You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

Bagaimana Cacingan Bisa Menular dan Pencegahannya

author
Ruth Sinambela
Kamis, 6 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Cacingan dapat menghambat tumbuh kembang anak | Shutterstock

Hingga kini penyakit cacingan masih menjadi masalah bagi anak-anak berusia 5–10 tahun di Indonesia, Bun. Meskipun edukasi mengenai pentingnya pencegahan sudah sering dilakukan oleh pemerintah, namun penyakit yang termasuk penyakit menular ini masih banyak terjadi. Ironisnya, penyakit cacingan seringkali tidak terdeteksi oleh orang tua sehingga bisa menyebabkan anak mengalami kekurangan nutrisi, hingga penurunan kemampuan kognitif.

Baca Juga: Kata Dokter: Sesakit Apa, sih, Anak Sebaiknya Tidak Sekolah?

Gejala cacingan

Kebanyakan anak yang mengalami cacingan biasanya tidak menunjukkan indikasi yang serius, Bun. Meski begitu apabila tidak segera diobati maka cacingan dapat sangat merugikan. Karena itulah penting sekali untuk mengetahui ciri-ciri infeksi cacingan agar anak dapat segera diobati. 

Berikut ini merupakan gejala cacingan yang wajib Bunda tahu, seperti dilansir dari Alodokter:

  • Gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari
  • Gelisah atau tidak nyaman saat tidur karena sering menggaruk di sekitar anus
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Kemerahan atau iritasia kulit di sekitar anus
  • Sering merasa sakit perut
  • Kurang nafsu makan, sehingga bisa menyebabkan penurunan berat badan

Pastikan anak menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah bersama teman sebayanya | Shutterstock

Penularan cacingan

Ada tiga jenis cacing yang paling sering menginfeksi anak, Bun. Ketiganya yaitu cacing pita, tambang, dan kremi. Dari ketiga cacing tersebut, cacing kremi merupakan cacing yang paling sering ditemui sebagai penyebab cacingan pada anak.

Baca Juga: Penyakit Infeksi yang Paling Sering Menyerang Anak dan Pencegahannya

Cacing kremi sendiri merupakan parasit yang dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh anak lewat mulut. Yaitu ketika anak secara tidak sengaja menelan telur cacing kremi yang ukurannya sangat kecil atau mikroskopis. Pada saat itulah cacing kremi akan masuk ke sistem pencernaaan dan menetas di usus kecil!

Nantinya cacing kremi betina bahkan akan tumbuh dewasa di dalam usus besar dan menelurkan banyak cacing kremi baru di sekitar anus hingga menyebabkan gatal-gatal. Selain itu, penularan cacingan juga dapat terjadi lewat penggunaan handuk atau sprei yang sama dengan penderita cacingan.

Mencuci tangan setelah bermain, keluar dari kamar mandi, dan sebelum makan merupakan salah satu kebiasaan baik | Shutterstock

Mengatasi cacingan

Untuk mengatasi cacingan pada anak sebenarnya sangat mudah Bun, yaitu dengan mengonsumsi obat cacing yang direkomendasikan dokter. Meski demikian Bunda juga dapat mencegahnya dengan mengajarkan berbagai kebiasaan baik ini secara terus-menerus pada si kecil!

  • Mencuci tangan dengan sabun setiap kali selesai menggunakan kamar mandi dan sebelum makan.
  • Selalu menggunakan pakaian bersih dan mengganti pakaian dengan yang baru setelah mandi, minimal 2x sehari.
  • Rutin memotong kuku jari tangan dan kaki seminggu sekali.
  • Tidak membiarkan kuku panjang dan kotor, bahkan sampai menghitam.
  • Gunakan pakaian dalam, sprei, dan handuk bersih, dan jangan menggunakannya bersama dengan orang lain.
  • Sajikan makanan sehat yang terjamin kebersihan dan kematangannya.
  • Cegah anak untuk menggaruk anus apabila merasa gatal.

Baca Juga: Kawat Gigi untuk Anak, Kapan Waktu yang Tepat Menggunakannya?

Meski tidak menimbulkan gejala atau penyakit yang serius, apabila tidak diobati penyakit cacingan tetap dapat merugikan kesehatan dan tumbuh kembang si kecil, Bun. 

Karena itulah sangat penting menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, khususnya ketika anak belum mampu melakukannya sendiri sehingga masih bergantung pada bantuan Bunda. Selain itu rutinlah memberikan obat cacing pada anak sebanyak 2x setahun atau setiap 6 bulan sekali, agar si kecil terhindar dari bahaya dan kerugian yang disebabkan oleh cacingan.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi