Dua minggu berlalu pasca meninggalnya Ratu Elizabeth II di kediaman pribadinya, Istana Balmoral, Skotlandia. Dengan disaksikan dan ditemani oleh keluarga terdekatnya, Ratu Inggris yang telah memimpin lebih dari 70 tahun ini mengembuskan napas terakhirnya.
Meski demikian, hingga kini belum diketahui pasti penyebab meninggalnya Ratu Elizabeth II yang terkenal sehat dan selalu terlihat segar meski di usia senjanya ini, Bun. Apalagi dari pihak istana maupun dokter kerajaan tidak memberikan keterangan yang spesifik mengenai kondisi kesehatan Ratu. Dan hanya menyebutkan kalau Ratu Elizabeth II memang telah dibatasi mobilisasinya terkait dengan kondisi kesehatannya yang tengah dalam pengawasan ketat.
Baca Juga: Dikelilingi Keluarga, Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia di Istana Balmoral
Sindrom geriatri hingga stroke
Juru bicara Istana Buckingham hingga kini memang tidak memberi pernyataan apapun mengenai penyebab spesifik meninggalnya Ratu Elizabeth II, namun para ahli dari seluruh dunia rupanya beramai-ramai menganalisa kondisi kesehatan Mendiang Ratu yang merupakan pemimpin Kerajaan Inggris terlama selama sejarah tersebut, Bun.
Para ahli menyimpulkan beberapa dugaan atau kemungkinan mengenai hal ini, mulai dari stroke, gagal jantung, hingga sindrom geriatri. Sindrom geriatri sendiri, melansir dari Alodokter, merupakan berbagai gejala dari masalah kesehatan yang sering terjadi pada orang lanjut usia atau lansia akibat proses penuaan. Bila tidak ditangani dengan baik, sindrom ini bisa menyebabkan kualitas hidup menurun hingga kematian.
Sindrom geriatri diambil dari dua kata, sindrom yang berarti kumpulan gejala yang muncul bersamaan dan biasanya disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu. Sedangkan geriatri merupakan padanan kata kaum lansia atau seseorang yang telah berusia di atas 60 tahun.
Kumpulan gangguan kesehatan pada sindrom geriatri
Terdapat beberapa macam sindrom atau dapat juga disebut sebagai gejala sindrom geriatri yang secara spesifik dapat digolongkan sebagai gangguan kesehatan, dan pada umumnya dirasakan oleh lansia, Bun. Berikut ini diantaranya:
- Inkontinensia urine dan tinja
Gejala ini merupakan ketidakmampuan lansia untuk menahan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), Bun. Untuk mengatasinya dapat menggunakan obat-obatan, namun biasanya keluarga dari lansia akan lebih memilih menggunakan popok sekali pakai untuk mengatasinya.
Baca Juga: Perayaan Platinum Jubilee Ratu Elizabeth II, 70 Tahun Memimpin Monarki Inggris
- Gangguan tidur
Bunda yang memiliki orang tua berusia lansia tentu pernah mengalami kondisi orang tua yang mengalami kesulitan tidur. Meski hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup lansia, Bunda tetap dapat membantu mengatasinya dengan membatasi waktu tidur siang, atau obat-obatan dari dokter atau psikoterapis.
- Demensia
Penurunan daya ingat maupun kemampuan berpikir atau lebih sering disebut sebagai demensia merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada sindrom geriatri. Demensia juga akan membuat lansia sulit bersosialisasi dan menjalani aktivitas sehari-hari.
- Delirium
Kondisi delirium merupakan kondisi kedaruratan yang dapat menimbulkan rasa bingung yang parah secara tiba-tiba hingga lansia akan merasa sangat cemas juga gelisah, Bun. Untuk itu, lansia yang mengalami delirium wajib untuk mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit.
- Gangguan keseimbangan
Gejala ini akan sangat berbahaya apabila dialami oleh lansia apalagi yang tanpa pengawasan lho, Bun. Tubuh lansia yang sudah rentan tentu dapat mengalami cedera yang lebih serius saat terjatuh. Apabila Bunda memiliki keluarga lansia yang kerap terjatuh maka akan sangat baik apabila lingkungan tempat tinggal, misalnya kamar mandi maupun ruang tidur lansia, memiliki fasilitas yang dapat membantu atau mencegahnya agar tidak terjatuh, Bun.
- Osteoporosis
Pengeroposan tulang atau osteoporosis memang sangat umum dialami oleh lansia. Untuk itu pengecekan kesehatan rutin pada lansia sangat dibutuhkan, Bun. Selain itu, pengobatan dari dokter dapat dilakukan hanya atas saran dokter dan apabila benar-benar diperlukan.
Baca Juga: Beberapa Hal yang Wajib Diperhatikan Saat Menitipkan Si Kecil pada Nenek dan Kakek
Masih banyak lagi gejala sindrom geriatri yang sering dialami para lansia di usia senjanya, Bun. Misalnya saja gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau kesulitan bergerak. Untuk itu diperlukan bantuan dari keluarga dekat maupun perawat pribadi untuk membantu lansia yang mengalami sindrom ini untuk bisa menjalani kehidupan sehari-harinya dengan baik.
Selain itu, adanya penyakit penyerta mungkin saja akan menambah daftar panjang gejala maupun keluhan yang dirasakan para lansia. Untuk itu kesabaran tinggi dan kepedulian yang tulus dari keluarga dekat sangat dibutuhkan untuk dapat menikmati hari tua mereka dengan lebih ringan dan bahagia di tengah-tengah keluarga.