Setelah melahirkan sang buah hati pada Selasa (26/7/2022) dan menggelar akikah di kediamannya pada Jumat (5/8/2022), kini Ria Ricis dan sang suami Teuku Ryan, tengah menikmati momen membahagiakan dengan bersama-sama mengurus buah hati mereka, Cut Raifa Aramoana, atau biasa disapa dengan “Baby Moana”.
Meski begitu, Ria Ricis dalam sebuah kesempatan, seperti dilansir dari kanal Youtube pribadinya, Ricis Official, menyampaikan bahwa dirinya tak luput dari baby blues yang seringkali dialami para ibu baru setelah melahirkan.
Baca Juga: Tips Meningkatkan Berat Badan Bayi Dalam Kandungan
Hal ini, ungkapnya, lantaran ia sempat merasa sedih, marah dan kecewa saat mengetahui komentar netizen yang menyalahkan dirinya, terkait berat badan (BB) sang buah hati yang lebih kecil dari bayi pada umumnya, Bun.
Baby Moana memang terlahir dengan BB 2,5 kilogram saja, meski begitu Ria Ricis menegaskan kalau hal tersebut bukan lantaran dirinya menjalani diet, seperti yang dituduhkan netizen. Kenyataannya Ria Ricis justru menjaga makan atau mengonsumsi makanan-makanan sehat dan tinggi nutrisi, dan mengurangi makanan yang kurang baik untuk sang buah hati dan dirinya sendiri.
Berat badan lahir rendah (BBLR)
Ria Ricis kini telah merasa lebih baik dan enjoy dalam merawat Baby Moana karena mendapat banyak dukungan dari orang-orang terdekat, juga lingkungan yang suportif di sekitarnya. Baby blues yang dialaminya pun telah teratasi dengan baik.
Meski begitu dalam kesempatan yang sama ia juga ingin menyampaikan bahwa BB yang dianggap “kurang” pada buah hatinya oleh netizen, sebenarnya masih termasuk kategori normal. Karena Berat Badan Lahir rendah (BBLR) pada bayi baru dapat dikatakan demikian apabila bayi terlahir dengan BB kurang dari 2,5 kilogram, seperti dilansir dari Alodokter, Bun.
Baca Juga: Berapa Penambahan Berat Badan yang Normal Pada Bayi?
Selain itu, hal ini merupakan kondisi yang dapat terjadi pada siapa pun, dan tidak serta-merta menjadi kesalahan ibu yang mengandung. Berikut ini beberapa alasan yang dapat menyebabkan BBLR:
- Masalah kesehatan pada ibu hamil, seperti preeklampsia, tekanan darah tinggi, atau kekurangan gizi
- Mengalami infeksi saat kehamilan
- Kelainan genetik, atau cacat bawaan lahir
- Ibu dengan BB kurang selama kehamilan, atau IMT (indeks masa tubuh) < 18,5
- Usia ibu kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Kehamilan kembar
- Jarak waktu melahirkan terlalu dekat dengan anak sebelumnya, yaitu 2 tahun atau kurang.
- Genetik
BB normal pada bayi baru lahir
Melansir dari Halodoc, pada umumnya BB bayi baru lahir di Indonesia adalah 2,7-4 kilogram pada kehamilan penuh 38-40 minggu, Bun. Kemudian pada usia 10-12 hari, bayi akan mengalami kenaikan BB sebanyak 5-7 ons. Hal ini lantaran bayi baru lahir mengonsumsi banyak ASI, dan menyusui setiap 1-2 jam sekali.
Nantinya BB bayi juga wajib dikontrol setiap 1 bulan sekali, oleh dokter maupun petugas Puskesmas atau Posyandu terdekat dengan menggunakan memantau KMS atau Kartu Menuju Sehat. Hal ini sangat penting untuk mengetahui pertambahan BB bayi apakah masih berada di batas normal sesuai usianya.
Baca Juga: 5 Cara Tingkatkan Berat Badan Bayi Prematur
Selain itu, Bunda juga wajib mengetahui kondisi fisik si kecil, sehingga dapat memberikan langkah-langkah yang diperlukan agar BB bayi yang memiliki BB rendah bisa segera mendapat perawatan dan menaikkan berat badannya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memeriksa grafik BB bayi pada KMS, memperhatikan tulang rusuk bayi apakah terlihat jelas saat Bunda memandikannya, atau dengan memperhatikan ukuran pakaian si kecil yang tidak bertambah setelah beberapa bulan.
Ketika Bunda menyadari ketiga hal tersebut, segeralah berobat ke Puskesmas untuk mendapatkan konsultasi dengan ahli gizi anak ya, Bun. Semakin cepat diketahui dan mendapat perawatan atau penanganan, maka akan semakin menjauhkan si kecil dari penyakit maupun kondisi berbahaya lain yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya.