If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Mengenal Tokophobia, Ketakutan Ekstrem pada Hamil dan Melahirkan

author
Ruth Sinambela
Jumat, 23 September 2022 | 11:00 WIB
Tokophobia merupakan fobia terhadap kehamilan dan proses melahirkan | Shutterstock

Apa yang ada di benak Bunda saat mengetahui kalau Bunda tengah hamil? Senang? Bersyukur? Atau malah takut? Bunda-bunda yang merasa takut saat mengetahui kehamilannya, yuk, ngumpul. Bisa jadi Bunda merupakan salah satu orang yang memiliki Tokophobia, lho. 

Sudah pernahkah Bunda mendengar istilah fobia yang satu ini? Tokophobia atau takut akan kehamilan dan melahirkan, seperti dilansir dari HelloSehat, merupakan ketakutan yang teramat besar dan luar biasa pada fase hamil dan melahirkan, hingga membuat seseorang memutuskan untuk tidak hamil.

Baca Juga: Bumil, Ketahui 6 Kondisi Rawan Stillbirth dan Upaya Mencegahnya

Ketakutan ekstrem

Kebanyakan Bunda mungkin akan merasa sangat gembira dan senang saat mengetahui dirinya tengah hamil, namun sebenarnya tak sedikit pula Bunda yang merasa cemas bahkan takut saat mengetahui kabar ini. Meski demikian, hal ini merupakan hal yang wajar, Bun.

Bahkan menurut sebuah penelitian, sebanyak 20-78 persen wanita hamil terbukti merasa takut akan masa kehamilan maupun proses persalinan. Namun berbeda dengan ketakutan ekstrem atau tokophobia, kebanyakan wanita hamil hanya merasa takut atau cemas sebentar saja, dan akhirnya akan dapat menjalani masa kehamilan dan proses melahirkan dengan baik.

Trauma kehilangan calon bayi bisa jadi penyebab tokophobia | Shutterstock

Sedangkan pada tokophobia, rasa takut dan cemas yang dirasakan akan sangat besar dan sulit sekali untuk dikendalikan hingga kebanyakan Bunda yang memiliki tokophobia memilih untuk tidak hamil dan melahirkan seumur hidupnya.

Jenis tokophobia

Melansir dari Alodokter, tokophobia terbagi menjadi 2 jenis, Bun. 

Yang pertama adalah tokophobia primer yaitu rasa takut tidak wajar terhadap kehamilan dan persalinan yang biasanya dirasakan oleh wanita yang belum pernah hamil. Fobia ini cenderung dimiliki oleh remaja dan wanita dewasa yang belum menikah.

Sedangkan yang kedua adalah tokophobia sekunder, yaitu fobia terhadap kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita yang sudah pernah melahirkan. Hal ini biasanya akan muncul karena perasaan takut dan trauma karena pengalaman-pengalaman traumatis saat melahirkan, seperti keguguran atau bayi meninggal di dalam kandungan (stillbirth).

Baca Juga: 6 Jenis Keguguran yang Wajib Diwaspadai Bumil

Faktor penyebab tokophobia

Tokophobia biasanya dapat terjadi karena berbagai hal, Bun. Baik tokophobia primer maupun sekunder. Namun beberapa faktor berikut ini dapat membuat seseorang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengalaminya:

  • Memiliki masalah reproduksi.
  • Pernah mendengar pengalaman hamil dan melahirkan yang cukup menakutkan.
  • Memiliki gangguan kecemasan.
  • Memiliki pengalaman traumatis di kehamilan dan persalinan sebelumnya.
  • Pernah mengalami pelecehan seksual saat anak-anak.
  • Pernah mengalami pemerkosaan.
  • Mengalami depresi.

Peran serta pasangan sangat dibutuhkan sejak awal kehamilan untuk mencegah timbulnya ketakutan yang ekstrem pada ibu hamil | Shutterstock

Gejala tokophobia

Ketika Bunda merasa takut dan cemas akan kehamilan maupun melahirkan, bisa jadi hal tersebut merupakan perasaan sesaat yang akan hilang dengan sendirinya, terutama ketika support system Bunda memberi banyak perhatian dan dukungan. 

Namun apabila rasa takut dan cemas justru semakin parah dan tidak kunjung membaik, sebaiknya Bunda segera mencari bantuan dengan berkonsultasi kepada dokter kandungan Bunda, ya. Karena bisa jadi hal tersebut merupakan gejala dari tokophobia.

Beberapa gejala tokophobia:

  • Insomnia
  • Serangan panik
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Cemas dan gelisah
  • Dada berdebar-debar
  • Sulit tidur
  • Depresi

Apabila setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dokter mendiagnosa tokophobia, maka Bunda akan disarankan untuk menerima perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan. 

Baca Juga: Ini Beda Hamil Anggur dan Hamil di Luar Kandungan

Perawatan ini sifatnya terapi, Bun, seperti psikoterapi dan konseling, obat-obatan jangka pendek seperti obat penenang atau antidepresan, sesi curhat dengan psikiater, hingga kelas kehamilan yang dilakukan secara rutin, tentunya hingga fobia dapat dikendalikan bahkan disembuhkan!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi