Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Campak dan Campak Jerman, Apa Bedanya?

author
Ruth Sinambela
Senin, 8 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Imunisasi MR diperlukan untuk mencegah dampak buruk infeksi campak dan campak jerman. | Shutterstock

Meski campak dan campak jerman memiliki nama yang mirip dan sama-sama sangat menular, ternyata keduanya memiliki perbedaan. 

Penyakit campak atau measles disebabkan oleh virus rubeola, sedangkan rubela merupakan virus yang menyebabkan penyakit campak jerman. Penularan kedua penyakit ini dapat terjadi melalui percikan air liur atau lendir tubuh saat penderita bersin atau batuk, bisa juga melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus, seperti selimut, seprai, handuk, dan sebagainya.

Baca Juga: Vaksin Sebabkan Autisme? Ini 6 Mitos Keliru Tentang Imunisasi

Perbedaan gejala campak dan campak jerman pada anak

Ketika menginfeksi anak-anak, gejala campak akan terasa lebih berat daripada gejala yang ditimbulkan oleh campak jerman, Bun.

Gejala campak diantaranya sakit tenggorokan, batuk, pilek, pembengkakan kelenjar getah bening (misalnya, muncul benjolan di belakang telinga), demam, serta keluhan pencernaan. Setelah gejala-gejala tersebut muncul selama 2-4 hari, mulai terlihat ruam merah di wajah dan seluruh badan. Keseluruhan gejala ini biasanya berlangsung 7-10 hari.

Demam merupakan salah satu gejala umum yang ditimbulkan virus campak dan campak jerman. | Shutterstock

Sedangkan campak jerman pada anak memiliki gejala yang mirip namun lebih ringan, seperti sakit kepala, demam ringan, batuk, pilek, nyeri sendi di tangan dan kaki, serta ruam yang muncul setelah beberapa hari mengalami gejala. Durasi gejala pada campak jerman juga lebih singkat. 

Berbeda bagi ibu hamil, infeksi virus rubela bisa mengakibatkan penularan dari ibu ke janin dan menyebabkan keguguran atau cacat lahir pada bayi, seperti penyakit jantung bawaan, kebutaan, tuli hingga autisme.

Mengingat dampaknya pada kesehatan ibu dan anak, jangan sampai si kecil maupun Bunda yang tengah hamil terinfeksi virus ini, ya! Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerima vaksin atau imunisasi MR!

Baca juga: Ini Dia Manfaat Penting Vaksin Rotavirus bagi Si Kecil, Bun!

Dulu imunisasi MMR, sekarang MR

Imunisasi MR (measles dan rubela) merupakan imunisasi yang wajib didapatkan oleh semua anak di Indonesia, demi memiliki kekebalan terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus measles dan rubela, Bunda.

Mungkin banyak juga Bunda yang mengetahui, kalau dulu vaksin measles dan rubela sebenarnya masuk ke dalam imunisasi MMR. Namun kini, imunisasi MMR sudah tidak lagi diberikan untuk anak-anak Indonesia, dan digantikan dengan vaksin MR. 

Segera bawa si kecil ke Pusat Kesehatan Mayarakat untuk mendapatkan vaksin yang dibutuhkan sesuai usianya di Bulan Imunisasi Anak Nasional, Bunda! | Shutterstock

MMR merupakan imunisasi yang berisi 3 jenis vaksin, yaitu measles, mumps, dan rubela. Namun karena kasus mumps atau penyakit gondongan kini sudah jarang sekali atau bahkan tidak pernah lagi ditemukan di Indonesia, maka pemberian vaksin mumps telah ditiadakan dari program pemerintah.

Setelah vaksin MMR ditiadakan, imunisasi MR menjadi imunisasi rutin yang diberikan untuk anak Indonesia sebagai imunisasi dasar, juga setiap kali Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) diselenggarakan. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena masih banyaknya kasus anak yang terinfeksi campak maupun campak jerman di Indonesia.

Baca Juga: Kata Dokter: Anak Autis Karena Vaksin, Mitos atau Fakta?

Berhubung Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 Tahap II baru saja dimulai pada Senin (1/8/2022) dan akan berjalan selama satu bulan penuh hingga 31 Agustus, yuk, ajak si kecil ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) maupun Posyandu terdekat dari tempat tinggal Bunda, untuk mendapatkan vaksin ini secara gratis!

Informasikan juga kepada seluruh keluarga dan teman untuk mengajak serta buah hatinya, Bun! Jangan sampai si kecil ketinggalan untuk mendapatkan imunisasi MR yang dibutuhkannya, termasuk beberapa vaksin kejar (OPV, IPV, DPT-Hb-Hib) bagi yang belum mendapatkan imunisasi wajib selama pandemi.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi