If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Memilih Olahraga yang Tepat untuk Anak dengan Autisme

author
Ruth Sinambela
Selasa, 6 September 2022 | 15:00 WIB
Memilih olahraga yang cocok dan disukai anak dengan autisme memerlukan waktu dan kesabaran | Shutterstock

Dalam beberapa hal, memiliki buah hati dengan autisme tak dapat dipungkiri menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang tua. Memilih olahraga yang baik dan cocok, serta disukai anak dengan autisme merupakan salah satunya. 

Bunda dan Ayah tentu tak dapat sembarangan memilih apalagi memaksakan olahraga untuk si kecil dengan autisme. Perlu banyak sesi dan waktu yang dibutuhkan untuk berkonsultasi dengan dokter maupun terapis yang merawat si kecil, selain juga mencoba mengenalkan beberapa olahraga, serta mengawasi dan menilai apakah olahraga tersebut cocok dan disukai si kecil.

Baca Juga: Mengajarkan Life Skills pada Anak dengan Autisme

Beberapa contoh olahraga berikut ini merupakan olahraga yang paling sering disarankan dan dicoba oleh anak dengan autisme, Bun. Meskipun akan berbeda-beda bagi setiap anak, Bunda tetap bisa mencoba mengenalkannya pada si kecil, dan mengetahui apakah ia dapat melakukannya ataupun menyukainya!

Berenang

Berenang merupakan jenis olahraga yang cukup banyak diminati oleh anak dengan autisme, Bun. Selain itu, berenang juga biasa digunakan oleh beberapa terapis sebagai metode untuk terapi anak dengan autisme. Karena itulah olahraga berenang tergolong aman dan dapat Bunda coba kenalkan pada si kecil.

Berenang merupakan salah satu kegiatan olahraga yang banyak disarankan untuk anak dengan autisme, juga disarankan para ahli | Shutterstock

Berlari di lintasan

Selain Bunda dapat ikut serta menemani si kecil saat berlari, berlari di lintasan juga sangat mudah untuk diajarkan pada si kecil, Bun. Biasanya anak-anak akan sangat menyukai olahraga ini, apalagi ketika Bunda membuatnya lebih menarik, misalnya dengan mengajak si kecil mengambil bendera atau bola di ujung lintasan, dan memindahkannya ke ujung lintasan satunya.

Bowling

Tidak banyak yang menduga kalau olahraga bowling mudah menarik perhatian anak dengan autisme lho, Bun. Bisa jadi karena melihat lintasannya, atau ketika melihat pin jatuh satu persatu saat terkena bola bowling. Selain itu, olahraga bowling juga dapat mengajarkan si kecil untuk bersosialisasi.

Baca Juga: Sindrom Heller pada Anak, Samakah Dengan Autisme?

Olahraga tim atau kelompok

Olahraga tim atau kelompok mungkin cenderung akan menyulitkan anak dengan autisme, meski begitu tak ada salahnya mencoba sebelum memutuskannya. Awasi dan perhatikanlah gerak-gerik anak dari dekat, agar Bunda dapat segera mengetahui ketika si kecil merasa tidak nyaman atau kesulitan.

Berkuda

Olahraga yang satu ini memang akan memerlukan dana yang cukup besar, Bun. Meski begitu, dalam dunia terapis, menunggang kuda ternyata memiliki manfaat yang signifikan sebagai aktivitas hippotherapy, atau terapi berkuda untuk anak dengan autisme.

Apabila Bunda memiliki dana yang mencukupi, maka berkuda dapat dijadikan pilihan sebagai olahraga si kecil.

Selain di luar ruangan, berolahraga juga dapat dilakukan di dalam ruangan | Shutterstock

Berolahraga di alam

Berolahraga di alam, seperti naik gunung atau memancing memang akan sangat cocok untuk anak dengan autisme, karena ketenangan dan kesunyian yang didapatkannya. Selain itu, kegiatan ini juga dapat dilakukan bersama seluruh anggota keluarga sambil bersenang-senang.

Olahraga bela diri

Olahraga bela diri seperti taekwondo, karate, judo, dan lain sebagainya sangat baik untuk membentuk kepercayaan diri anak dengan autisme, Bun. Meski begitu, olahraga bela diri juga sangat menantang untuk si kecil, sehingga Bunda harus terus mendampingi dan mengawasi si kecil agar jangan sampai menyakiti atau melukai dirinya sendiri.

Baca Juga: Ini Tanda Awal Autisme Pada Bayi

Bunda dan Ayah mungkin tidak mengetahui atau belum mengetahui bakat serta minat si kecil dalam olahraga tertentu. Karena itulah hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Bunda dan Ayah, untuk mencari tahu dan menemukannya. Tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar, Bun. 

Kesabaran dan dukungan penuh dari Bunda dan Ayah lah yang nantinya dapat mempertemukan si kecil dengan olahraga yang paling disukainya, tentunya juga dapat dinikmati dan memberi manfaat terbaik untuk kesehatannya. Semangat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi