When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Perselingkuhan, Salah Satu Faktor Pemicu KDRT Tertinggi di Indonesia

author
Ruth Sinambela
Senin, 3 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) | Shutterstock

Berita mengejutkan yang menyangkakan Rizky Billar sebagai pelaku kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya Lesti Kejora, yang baru dinikahinya satu tahun ini membuat masyarakat terkesima. Bagaimana tidak, keduanya selalu tampil kompak dan terlihat mesra di depan kamera sehingga tak pernah ada yang menduga kalau hal seperti ini bisa menimpa keduanya.

Baca Juga: Lesti Kejora Laporkan Rizky Billar atas Dugaan KDRT, Bagaimana Kondisi Lesti Kini?

Di sisi lain, perselingkuhan yang dilakukan Rizky Billar disebut-sebut sebagai alasan yang memicu terjadinya KDRT terhadap Lesti Kejora. Meski perselingkuhan Rizky Billar masih belum dikonfirmasi kebenarannya, apalagi keduanya, Rizky dan Lesti belum memberi keterangan apapun mengenai badai yang tengah menerpa biduk rumah tangga mereka. 

Namun menurut keterangan yang diberikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, Lesti Kejora dalam keterangannya benar menyebutkan hal tersebut, Bun. Kombes Endra Zulpan juga telah memberi keterangan mengenai kronologis kejadian KDRT yang dialami Lesti Kejora.

Kasus ini menjadi satu dari ribuan kasus kekerasan akibat perselingkuhan, yang merupakan salah satu faktor yang paling banyak memicu KDRT di Indonesia.

Faktor penyebab KDRT

Seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, kemenpppa.go.id, yang menyebut kalau perempuan yang suaminya memiliki pasangan lain berisiko 1,34 kali lebih besar mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dibandingkan perempuan yang suaminya tidak mempunyai istri/pasangan lain. Menjadi sebuah fakta yang tidak dapat dihindari kalau perselingkuhan memang sangat potensial menjadi pemicu KDRT.

Perselingkuhan menjadi salah satu faktor pemicu KDRT yang paling sering terjadi | Shutterstock

Baca Juga: 8 Tanda Suami Selingkuh

Namun bukan hanya itu. Selain perselingkuhan atau adanya wanita/pria idaman lain di dalam pernikahan, beberapa alasan berikut ini juga menjadi faktor penyebab yang paling banyak ditemukan dalam kasus KDRT:

  • Faktor pengesahan perkawinan, seperti kawin kontrak, nikah siri, atau lainnya.
  • Faktor seringnya bertengkar (tidak sehat) dengan suami baik pertengkaran kecil maupun besar.
  • Faktor perempuan menyerang terlebih dahulu karena berbagai alasan.
  • Faktor adanya perselingkuhan.
  • Faktor kesulitan ekonomi.
  • Faktor kebiasaan buruk seperti minum minuman keras atau menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.
  • Faktor suami yang sering berkelahi dengan orang lain.
  • Faktor sosial budaya, seperti tempat tinggal dan lingkungan yang kurang aman.

Seringkali pertengkaran kecil yang berulang-ulang menjadi alasan pasangan suami istri pada akhirnya saling menyerang secara verbal hingga terjadi tindak kekerasan pada salah satu pihak maupun keduanya. Padahal apabila pertengkaran kecil tidak dibiarkan saja dan segera diselesaikan dengan komunikasi yang baik, tentu permasalahan yang dialami pun akan dapat diatasi bersama.

Baca Juga: Meningkatnya Kasus KDRT Selama Pandemi Covid-19

Berbeda halnya dengan perselingkuhan. Tentu tidak mudah mencapai solusi yang bisa diterima oleh kedua belah pihak apabila perselingkuhan benar-benar sudah terjadi. Ada baiknya Bunda yang mengalami hal ini untuk menahan diri sebentar dan mendapat pendampingan keluarga maupun orang yang bisa melindungi Bunda dari risiko penyerangan, sebelum mengkonfrontasi atau membicarakan perselingkuhan dengan pasangan ya, Bun!

Hal ini sangat penting untuk melindungi Bunda dari penyerangan fisik maupun verbal, yang juga akan sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik Bunda juga si kecil.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi