannya | Shutterstock

Trauma tidak hanya bisa terjadi karena musibah atau kekerasan, Bun, namun pada anak-anak, terlalu memaksakan anak untuk makan dengan cara-cara yang kurang baik juga dapat menyebabkan trauma, lho!

Dapat diakibatkan oleh berbagai cara yang tidak tepat misalnya saat menyuapi dan meminta si kecil menghabiskan makanan dengan kata-kata negatif, memaksa, atau ancaman, apabila dilakukan terus-menerus dan berulang kali tentu akan berdampak buruk pada kondisi psikis anak. Pada akhirnya, bisa jadi tanpa Bunda sadari, si kecil malah jadi semakin sulit diajak makan atau menghabiskan makanannya, yang kemungkinan besar menyiratkan kalau ia tengah mengalami trauma.

Baca Juga: Jenis Makanan yang Dapat Meningkatkan Nafsu Makan Anak

Yang namanya trauma, sudah pasti dapat terjadi karena adanya kekerasan atau perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan berulang-ulang kali, setuju, Bun? Hati-hati, Bunda tentu tidak mau bukan si kecil sampai mengalami trauma makan, yang dapat juga mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatannya?

Memaksa anak makan sejak dini akan sangat buruk untuk pola makan dan tumbuh kembang anak | Shutterstock

Trauma makan akibat cara pemberian makan yang salah

Apa saja sih, yang dapat menyebabkan si kecil trauma makan? Membentak, memarahi, mengancam, dan menghukum. Merupakan penyebab trauma makan yang paling sering dialami anak-anak, Bun. Pernahkan Bunda melakukannya pada si kecil? Yuk, coba diingat-ingat lagi, sekali? Dua kali? Sering? 

Wajar kok Bun, merasa frustasi ketika si kecil sulit sekali diminta menghabiskan makanannya, sudah pasti sebagai orang tua, Bunda ingin yang terbaik untuk si kecil, bukan? Namun coba dipahami lagi, apakah dengan memarahi, membentak, mengancam, atau menghukum agar anak mau makan, benar-benar membuahkan hasil yang baik? Apa iya si kecil tiba-tiba jadi pinter makannya? Kalaupun iya, harus dimarahi dulu kah? Sehat kah kebiasaan seperti itu, Bun?

Baca Juga: Berkenalan dengan ARFID, Gangguan Makan yang Dimulai Sejak Bayi dan Balita

Trauma makan akibat menu makanan yang tidak disukai anak

Meski biasanya tidak menjadi penyebab utama, namun menu makanan atau rasa makanan yang tidak sesuai dengan selera anak, bisa juga menjadi salah satu faktor yang mendukung trauma makan anak, Bun.

Bayangkan saja ketika si kecil dipaksa untuk menghabiskan makanan yang menurutnya mungkin tidak enak, atau tidak disukainya? Ditambah lagi dengan ancaman maupun marahnya Bunda, tidak heran kalau hal ini dilakukan berulang kali, ia jadi merasa trauma, Bun.

Ketahui dahulu penyebab si kecil tak mau makan untuk mendapatkan cara bagaimana mengatasinya, Bun | Shutterstock

Kesabaran Bunda adalah kunci

Daripada energi Bunda habis untuk marah-marah dan lain sebagainya, lebih baik dipakai untuk lebih banyak meluangkan waktu mencoba menu baru yang mungkin disukai anak. Selain itu, Bunda juga bisa lho, mengajaknya untuk seru-seruan di dapur, hal ini tentu akan membuat si kecil lebih bersemangat menatap menu makannya, menatap saja dulu, Bun, sudah mau menatap dengan semangat saja kan berarti si kecil tidak mengalami trauma. Yey!

Setelah itu, barulah Bunda kembali ke disiplin waktu, yaitu disiplin jam makan dan durasi makan, pokoknya kalau sudah 30 menit berlalu makanannya belum habis ya sudah Bun, tidak apa-apa.

Jangan lupa juga untuk memakai cara ketiga, yaitu dengan tidak memberikan makanan lain di sela-sela waktu makan anak ya, Bun, termasuk susu, apabila si kecil sudah berusia di atas 2 tahun.

Khusus untuk Bunda yang buah hatinya masih di bawah 2 tahun, maka perlu meluangkan waktu untuk merunut kembali jam-jam menyusu dan jam-jam makan, agar jarak waktunya tidak terlalu dekat juga tidak terlalu jauh ya, Bunda!

Baca Juga: Benarkah Nyeker Dapat Meningkatkan Nafsu Makan Si Kecil?

Menghadapi anak yang mengalami trauma makan tentu akan membutuhkan banyak waktu, Bun. Meski begitu, apabila Bunda takut kebutuhan gizi si kecil tak terpenuhi, Bunda dapat mencoba tips di atas beberapa hari saja.

Ketika Bunda masih tetap tidak berhasil mengajak si kecil makan dengan menggunakan cara-cara tersebut, dan merasa kalau si kecil mungkin mengalami trauma makan yang berat, atau masalah kesehatan lainnya. Segeralah berkonsultasi ke dokter spesialis maupun dokter gizi anak, untuk mendapatkan penanganan dan pertolongan yang tepat, ya! Semangat terus, Bunda-bunda hebat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi