Baru-baru ini orang tua dibuat overthinking, lantaran pembahasan mengenai tingginya biaya pendidikan anak yang tidak sebanding dengan kenaikan upah yang diterima oleh pegawai pemerintah maupun swasta. Baik yang lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Perguruan Tinggi, kembali marak dibicarakan, Bun!
Meski sudah sering dibahas setiap tahunnya, topik ini tetap mencuri perhatian publik karena banyaknya orang tua yang khawatir dan dituntut untuk memikirkan kembali biaya pendidikan yang harus disiapkan agar buah hatinya dapat menyelesaikan jenjang pendidikan hingga ke tingkat tertinggi.
Baca Juga: Pentingnya Menyiapkan Dana Pendidikan. Ini Tipsnya, Bun!
Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan menabung sedini mungkin, Bun. Bagaimanapun, menabung secara rutin setiap bulan adalah lebih baik daripada tidak menabung sama sekali. Meskipun nantinya biaya pendidikan mungkin masih akan kurang, seperti yang diprediksi para pakar ekonomi karena inflasi dan tarif pendidikan yang semakin naik setiap tahunnya, paling tidak Bunda tetap dapat lebih ringan mengumpulkannya lagi atau mencari cara untuk menutupi kekurangannya.
Ada dua cara menabung yang sekarang ini banyak diminati dan dipilih oleh masyarakat, yaitu tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan, Bun. Tentunya Bunda wajib tahu nih, apa perbedaannya. Karena meski terdengar mirip, sebenarnya tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan sangat berbeda. Berikut ini perbedaannya!
Tabungan pendidikan
- Menawarkan manfaat berupa sarana penyimpanan uang yang lebih aman dari risiko kerusakan fisik.
- Bunga yang diterima biasanya lebih kecil dari tabungan biasa.
- Tidak ada pengalihan kepemilikan dana dari nasabah kepada bank.
- Ada biaya administrasi.
- Asuransi yang ditanggung bank jumlahnya kecil.
- Cocok untuk dana pendidikan jangka pendek.
- Syarat pembuatan lebih mudah.
Baca Juga: 5 Sekolah Termahal di Indonesia, Harganya “Wow” Banget, Bun!
Asuransi pendidikan
- Dana digunakan sebagai investasi, sehingga hasil penghimpunan dana akan lebih besar daripada tabungan pendidikan.
- Bunga yang didapat bisa berkisar antara 15-23 persen pertahunnya.
- Kepemilikan dana beralih ke pihak asuransi sehingga bisa diinvestasikan.
- Memberikan perlindungan asuransi. Sehingga apabila nasabah meninggal dunia, maka ahli waris akan menerima dana tanggungan ditambah hasil investasi.
- Investasi bersifat jangka panjang.
- Risiko lebih tinggi daripada tabungan pendidikan, karena bukan tak mungkin nasabah harus memperpanjang masa pembayaran premi, apabila perusahaan tidak mendapat keuntungan dari investasi.
Selain itu, asuransi pendidikan merupakan produk perusahaan asuransi, walaupun banyak Bank yang berperan sebagai “penjualnya” ya, Bun. Berbeda dengan tabungan pendidikan yang memang merupakan produk bank asli, dan dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Baca Juga: 6 Poin Penting Agar Si Kecil Sukses Belajar di Sekolah
Nah, jadi lebih tertarik untuk memilih produk yang mana nih, untuk menyediakan dana pendidikan si kecil sejak dini? Apa pun yang Bunda dan Ayah pilih, tentu akan sangat bermanfaat kelak daripada tidak menabung atau menyisihkan sedikit demi sedikit ya, Bunda! Yuk, semangat nabungnya.