When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Tips agar Si Kecil Tidak Takut ke Dokter Gigi

author
Ruth Sinambela
Rabu, 9 November 2022 | 15:00 WIB
Dokter gigi sudah terbiasa berhadapan dengan anak-anak. Maka percayakanlah si kecil pada mereka, Bun! | SHUTTERSTOCK

Adalah penting untuk memeriksakan kesehatan mulut dan gigi anak secara rutin ke dokter gigi, Bun. Meskipun, pada kenyataannya kebanyakan orang tua biasanya baru akan mengajak anaknya ke dokter gigi apabila gigi anak mengalami masalah.

Tahukah Bunda kalau hal ini merupakan salah satu alasan yang dapat membuat anak menjadi takut memeriksakan giginya? Pada saat anak mengalami masalah gigi, seperti gigi berlubang hingga sakit gigi, yang ada di benak mereka adalah akan diapakan gigi mereka yang sakit? Mungkin juga anak membayangkan berbagai macam alat yang akan digunakan dan masuk ke dalam mulutnya untuk memperbaiki gigi mereka yang rusak.

Baca Juga: Kawat Gigi untuk Anak, Kapan Waktu yang Tepat Menggunakannya?

Pada kenyataannya, apabila anak dibawa ke dokter gigi pertama kali saat sudah mengalami masalah gigi yang lumayan serius, maka wajar apabila mereka akan kaget dengan berbagai tindakan yang dilakukan dokter. Hal inilah yang bisa memicu rasa takut anak untuk kembali ke dokter gigi lagi di kemudian hari.

Karena itulah penting bagi orang tua untuk meyakinkan anak kalau memeriksakan gigi ke dokter gigi tidaklah menyakitkan apalagi menakutkan seperti yang mereka bayangkan. Berikut ini beberapa cara yang dapat Bunda lakukan!

Berikan contoh dengan rutin memeriksakan gigi Bunda dan Ayah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, maka kebiasaan baik ini pasti akan menular pada si kecil | Shutterstock

Ajak anak ke dokter gigi sedini mungkin

Ajaklah si kecil untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya sedini mungkin. Dokter gigi biasanya juga akan memulai pendekatan dengan berkenalan dahulu dengan si kecil dan tidak langsung memberikan tindakan macam-macam, Bun. Selain itu, ajaklah si kecil rutin memeriksakan gigi tanpa harus menunggu sampai mereka memiliki masalah gigi.

Mengenalkan profesi dokter gigi

Mulailah dengan bercerita mengenai peri gigi, kemudian lanjutkan dengan menceritakan kebaikan-kebaikan yang bisa dilakukan dokter gigi, Bun. Mengenai ramah dan lembutnya mereka dalam memeriksa, membersihkan, hingga mengobati gigi anak-anak.

Baca Juga: Memilih Sikat Gigi Bayi Tak Boleh Sembarangan. Ini Dia Penjelasannya!

Namun ingat, Bunda dan Ayah sebaiknya mengenalkan profesi dokter gigi seperlunya saja dan sesuai dengan usia anak, ya. Sehingga tidak perlu menceritakan bagian-bagian yang justru berpotensi bisa membuat anak takut!

Saat di dokter gigi, ajaklah buah hati Bunda untuk duduk tenang dan mendengarkan penjelasan yang dokter gigi berikan | Shutterstock

Ajak anak untuk mendengarkan

Dokter gigi sudah terbiasa berhadapan dengan anak-anak. Maka percayakanlah si kecil pada mereka! Ajaklah buah hati Bunda untuk duduk tenang dan mendengarkan penjelasan yang dokter gigi berikan, biasanya anak-anak akan terpesona dengan keramahan dan kebaikan dokter gigi, sehingga mereka pun akan lebih menurut.

Berikan contoh

Apabila Bunda rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, maka kebiasaan baik ini pasti akan menular pada si kecil, Bun. Selain itu dengan memperlihatkan ketenangan maka Bunda dan Ayah telah mencontohkan pada si kecil bagaimana menjalani pemeriksaan, dan bahwa pengobatan di dokter gigi akan baik-baik saja.

Baca Juga: Tips Supaya Si Kecil Mudah Diajak Sikat Gigi

Berikan pujian yang tulus

Apabila si kecil telah berhasil mengalahkan ketakutannya dan mau dengan tenang memeriksakan giginya ke dokter gigi, hal pertama yang harus Bunda lakukan adalah memujinya dengan tulus ya, Bun. Ia telah berhasil mengatasi dan berusaha mengalahkan ketakutannya, ini merupakan hal yang sangat hebat. Maka bukan hanya si kecil berhasil bertumbuh dan berkembang, Bunda pun menjadi lebih mudah mengajak mereka untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut di kesempatan selanjutnya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi