You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

Bisa Jadi Tanda Kebutaan, Ini Gejala Gangguan Penglihatan Anak yang Harus Diwaspadai

author
Ruth Sinambela
Jumat, 28 Oktober 2022 | 08:26 WIB
Sistem penglihatan bayi sudah mulai terbentuk saat masih berada di dalam kandungan, Bunda, meski demikian bayi yang baru lahir tidak akan langsung bisa melihat dengan kedua matanya. | Shutterstock

Sistem penglihatan bayi sudah mulai terbentuk saat masih berada di dalam kandungan, Bunda. Meski demikian bayi yang baru lahir tidak akan langsung bisa melihat jelas dengan kedua matanya. Karena itulah penting untuk Bunda memperhatikan kemajuan daya visualnya, terutama saat si kecil telah berusia 6 hingga 8 minggu. Pada usia ini biasanya bayi sudah mulai bisa mengarahkan pandangannya pada benda dan mengikuti gerakannya.

Perkembangan penglihatan pada anak akan terus mengalami kemajuan hingga berusia 2 tahun, Bun. Pada usia itu penglihatan anak sudah dapat dikatakan sempurna. Namun harus diingat kalau orang tua tetap harus selalu mengawasi atau memperhatikan perkembangan penglihatan anak dari hari ke hari untuk mewaspadai adanya kelainan! Hal ini sangat penting supaya apabila ditemukan kelainan penglihatan, Bunda dapat segera membawanya ke dokter ahli dan si kecil tidak sampai mengalami kebutaan.

Baca Juga: Kenali Gejala Penyakit Mata yang Mungkin Dialami Si Kecil, Bun!

Gejala gangguan penglihatan anak

Apabila Bunda menemukan gejala berikut, segeralah bawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan!

  • Terus-menerus menggosok mata
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Tidak fokus
  • Mata merah kronis
  • Pupil putih
  • Sulit mengikuti objek dengan mata
  • Gerakan mata tidak selaras setelah berusia 6 bulan

Low vision

Kasus kebutaan total pada anak (full blindness) dapat diawali dari rendahnya daya lihat atau juga dikenal dengan low vision, Bun. Low vision pada anak biasanya sering tidak disadari orang tua karena pada kesehariannya anak tetap dapat melihat meskipun sebenarnya tidak begitu jelas.

Namun karena tidak segera diketahui dan diobati, akibatnya low vision dapat berubah menjadi full blindness, yang tentu tak pernah terpikirkan oleh kebanyakan orang tua. Karena itulah sangat penting untuk mengetahui dan memperhatikan berbagai tanda kalau si kecil mengalami low vision, berikut ini, Bun:

  • Sering memicingkan mata saat melihat sesuatu
  • Sering menabrak barang-barang saat berjalan
  • Sulit mengenali wajah
  • Kesulitan menemukan benda-benda meskipun benda tersebut ada di dekatnya
  • Kesulitan bermain dengan anak seusianya

Pada usia 6 bulan biasanya Bunda akan membawa si kecil menemui dokter untuk melakukan kontrol rutin, pada saat itulah dokter akan memeriksa berbagai aspek kesehatan mata bayi | Shutterstock

Baca Juga: Si Kecil Tidur Dengan Mata Terbuka, Normalkah?

Kebutaan pada anak

Meski gangguan penglihatan maupun low vision lambat laun dapat menyebabkan kebutaan apabila tidak segera diobati, namun pada dasarnya kebutaan pada anak akibat kedua faktor tersebut dapat dicegah, Bun!

Berbeda dengan beberapa faktor berikut ini yang seringkali menjadi faktor penyebab kebutaan tertinggi pada anak:

  • Infeksi mata seperti mata merah muda
  • Saluran air mata tersumbat
  • Katarak
  • Strabismus atau mata juling
  • Ambliopia atau mata malas
  • Ptosis atau kelopak mata terkulai
  • Glaukoma bawaan
  • Retinopathy of prematurity (ROP) atau tidak berkembangnya pembuluh darah yang terhubung dengan retina, pada bayi lahir prematur.
  • Keterlambatan perkembangan sistem visual anak

Baca Juga: Kata Dokter: Mata Anak Kering, Boleh Pakai Obat Tetes Mata?

Pada usia 6 bulan biasanya Bunda akan membawa si kecil menemui dokter untuk melakukan kontrol rutin, pada saat itulah dokter akan melihat ketajaman visual anak, fokus dan kesejajaran mata anak, struktur mata, juga menguji kemampuan bayi dalam melihat benda atau cahaya yang bergerak, Bun.

Meski demikian, apabila Bunda melihat ketidaknormalan atau gejala gangguan penglihatan pada si kecil sebelum usia tersebut maka sebaiknya segeralah bawa si kecil ke dokter anak maupun spesialis mata anak agar bisa mendapatkan pemeriksaan menyeluruh serta pengobatan yang diperlukan.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi