For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Dry Drowning atau Tenggelam Kering yang Bisa Membahayakan Nyawa

author
Ruth Sinambela
Selasa, 16 Agustus 2022 | 10:00 WIB
Awasi saat anak beraktivitas agar terhindar dari risiko dry drowning | Shutterstock

Istilah dry drowning atau tenggelam kering, mungkin masih asing di telinga Bunda dan Ayah. Namun, sebenarnya sangat penting bagi orang tua untuk mengenal dry drowning sedini mungkin, agar dapat selalu waspada saat si kecil berenang, mandi, atau bahkan hanya bermain air.

Pasalnya, dry drowning sendiri tak hanya dapat terjadi saat berenang atau setelah tenggelam dan selamat, Bun. Saat si kecil hanya bermain air saja, apabila terdapat sedikit air yang masuk ke saluran pernapasan, ternyata tetap bisa mengakibatkan dry drowning. Penting untuk diketahui oleh semua orang tua, yuk, simak pembahasan selengkapnya di sini.

Pengertian dry drowning

Seperti dilansir dari Hello Sehat, dry drowning merupakan suatu kondisi gangguan pernapasan yang diakibatkan masuknya air ke saluran napas melalui mulut ataupun hidung, meskipun air yang masuk ke saluran napas hanya sedikit, Bun.

Masuknya sedikit air ke saluran pernapasan ini lah, yang akhirnya dapat menyebabkan gejala seperti pada orang tenggelam, karena tertutupnya saluran napas. Yaitu kejang pada saluran pernapasan dan tertutupnya otot saluran napas sehingga terjadi kesulitan bernapas. 

Selain itu, apabila si kecil mengalami tenggelam saat berenang, meskipun hanya sebentar, Bunda dan Ayah juga wajib mengamatinya selama 24 jam setelah selamat dari tenggelam, ya. Hal ini penting dilakukan agar tidak kecolongan apalagi sampai tak menyadari ketika si kecil mengalami dry drowning.

Baca juga: Sebelum Bayi Ikut Les Berenang, Perhatikan Ini

Perbedaan dry drowning dan secondary drowning

Tidak hanya dry drowning, namun masuknya sedikit air ke saluran pernapasan dapat juga menyebabkan secondary drowning, Bun. Meskipun bukanlah istilah medis, namun para dokter banyak menggunakan kedua istilah tersebut, untuk membedakan tingkat keparahan akibat tenggelam atau seberapa jauh air masuk ke dalam saluran pernapasan.

Apabila pada kondisi dry drowning, air yang masuk ke saluran napas belum sampai ke paru-paru. Pada secondary drowning, air yang masuk ke saluran napas telah mencapai paru-paru dan mengakibatkan sesak napas yang lebih berat.

Meskipun, pada dasarnya orang atau anak yang tenggelam tak selalu mengalami dry drowning maupun secondary drowning. Namun perlu diketahui kalau keduanya dapat mengakibatkan gejala yang serius bahkan hingga kematian.

batuk merupakan salah satu ciri dry drowning. | Shutterstock

Ciri-ciri anak mengalami dry drowning

Meskipun tergolong sebagai kejadian yang jarang terjadi, Bunda yang akan mengajak buah hatinya berenang atau bermain air harus tetap waspada, ya. Ajarkan dan ingatkan pula si kecil untuk tidak meminum air di kolam, atau terlalu lama menyelam.

Berikut ini gejala dry drowning pada anak, yang wajib Bunda tahu:

  • Kesulitan bernapas atau bernapas sangat cepat
  • Batuk-batuk
  • Terlihat lebih mengantuk dan kelelahan
  • Kesulitan mengingat apa yang baru saja terjadi
  • Muntah-muntah
  • Nyeri pada bagian dada

Baca juga: Tips Memilih Obat Batuk Anak 

Meskipun dry drowning sendiri merupakan suatu kondisi medis darurat yang sangat jarang terjadi, namun dengan mengenal dan mengetahui seluk-beluk maupun ciri-cirinya. Diharapkan Bunda dan Ayah akan bisa lebih waspada ketika si kecil selesai berenang, bermain air, atau selamat dari tenggelam, yang tentunya wajib Bunda tahu. Yuk, bagikan infomasi ini untuk siapa pun yang membutuhkan, Bun. Sharing is caring!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi