Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Makanan Organik atau Non-Organik, Mana yang Bunda Pilih?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 26 Juli 2022 | 11:00 WIB
Organik atau non-organik, tinggal Bunda memilih mana yang lebih baik dan lebih cocok saja untuk Bunda dan keluarga di rumah | Shutterstock

Sebagian Bunda mungkin pernah berpikir untuk memberikan makanan serba organik bagi si kecil. Atau mungkin Bunda justru sudah melakukannya? Tentu hal ini merupakan hal yang baik, apabila Bunda mampu dan memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan dan menyediakannya bagi keluarga tercinta.

Namun bagaimana dengan Bunda lain yang mungkin tak memiliki akses atau kemampuan untuk menyediakan makanan organik bagi buah hatinya? Eits, jangan berkecil hati, ya. Karena sebenarnya, makanan non-organik atau makanan konvensional, juga tidak kalah sehatnya kok, Bun!

Lantas, mengapa anggapan bahwa makanan organik jauh lebih baik dari makanan konvensional masih sering terdengar di masyarakat dan menjadi opini umum hingga saat ini, ya?

Baca Juga: Seberapa Banyak Porsi Makan Sayur dan Buah yang Ideal untuk Kesehatan?

Kecemasan orang tua

Wajar saja ketika setiap orang tua ingin memberikan yang terbaik dengan memenuhi kebutuhan buah hatinya. Hal ini lah yang harus diakui juga menjadi salah satu pendorong para orang tua untuk berusaha keras mencari alternatif nutrisi yang lebih baik dari hari ke hari, sesuai dengan perkembangan zaman, Bun. Dalam hal memilih makanan organik merupakan salah satunya. 

Bunda pilih yang mana? | Shutterstock

Pengertian makanan organik

Makanan organik sendiri merupakan buah, sayuran, daging, susu, dan produk makanan lain yang ditanam menggunakan metode sesuai standar pertanian organik. Dalam hal ini, standar tersebut di antaranya adalah tidak menggunakan pestisida sintetis, gen rekayasa hayati (GMO), tanpa penggunaan antibiotik rutin untuk peternakan, tidak menggunakan pupuk berbasis minyak bumi, dan tidak menggunakan pupuk berbasis kotoran.

Ketika kemajuan zaman serta ilmu pengetahuan mampu membuat masyarakat lebih peduli dengan kesehatan, petani pun memberikan banyak kemajuan salah satunya dengan menanam maupun beternak bahan-bahan makanan secara organik. Hal inilah yang kemudian menarik masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan makanan organik, yaitu karena proses budidaya yang jauh dari bahan-bahan kimia atau lebih alami tersebut, Bun.

Pestisida pada makanan non-organik

Meskipun pestisida pada makanan organik diketahui jauh lebih sedikit daripada makanan non-organik, bukan berarti makanan non-organik berbahaya dan tidak boleh dikonsumsi, Bun!

Perlu dipahami bahwa residu pestisida yang ditemukan pada makanan non-organik aman untuk diolah, karena berada dalam batas keamanan. Belum lagi ketika Bunda mencucinya dengan baik dan benar sebelum diolah, makan residu pestisida dapat lebih berkurang lagi.

Baca Juga: Belanja Buah dan Sayur Dari Rumah Aja, Ini Pilihan Aplikasinya

Bahkan menurut penelitian ilmiah independen yang pernah dilakukan di Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa hampir semua pestisida yang terdeteksi pada makanan non-organik yang diteliti, ternyata masih berada pada level di bawah 1 persen dari Acceptable Daily Intake (ADI) yang ditetapkan regulator pemerintah AS. Angka ini tentu merupakan jumlah yang sangat kecil, sehingga diyakini bahwa mengonsumsi makanan non-organik merupakan hal yang tak perlu dikhawatirkan.

 

Bahan makanan organik dirawat tanpa menggunakan pestisida kimiawi | Shutterstock

Pestisida pada makanan organik

Menariknya, menurut fakta yang ditemukan oleh para peneliti di AS, menyatakan bahwa makanan organik bukannya tidak mengandung pestisida sama sekali lho, Bun! Pestisida pada makanan organik tetap ada, hanya saja bukan pestisida sintetis, melainkan pestisida alami. Namun perlu Bunda ketahui bahwa pestisida alami tersebut sebenarnya juga berpotensi berbahaya bagi kesehatan.

Kalau begitu, dapat disimpulkan bahwa meskipun makanan organik diakui jauh lebih sehat, karena beberapa hal berikut ini:

  • Lebih tinggi fosfor
  • Lebih tinggi antioksidan
  • Hewan ternak bebas antibiotik
  • Lebih aman untuk pekerja juga lingkungan

Baca Juga: Healthy Food: Tips Bikin Pisang Goreng Lebih Sehat dan Enak!

Bukan berarti makanan non-organik menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Karena nilai atau kandungan nutrisinya tetap sama dengan yang dapat Bunda dapatkan dari makanan organik, juga kandungan pestisidanya yang sangat kecil. 

Kini tinggal Bunda memilih mana yang lebih baik dan lebih cocok saja untuk Bunda dan keluarga di rumah, baik dari segi kebutuhan maupun kemampuan, karena tentu saja makanan organik membutuhkan tambahan dana yang tidak sedikit ya, Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi