Pertama kalinya menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Indonesia telah menjalani presidensi G20 sepanjang 2022 dan menyelenggarakan KTT G20 pada 15-16 November 2022 ini di Bali.
“Recover Together Recover Stronger” menjadi tema yang diusung sebagai tema besar dalam perhelatan KTT G20 ketujuh belas ini. Melalui tema besar ini Indonesia ingin mengajak seluruh dunia agar bahu-membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama, khususnya dalam bidang perekonomian, serta tumbuh dengan lebih kuat dan berkelanjutan, khususnya setelah melalui 3 tahun Pandemi Covid-19.
Baca Juga: Bunda Perlu Tahu, KTT G20 Resmi Diselenggarakan di Bali Mulai Hari Ini
Berikut ini merupakan 3 topik besar yang akan dibahas pada penyelenggaran KTT G20 di Bali, seperti dilansir dari news.detik.com:
- Penguatan arsitektur kesehatan global, untuk mempersiapkan dunia agar dapat memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan lain ke depannya.
- Transformasi digital, yang berfokus pada peningkatan kemampuan digital (digital skills) dan literasi digital (digital literacy).
- Transisi energi, menuju energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan.
Namun bukan hanya itu, salah satu hal yang juga menarik adalah dibangunnya monumen G20 untuk menyambut gelaran KTT G20. Mulai dari proses pembuatan hingga filosofi yang terkandung di dalamnya menjadi menarik karena penuh dengan makna dan harapan yang baik bagi Indonesia khususnya, juga dunia, Bun!
Proses pembuatan monumen G20
Seperti dilansir dari news.detik.com, monumen G20 berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Didesain khusus oleh arsitek Bali, Nyoman Popo Priyatna Danes atau Popo Danes, proses pembuatan monumen G20 cukup memakan waktu karena banyaknya elemen yang dibuat dari aluminium yang dicor dan diproduksi di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Selebihnya, sejak pembuatan design dan penyelesaian monumen dapat berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
Baca Juga: Pemerintah Resmi Tetapkan Skrining Hipotiroid Kongenital Sebagai Skrining Wajib Bayi Baru Lahir
Popo Danes sendiri merasa bangga atas selesainya proyek tersebut dan berharap monumen G20 dapat memberi makna tersendiri, selain juga menjadi harapan dan doa seluruh masyarakat Indonesia dengan menjadi gema yang baik untuk menyemangati dunia.
Selain itu ia juga berharap pemimpin-pemimpin dunia dalam pertemuan G20 secara serius membahas arah atau nasib dunia di masa depan dan pertemuan G20 di Bali bisa memberi sumbangsih untuk keselamatan dunia.
Filosofi monumen G20
Dalam dan syarat makna, berikut ini merupakan filosofi yang terkandung dari monumen G20, Bunda:
- 20 bilah berwarna perak yang seolah-olah bergerak ke kanan: menggambarkan 20 negara yang memiliki kekuatan dan bergerak bersama-sama ke arah positif.
- Kelopak bunga warna merah di tengah-tengah monumen: merupakan logo G20 Indonesia.
- Sabuk berwarna hitam di bawah kelopak merah bertuliskan angka 20: menandakan jumlah negara anggota G20.
- Nama 'Indonesia' pada tulisan negara anggota G20 menghadap timur laut atau “Kaja-Kangin" yang dalam kepercayaan masyarakat Bali berarti “paling suci” karena mengarah ke Gunung Agung.
- 5 buah anak tangga: melambangkan Pancasila dan filosofinya pada pertemuan G20 di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Erina Gudono, Calon Istri Putra Bungsu Presiden
Semoga harapan dan makna yang terkandung dari monumen G20 ini dapat tersampaikan pula ke 17 pemimpin negara yang telah hadir di Bali ya, Bun! Dengan demikian, masyarakat Indonesia dan dunia dapat mengharapkan dampak yang baik pula, terutama bagi kemajuan Indonesia ke depannya. Juga tentu saja semoga KTT G20 di Bali berlangsung kondusif, dan berjalan lancar hingga berakhirnya acara.