Mendidik remaja putri memerlukan kesadaran akan beberapa hal yang di zaman sekarang ini sudah tak relate atau tidak sama lagi seperti dahulu orang tua Bunda mungkin mendidik Bunda, lho. Apalagi perubahan karakter dan pola pikir anak di zaman sekarang ini juga jauh berbeda dengan Bunda yang tumbuh sebagai generasi milenial.
Dibutuhkan pemahaman dan cara-cara yang baik dan tepat, tentunya juga sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, agar Bunda bisa mendidik remaja putri Bunda menjadi sosok dengan kepribadian yang kuat, baik, dan modern. Jangan sampai salah mendidik dan malah memberi dampak buruk bagi remaja putri Bunda di rumah, ya.
Berikut ini beberapa hal yang wajib dihindari dalam mendidik buah hati Bunda yang beranjak remaja!
Baca Juga: Anak Beranjak Remaja dan Mulai Menentukan Masa Depan, Apa yang Dapat Bunda Lakukan?
Terlalu fokus pada penampilan
Memperhatikan penampilan merupakan hal yang wajar, terlebih bagi remaja putri. Namun yang perlu dihindari adalah apabila Bunda terlalu memperhatikan penampilan fisik remaja putri Bunda dan bukannya menanamkan bagaimana bersikap yang baik.
Beberapa hal yang tidak perlu Bunda lakukan atau katakan:
- Mengomentari bentuk tubuh anak
- Mengkritik selera berpakaian anak
- Memuji anak setiap saat dengan pujian seperti, “Duh, anak Bunda cantik banget, sih!”
- Mengomentari wajah anak yang berjerawat atau berminyak
“Kamu kok, nggak seperti Bunda, sih!”
Bunda, hati-hati dengan ucapan ini, ya. Meski sekarang mungkin belum terlalu berdampak bagi anak, sangat mungkin kalau kalimat tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak di masa yang akan datang.
Anak mungkin akan merasa dirinya tidak memiliki kemampuan yang membanggakan, menjadi rendah diri, hingga depresi. Daripada membanding-bandingkan mereka dengan Bunda, alangkah baiknya untuk melihat kebaikan yang mereka miliki, apa yang ia sukai dan apa yang ia inginkan.
Menghindari pembicaraan tentang seks
Bunda, pendidikan seks dini sangat penting lho, untuk menjaga buah hati Bunda dari kejahatan seksual, seks bebas, hingga penyakit kelamin dan kehamilan yang tidak diinginkan. Jadi, Bunda tidak perlu menghindari topik-topik ini apalagi ketika Bunda dan remaja putri memang tengah mengobrol santai tanpa tendensi apa pun.
Baca Juga: Ini Sumber Kebahagiaan Terbesar Anak Usia Remaja Menurut Penelitian!
Dengan demikian, kelak saat remaja putri Bunda memerlukan informasi maupun ingin bertanya mengenai apa pun perihal seksualitas, Bunda-lah yang akan pertama kali dimintai pendapatnya. Karena mereka nyaman, mereka tahu Bunda berpikiran terbuka dan bisa memuaskan keingintahuan mereka, Bun.
Menjauhkan remaja putri dari ayah
Seorang anak perempuan selalu membutuhkan jenis cinta yang hanya bisa didapat dari ayahnya, Bun. Karena itulah tugas Bunda untuk mendorong mereka agar memiliki hubungan yang baik. Yaitu dengan tidak menjatuhkan martabat atau harga diri seorang ayah di depan anak perempuannya, juga biarkan anak perempuan mengetahui nilai-nilai baik yang dimiliki ayahnya.
Hal ini akan berdampak baik untuk perkembangan remaja putri dengan lawan jenisnya kelak, Bun. Sehingga ia juga tidak akan memiliki masalah seperti trust issue misalnya, dan dapat memiliki hubungan asmara yang sehat.
Terlalu sering mengkritisi
Daripada terus-menerus mengkritisi anak berulang-ulang atau sepanjang hari, lebih baik apabila Bunda memberinya ketegasan. Misalnya saja, daripada Bunda mengomel karena remaja putri Bunda tidak segera mencuci piring setelah selesai makan, sebaiknya Bunda langsung saja memintanya dengan tegas untuk mencuci piringnya sekarang. Begitu, Bun!
Baca Juga: Waktu Tidur yang Cukup Sangat Penting untuk Remaja, Mengapa?
Tentu cara mendidik setiap anak akan berbeda-beda tergantung usia, kebiasaan, nilai-nilai yang dianut, hingga faktor lingkungan. Namun dengan memegang 5 poin penting yang sebaiknya tidak dilakukan saat mendidik remaja perempuan di atas, diharapkan Bunda dan Ayah jadi memiliki pegangan yang akan selalu mengingatkan Bunda untuk tidak berlebihan dan selalu kembali ketika merasa telah keluar batas. Semangat membersamai remaja putri, Bunda dan Ayah!