I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Ini Mitos dan Fakta Seputar Vape yang Bunda dan Ayah Wajib Tahu!

author
Ruth Sinambela
Rabu, 29 Juni 2022 | 15:01 WIB
Vape dapat merusak paru-paru | Shutterstock

 

Siapa bilang menghirup uap yang dihasilkan dari rokok elektrik atau lebih dikenal dengan vape, tidak berbahaya terutama untuk anak-anak, Bun? Yuk, kita koreksi apa saja sih anggapan yang salah mengenai vape yang sudah terlanjur menyebar luas di masyarakat. Kemudian bagikan pula fakta-faktanya berikut ini, ke semua teman, keluarga, atau kerabat yang membutuhkan ya, Bun!

Baca Juga: Jangan Sampai Si Kecil Menjadi Perokok Pasif, Ini Bahayanya!

Vape tidak mengandung nikotin?

Mitos ya, Bun, faktanya vape bukannya tidak mengandung nikotin, hanya saja kandungan nikotin di dalam vape tidak melebihi kandungan nikotin di dalam rokok konvensional. Sehingga anggapan yang menyebut kalau uap vape tidak membahayakan bagi orang lain merupakan anggapan yang salah atau kurang tepat ya, Bunda.

Bayangkan kalau karena anggapan ini kemudian Bunda atau Ayah dengan bebas menggunakan vape di dalam rumah atau di dekat anak-anak, setiap hari! Tentu akan ada penyakit jangka panjang yang sangat mungkin datang dan menyerang si kecil, Bun. Duh, bahaya banget, ya!

 

Vape mengandung bahan-bahan yang berbahaya untuk tubuh | Shutterstock

Mengandung bahan-bahan yang tidak berbahaya

Faktanya, meskipun benar beberapa bahan yang digunakan untuk vape terbilang aman, namun jangan senang dulu, karena ada beberapa bahan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan terutama bagi anak-anak, lho!

Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, yang dilansir dari idntimes, menyebutkan bahwa vape memiliki komposisi sebagai berikut:

  • Propilen glikol, yaitu bahan yang umum ditemukan di dalam kosmetik, makanan, dan formulasi farmasi. Food and Drugs Administration (FDA) mengatakan bahwa zat ini aman jika digunakan dalam kondisi tertentu. Namun ketika ia dilarutkan dan diuapkan, yang seperti Bunda ketahui terjadi saat menggunakan vape, propilen glikol dapat menyebabkan iritasi pada mata dan sistem pernapasan.
  • Nikotin, yaitu kandungan yang juga terdapat pada rokok konvensional, dan terbukti berbahaya untuk kesehatan terutama sistem pernapasan atau paru-paru, Bun.
  • Zat perasa, yang meskipun aman untuk dikonsumsi atau masuk ke sistem pencernaan, zat tersebut ternyata justru akan berbahaya bagi paru-paru ketika dihirup.
  • Zat karsinogenik, yang dikenal sebagai salah satu zat yang dapat menyebabkan kanker.
  • Logam berat. Dilansir dari Science Alert, zat ini juga dapat menyebabkan kanker, kerusakan otak, hingga jantung.
  • Zat-zat tambahan lainnya.

Baca Juga: Kenali Gejala Sesak Napas pada Balita dan Bagaimana Mengatasinya

Dapat membantu orang berhenti merokok

Meski banyak yang mengklaim kalau beralih ke rokok elektrik berpotensi dapat menghentikan kebiasaan merokok, namun sayangnya hal ini masih terkesan ambigu, Bun. Tak lain karena belum adanya penelitian dalam skala besar yang menyebutkan tentang hal ini. 

Selain itu, kalau berhenti merokok dimaksudkan untuk menghindari paparan nikotin di dalam rokok atau asap rokok, maka menggantinya dengan vape jadi terkesan sia-sia, karena faktanya, vape juga mengandung nikotin!

 

Semakin banyak dokter dan para ahli lainnya yang tidak menyarankan penggunaan vape | Shutterstock

Vape non-nikotin aman dikonsumsi?

Memang benar sih, vape non-nikotin tidak mengandung nikotin, namun perlu disadari kalau masih ada bahan-bahan lain yang terbukti berbahaya dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius, lho!

Sebut saja bahan kimia penambah rasa yang apabila dihirup justru dapat berbahaya untuk paru-paru. Belum lagi penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Radiology, seperti dilansir dari health.detik.com, menunjukkan bahwa efek dari penggunaan vape dalam keterkaitannya dengan pembuluh darah, terbukti dapat membuat perubahan fungsi kardiovaskular yaitu pada jantung dan pembuluh darah, bahkan sejak dari isapan pertama. Gawatnya lagi, hasil penelitian ini juga berlaku untuk vape non-nikotin.

Baca Juga: Napas Bayi Bunyi Grok-Grok? Ini Cara Mengatasinya

Nah, sekarang sudah mulai paham ya, Bun, mengapa banyak dokter dan ahli kesehatan lainnya tidak menyarankan vape sebagai pengganti rokok. Yang paling baik tentu benar-benar menghentikan kebiasaan merokok, tanpa vape. Karena bukan hanya penggunanya lho Bun, yang bisa merasakan akibat buruknya, namun juga semua orang di sekitar yang ikut menghirup uap dari vape tersebut!

Bukannya tidak mungkin kok, Bunda dan Ayah, karena sudah banyak juga yang berhasil membuktikannya. Yuk, pelan-pelan mulai dikurangi konsumsi rokok atau vapenya, dan niatkan sampai berhenti, demi kesehatan Bunda, Ayah, juga seluruh orang-orang tersayang. Semangat, ya!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi