Sudah bukan rahasia lagi kalau makanan cepat saji, atau dikenal juga dengan sebutan junk food atau fast food, merupakan jenis makanan yang kurang bahkan tidak baik untuk tumbuh kembang atau kesehatan anak ya, Bun! Selain minim nutrisi, makanan cepat saji biasanya mengandung banyak lemak jenuh, gula, garam, hingga radikal bebas yang tentu saja tidak baik untuk si kecil.
Meski demikian tak dapat dipungkiri kalau sebagian orang tua juga sulit menghindari jenis makanan ini karena makanan cepat saji merupakan makanan yang rasanya enak dan sangat disukai anak-anak hingga seringkali mampu membuat anak yang sulit makan jadi lahap dan banyak makan.
Dilema karena hal ini, bagaimana sih sebaiknya Bunda dan Ayah menyikapi situasi demikian?
Baca Juga: Healthy Food: Tips Bikin Pisang Goreng Lebih Sehat dan Enak!
Berikan camilan sehat sebelum menyantap fast food
Apabila si kecil memang harus menyantap makanan cepat saji, Bunda bisa mengurangi porsinya dengan mewajibkan si kecil untuk mengonsumsi camilan sehat terlebih dahulu, misalnya saat menunggu pesanan datang atau sebelum berangkat dari rumah.
Camilan sehat dapat berupa potongan buah atau sayuran kukus, Bun. Untuk itu Bunda harus menyepakati hal ini terlebih dahulu dengan si kecil agar ia mau menghabiskan camilan sehat yang sudah Bunda siapkan.
Selain itu Bunda juga harus rajin menyiapkan bekal saat berencana membawa buah hati Bunda untuk makan makanan cepat saji di luar. Pastikan Bunda mengajak si kecil memilih buah maupun sayur yang akan dia santap dan ajak juga ia menyiapkan camilan tersebut. Si kecil pasti akan lebih senang saat menyantapnya!
Pilihlah menu khusus anak
Menu khusus anak di restoran cepat saji biasanya memiliki porsi yang lebih kecil dari menu reguler, Bun. Dengan begitu si kecil hanya akan mengonsumsi makanan cepat saji sesuai porsi anak saja.
Baca Juga: Variasi Teknik Memasak Sehat dan Enak
Namun bagaimana kalau ia belum merasa kenyang? Jangan ditambah seporsi menu cepat saji lagi, ya! Untuk itu Bunda harus bisa membuat kesepakatan terlebih dahulu kalau buah hati Bunda hanya boleh menyantap 1 porsi menu siap saji khusus anak saja dan apabila ia masih merasa kurang atau belum kenyang maka Bunda yang akan memilih menu lain untuknya. Tentu pilihlah menu masakan dari restoran yang menyediakan menu rumahan lengkap dengan protein dan sayuran ya, Bun!
Atau, Bunda juga bisa berbagi menu reguler dengan si kecil agar Bunda maupun buah hati Bunda tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji.
Ganti soda dengan air mineral
Beri batasan pada anak kalau ia tak boleh memesan minuman bersoda saat makan di restoran cepat saji. Atau lebih baik lagi, pesanlah makanan cepat saji favorit si kecil dari rumah, sehingga Bunda tidak perlu memesan minuman bersoda dan cukup meminum air mineral di rumah saja. Selain lebih ekonomis juga lebih sehat, Bun!
Komunikasi yang baik
Komunikasi merupakan hal yang paling penting dan sangat dibutuhkan orang tua dalam mengatur atau membatasi anak mengonsumsi makanan cepat saji, Bun. Bicarakanlah secara mendetail dengan si kecil, mengenai porsi makanan, dessert, juga minuman yang akan dipesan.
Tetapkan batasan dengan berkomunikasi dan tidak memutuskan secara sepihak. Buat si kecil memahami kenapa Bunda harus membatasinya. Dan apa saja yang harus dia lakukan untuk bisa mendapat kesempatan menikmati makanan cepat saji kesukaannya, misalnya dengan memakan cemilan sehat terlebih dahulu!
Baca Juga: Seberapa Banyak Porsi Makan Sayur dan Buah yang Ideal untuk Kesehatan?
Jadilah panutan
Kembali lagi kalau anak-anak lebih mudah belajar dan memahami sesuatu dengan melihat dan memperhatikan kebiasaan yang dilakukan orang tuanya, Bun. Karena itulah sangat penting bagi Bunda dan Ayah untuk memberi contoh yang baik di rumah dengan selalu mengajak si kecil makan bersama, menikmati buah bersama, menghabiskan sayur di piring masing-masing.
Apabila kebiasaan-kebiasaan baik telah terbiasa dilihat dan dilakukan oleh anak bersama kedua orang tuanya, maka akan jauh lebih mudah bagi Bunda untuk menetapkan batasan dalam hal mengonsumsi makanan cepat saji, baik di rumah maupun di restoran. Baik bersama Bunda dan Ayah maupun bersama orang lain.
Referensi: HelloSehat, CNNHealth