We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Pemerintah Tetapkan KLB Polio di Aceh, Vaksinasi Massal Akan Segera Dilaksanakan

author
Ruth Sinambela
Selasa, 22 November 2022 | 15:00 WIB
Kasus polio ditemukan pada anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh. | Shutterstock

Kasus polio ditemukan pada anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh. Hal ini tentu membuat Kementerian Kesehatan merasa kecolongan, pasalnya sudah sejak 2014 yang lalu WHO (World Health Organization) memberikan sertifikat eradikasi polio atau bebas polio bagi Indonesia.

Walau hanya ditemukan satu kasus hingga Sabtu (19/11/2022) kemarin, pemerintah melalui Kemenkes tetap menetapkan kasus polio sebagai kejadian luar biasa (KLB). Keputusan ini menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Maxi Rein Rondonuwu, dalam jumpa pers di Jakarta, tetap perlu diambil karena kemunculan virus polio tipe 2 yang dianggap sudah tidak ada lagi tiba-tiba saja muncul.

Baca Juga: Daftar Imunisasi Rekomendasi IDAI Terbaru, Cek ya, Bun!

Faktor penyebab

Penurunan angka vaksinasi atau imunisasi dasar lengkap (IDL) akibat pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 dianggap sebagai salah satu penyebab turunnya imunitas anak, khususnya pada kasus polio di Aceh ini, Bun.

Bagaimana tidak, angka imunisasi selama 2 tahun terakhir, menurut Bapak Maxi Rein, sering tidak mencapai target. Berdasarkan survei cepat yang dilakukan Kemenkes kepada 30 rumah tangga, sebanyak 30 anak dari 25 rumah tangga tidak mendapat vaksinasi IPV (inactive polio vaccine) untuk polio, dan cakupan imunisasi OPV (oral polio vaccine) pun masih rendah. Terutama di Aceh sendiri. Dimana sudah sejak 10 tahun terakhir imunisasi dasar lengkap tidak pernah mencapai target dan berstatus merah.

Lingkungan yang kotor dan kebiasaan buang air besar di sungai dapat menjadi alat penularan polio | Shutterstock

Selain itu, pemerintah mendapati pula, lewat pengamatan yang dilakukan dengan memperhatikan perilaku masyarakat di wilayah sekitar lokasi penemuan kasus, kalau masih ada penduduk yang buang air besar ke sungai. Dan meskipun tersedia toilet lubang, pembuangannya tetap dilakukan langsung ke sungai. Padahal, sungai tersebut juga digunakan sebagai tempat bermain anak-anak.

30 provinsi dan 415 kabupaten/kota berpotensi tinggi alami KLB polio

Hal ini, masih menurut Bapak Maxi Rein, melansir dari Kompas.com, membuat sebanyak 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia masuk kriteria berisiko tinggi (high risk) mengalami KLB polio. 

Sekali lagi Beliau menyampaikan kalau rendahnya vaksinasi OPV dan IPV di tiap daerah menjadi alasan utama. Virus polio sendiri diketahui mampu mengakibatkan kelumpuhan permanen karena menyerang sistem saraf hingga kekuatan otot berkurang, atau biasa disebut lumpuh layu (flaccid paralysis), Bun.

Baca Juga: Vaksin Sebabkan Autisme? Ini 6 Mitos Keliru Tentang Imunisasi

Vaksinasi massal 28 November

Demi mengantisipasi terjadinya kasus polio yang lebih tinggi, pemerintah mengambil langkah cepat dengan menggelar vaksinasi polio massal yang akan mulai dilakukan pada 28 November 2022, di Kabupaten Pidie, Aceh. Meski demikian, pemerintah menyampaikan kalau rencana tersebut kini masih dikonsultasikan dengan WHO. 

Apa kata ahli?

Bagaimana bisa virus polio yang terakhir kali ditemukan antara tahun 2005-2006 ini, tiba-tiba muncul kembali? Melansir dari BBC.com, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan kalau virus polio liar terakhir berhasil diisolasi di Indonesia pada 1995.

Penurunan angka vaksinasi atau imunisasi dasar lengkap (IDL) akibat pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 dianggap sebagai salah satu penyebab munculnya kasus polio tipe 2 di Aceh. | Shutterstock

Sehingga kasus di Aceh kemungkinan besar diakibatkan oleh virus polio dari vaksin, yang dapat berkembang menjadi penyakit pada daerah yang relatif rendah cakupan vaksinasi polionya, dan atau pada orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah, Bun.

Karena itulah, masih menurut Profesor Tjandra, pemerintah harus sigap dan segera mengambil langkah terbaik dengan memberi upaya maksimal agar KLB polio tidak berkelanjutan.

“Tentu sekarang harus dilakukan upaya maksimal agar kasus di Aceh tidaklah merebak luas, dan kita sudah punya pengalaman panjang untuk mengendalikan polio di Indonesia.” Ungkap Profesor Tjandra, yang juga pernah menjabat Dirjen Pengendalian Penyakit di Kemenkes, memberi himbauannya kepada pemerintah.

Baca Juga: Manfaat ASI Luar Biasa! Dari Cegah Alergi Hingga Covid-19

Kita berharap agar KLB polio di Aceh segera ditangani dengan baik agar jangan ada lagi kasus polio ditemukan di Indonesia sekarang dan di masa depan, juga semoga langkah-langkah ke depan yang akan diambil pemerintah dapat segera memutus KLB polio di Indonesia.

Selain itu, yuk, ajak keluarga, saudara, teman, maupun kerabat, yang belum melakukan imunisasi untuk segera mendapatkan imunisasi dasar lengkap di puskesmas terdekat bagi buah hatinya ya, Bunda dan Ayah. Yuk, kita gaungkan lagi manfaat imunisasi yang sangat penting untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak Indonesia!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi