Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Mengenal Perbedaan Virus dan Bakteri Sebagai Penyebab Infeksi

author
Ruth Sinambela
Rabu, 21 September 2022 | 15:00 WIB
Virus tidak dapat bertahan hidup tanpa menumpang pada organisme lain | Shutterstock

Virus dan bakteri, keduanya merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit atau reaksi tubuh ketika terinfeksi, Bun. Meski sama-sama merepotkan, bakteri dan virus memiliki perbedaan genetik yang membuatnya memerlukan pengobatan yang berbeda pula.

Selain itu, bakteri dan virus juga memiliki sifat yang berbeda. Misalnya saja karakter virus yang lebih bersifat parasit atau tidak dapat bertahan hidup apabila tidak “menumpang” pada tubuh atau organisme lain. Berbeda dengan bakteri yang memiliki kemampuan untuk bertahan lebih lama dan beradaptasi di lingkungan luar. 

Baca Juga: Ini Dia Manfaat Penting Vaksin Rotavirus bagi Si Kecil, Bun!

Infeksi virus

Virus apabila dibandingkan dengan bakteri, memiliki bentuk dan ukuran yang lebih kecil bahkan dari bakteri terkecil sekalipun. Selain itu, meski tak dapat bertahan hidup tanpa “menumpang” dan menjadi parasit pada organisme lain, virus memiliki kemampuan untuk menguasai sel-sel tempatnya menumpang hidup dan bahkan berkembang biak atau memperbanyak diri di dalam sel tersebut!

Hal inilah yang membuat infeksi yang disebabkan virus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel sehat di dalam tubuh, karena sifatnya yang menyerang sel sehat dan mengambil alih pasokan nutrisi dan oksigen pada sel tersebut. Selanjutnya, virus akan mulai memperbanyak diri sampai akhirnya sel yang ditumpangi mati.

Tak hanya merusak sel-sel sehat, seperti dilansir dari HelloSehat, pada beberapa kasus, virus juga dapat mengubah sel normal menjadi sel yang berbahaya, dan memilih sel atau organ tertentu untuk diserang, seperti sel hati, sel pankreas, atau sel darah.

Infeksi bakteri

Berbeda dengan virus yang sebagian besar memiliki sifat sebagai penyebab penyakit, ternyata hanya 1% dari jenis bakteri yang merupakan penyebab penyakit, khususnya bagi manusia, Bun!

Kenyataannya bakteri lebih banyak dibutuhkan oleh tubuh manusia, misalnya saja bakteri Lactobacillus acidophilus dan Escherichia coli, yang berguna untuk membantu proses pencernaan makanan, melawan infeksi mikroba lain yang menyebabkan penyakit, melawan peradangan, melawan sel kanker, dan menyediakan nutrisi-nutrisi yang bermanfaat.

Ilustrasi bakteri | Shutterstock

Baca Juga: Yang Perlu Bunda Ketahui Mengenai Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) pada Anak

Meski demikian, infeksi bakteri masih sering ditemukan dan merugikan kesehatan tubuh manusia, beberapa diantaranya lewat penyakit berikut ini:

  • Radang tenggorokan
  • Tuberkulosis
  • Tetanus
  • Infeksi saluran kemih
  • Difteri
  • Cellulitis
  • Sifilis
  • Meningitis bakterialis
  • Tifus
  • Pneumonia

Pengobatan infeksi virus dan bakteri

Memiliki karakteristik hingga gejala yang hampir mirip, penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri ternyata memiliki metode pengobatan yang berbeda. Inilah sebabnya mengapa Bunda harus memastikan terlebih dahulu apakah penyakit yang menginfeksi tubuh si kecil maupun anggota keluarga lainnya berasal dari virus atau bakteri, agar bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai dan ampuh untuk menyembuhkannya.

Seperti Bunda ketahui, infeksi bakteri membutuhkan pengobatan antibiotik, sedangkan infeksi virus membutuhkan pengobatan dengan antivirus. Meski demikian, beberapa penyakit juga membutuhkan pengobatan lainnya untuk mendukung kesembuhan.

Sehingga kembali lagi, hanya dengan berobat ke dokter lah maka suatu penyakit dapat disembuhkan lewat penanganan yang tepat dan sesuai, termasuk dari penyebab infeksi atau penyakit tersebut.

Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Selain itu, ingatlah untuk tidak sembarangan mengonsumsi antivirus maupun antibiotik tanpa berkonsultasi terlebih dulu kepada ahlinya ya, Bun. Bagaimanapun, dokter justru tidak selalu menyarankan penggunaan antivirus maupun antibiotik, dan lebih menganjurkan pengobatan lain sesuai dengan kondisi pasien dan gejala yang ditimbulkannya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi