We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

4 Merek Sirop Parasetamol Diduga Menyebabkan 66 Anak Meninggal, Tetap Waspada Meski Tak Beredar di Indonesia

author
Ruth Sinambela
Rabu, 12 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Gagal ginjal akut di Gambia diduga terkait kandungan zat berbahaya pada obat parasetamol sirup buatan India | Shutterstock

Baru-baru ini badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menerbitkan peringatan global agar masyarakat mewaspadai 4 merek sirop parasetamol yang hingga kini masih diduga kuat sebagai penyebab meninggalnya 66 anak di Gambia, Afrika Barat, akibat gagal ginjal, Bun.

Peringatan ini menurut WHO sangat penting agar masyarakat dunia ikut mewaspadai kejadian luar biasa ini.

Baca Juga: Memelihara Kesehatan Ginjal Anak agar Terhindar dari PGK

Menyetop pemakaian semua sirup parasetamol

Pemerintah India, sebagai negara asal pembuat keempat sirop parasetamol yang ditemukan WHO hingga kini masih menyelidiki kasus kematian 66 anak diduga karena zat berbahaya yang terkandung di dalamnya, Bun. 

Pemerintah India juga meminta kepada WHO untuk bisa membagikan bukti keterkaitan sirop parasetamol dengan kematian 66 anak di Gambia. Sedangkan pemerintah Gambia sendiri telah menyetop seluruh penggunaan sirop parasetamol di sana dan menggantinya dengan tablet.

Langkah ini sepertinya menunjukkan hasil yang baik. Direktur Layanan Kesehatan Gambia, Mustapha Bittay mengatakan kepada BBC's Focus bahwa angka kematian telah menurun sejak pelarangan tersebut, meskipun dua kasus tambahan masih tercatat dalam dua minggu terakhir.

Tidak terdaftar di Indonesia

WHO dalam keterangannya menyebutkan 4 jenis obat sirop parasetamol yang diduga terkait dengan kematian 66 anak akibat gagal ginjal di Gambia. Berikut ini keempat obat tersebut:

  • Promethazine Oral Solution
  • Kofexmalin Baby Cough Syrup
  • Makoff Baby Cough Syrup
  • Magrip N Cold Syrup

Bunda, waspadai zat berbahaya yang ditemukan pada 4 merek obat batuk buatan India yang diduga mengakibatkan gagal ginjal akut hingga 66 anak meninggal di Gambia | Shutterstock

Bca Juga: Anna Kendrick Kena Batu Ginjal, Ini Gejalanya

Kabar baiknya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI) telah memastikan kalau keempat obat buatan India tersebut tidak terdaftar atau beredar di Indonesia. Meski demikian WHO tetap meminta masyarakat agar waspada, karena kemungkinan keempat obat yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals ini juga beredar di luar Afrika Barat masih terbuka. 

Kemungkinannya seperti diungkapkan oleh WHO dalam peringatannya, bisa saja obat-obatan tersebut didistribusikan melalui pasar informal ke negara atau kawasan lain di dunia!

Kandungan berbahaya yang ditemukan WHO

Adapun kandungan zat berbahaya yang ditemukan WHO di dalam keempat merek sirop parasetamol yang diduga sebagai penyebab meninggalnya 66 anak di Gambia akibat gagal ginjal, hingga kini masih terus diselidiki baik oleh WHO maupun India, Bun.

Kedua zat tersebut adalah dietilen glikol dan etilen glikol. Dimana keduanya merupakan zat yang tidak dapat diterima tubuh hingga bisa menyebabkan sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, hingga gagal ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Paracetamol dan Ibuprofen, Apa Bedanya?

Mengingat betapa berbahayanya zat ini hingga bisa menyebabkan kematian, tentu masyarakat khususnya para orang tua harus lebih waspada dan berhati-hati dalam memilih dan memberikan baik itu obat, makanan, maupun minuman untuk seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak. 

Bunda juga tak perlu panik meskipun kini di Indonesia sendiri juga tengah terjadi fenomena kasus gangguan ginjal akut (GGA) misterius pada anak yang melonjak naik pada 2 bulan terakhir. Karena IDAI sendiri telah memberi pernyataan kalau penyebab GGA misterius di Indonesia tidak sama dengan yang terjadi di Gambia. Meski demikian alangkah baiknya untuk selalu waspada demi kesehatan dan keselamatan anak-anak kita ya, Bun!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi