Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Madu Boleh Diberikan sebagai Pertolongan Pertama pada Anak yang Menelan Baterai?

author
Ruth Sinambela
Selasa, 22 November 2022 | 11:41 WIB
Memberikan madu sebagai pertolongan pertama saat si kecil menelan baterai kancing, amankah? | Shutterstock

Kasus anak menelan baterai, khususnya jenis baterai kancing, bukanlah hal yang asing terjadi di dunia medis, Bun. Terlebih lagi ketika orang tua tidak mengetahui kalau sang anak menelan baterai sehingga menyebabkan baterai berada di dalam tubuh anak hingga lama. Hal ini tentu sangat berbahaya. 

Terlambatnya penanganan yang diberikan, pada beberapa kasus bisa sampai membuat anak hilang kesadaran dan harus dirawat di ruang ICU. Karena itulah perhatian dan cepat tanggapnya Bunda ketika melihat gelagat yang tidak biasa pada si kecil, atau pada situasi dimana Bunda menaruh curiga ketika tiba-tiba baterai pada remote maupun mainan anak tiba-tiba saja hilang dan tak bisa ditemukan. Saat itulah sebaiknya Bunda segera membawa si kecil ke IGD untuk mendapat pemeriksaan.

Baca Juga: Bahaya dan Gejala yang Dapat Timbul Apabila Baterai Tertelan oleh Anak

Ciri-ciri anak menelan baterai

Selain mengandalkan insting Bunda, beberapa ciri-ciri berikut dapat menjadi pedoman atau tanda yang mungkin ditunjukkan si kecil saat menelan baterai, Bun:

  • Tersedak hingga batuk-batuk atau sesak napas
  • Sulit bicara dan banyak mengeluarkan air liur
  • Kesulitan menelan disertai dengan muntah
  • Gelisah dan menangis terus-menerus
  • Terdapat luka di mulut
  • Terdapat darah di muntahan anak
  • Nyeri perut atau perut terasa keras disertai dengan demam tinggi

Contoh Kasus Baterai Kancing Tertelan Dapat Melubangi Tenggorokan Anak | BBC

Madu sebagai pertolongan pertama?

Ketika Bunda merasa khawatir karena baterai di rumah hilang dan tak bisa ditemukan di mana pun, disertai pula dengan beberapa gejala atau ciri-ciri di atas yang tampak pada si kecil, maka kemungkinan besar buah hati Bunda memang telah menelan baterai dan harus segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat!

Meski demikian, saat dalam perjalanan Bunda bisa melakukan pertolongan pertama lainnya yaitu dengan memberikan madu pada si kecil! Hal ini telah diteliti oleh para ahli Bun, dan terbukti dapat memberikan manfaat yang signifikan dimana madu bekerja dengan cara membentuk lapisan sementara antara baterai dan jaringan, sehingga dapat melindungi jaringan dari kerusakan hingga baterai berhasil diambil.

Baca Juga: Orang Tua, yuk, Belajar dari Kasus Balita Menelan Baterai

Instruksi pemberian madu

Perlu dipahami kalau pemberian madu sebaiknya dilakukan segera saat Bunda membawa si kecil ke Rumah Sakit, ya! Jadi jangan sampai Bunda mengulur waktu hanya karena sibuk mencari atau menemukan madu di rumah apalagi kalau sampai harus membelinya terlebih dahulu.

Sesegera mungkin membawa si kecil ke Rumah Sakit terdekat adalah wajib dilakukan dan diusahakan lebih dari apa pun.

Jauhkan Baterai dari Jangkauan Anak-anak |

Selain itu, perhatikan pula bagaimana sebaiknya Bunda memberikan madu pada si kecil yang menelan baterai, seperti dilansir dari Instagram dokter @dr.ariani berikut ini:

  • 10 ml madu atau 2 sendok teh diberikan setiap 10 menit sekali
  • Maksimal pemberian madu adalah sebanyak 6 kali
  • Madu tidak boleh diberikan apabila anak memperlihatkan gejala demam, infeksi berat, dan kebocoran esofagus
  • Memiliki alergi berat pada madu atau sukralfat
  • Sukralfat sebaiknya tidak diberikan pada anak berusia kurang dari 1 tahun.
  • Hanya pada kasus ini saja, madu boleh diberikan pada anak kurang dari 1 tahun karena mempertimbangkan manfaat yang lebih besar daripada risiko.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Untuk Si Kecil Dalam Keadaan Darurat

Madu maupun sukralfat memang dapat dibeli secara bebas di apotek. Namun sekali lagi, membawa si kecil sesegera mungkin ke IGD Rumah Sakit terdekat adalah pertolongan pertama yang paling si kecil butuhkan pada saat menelan baterai ya, Bun. 

Semakin lama si kecil mendapatkan pertolongan maka semakin besar pula potensi kerusakan yang bisa dialaminya. Selain itu yuk, lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan lagi benda-benda kecil di sekitar anak yang memiliki potensi tertelan, khususnya pada anak di bawah usia 6 tahun, Bun!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi