Kabar pilu datang dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Seperti dilansir dari Detiknews, Bapak Ridwan Kamil menyampaikan kalau korban jiwa akibat gempa bumi Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) yang lalu didominasi oleh anak-anak yang tengah belajar di sekolah, madrasah, atau pesantren. Ini berarti dari 268 korban jiwa, sebagian besar diantaranya merupakan anak-anak.
Sebagian besar adalah siswa-siswi yang berpamitan dan berangkat ke sekolah untuk belajar. Namun malah tertimpa reruntuhan akibat gempa bumi yang dengan cepatnya meruntuhkan tembok dan atap sekolah saat mereka tengah berada di dalam kelas.
Baca Juga: Lagi Banyak Bencana, Ini Yang Harus Dilakukan Orangtua
Pentingnya membekali anak kemampuan untuk menghadapi gempa
Meski gempa bumi merupakan kejadian alam yang tak dapat diprediksi, sebenarnya orang tua juga guru bisa mencegah lebih banyak korban jiwa dengan mengajarkan dan melatih anak untuk menghadapi gempa bumi, serta bagaimana caranya melindungi diri yang benar pada saat mengalami kejadian tersebut.
Seperti dilansir dari Kemdikbud.go.id, berikut ini cara menghadapi gempa bumi yang dapat Bunda dan Ayah ajarkan sejak dini pada si kecil:
- Ajarkan anak untuk tetap tenang saat tiba-tiba berhadapan dengan gempa bumi.
- Apabila tidak ada waktu untuk keluar ruangan/kelas, ajarkan anak untuk segera mencari tempat aman untuk melindungi diri, terutama kepala dan lehernya.
- Meja merupakan pilihan terbaik yang dapat anak temukan di kelas/sekolah.
- Ajarkan anak untuk bertahan di bawah meja sambil berpegangan dengan erat pada kaki meja sampai guncangan berhenti.
- Apabila sudah aman, anak harus segera keluar dari ruangan dengan tetap melindungi kepala, ini sangat penting.
- Melindungi kepala dapat menggunakan tas yang berisi buku-buku tebal.
- Ikuti arahan Bapak/Ibu Guru untuk menuju titik kumpul.
Baca Juga: Tembok Sekolah di Jakarta Selatan Roboh Akibat Banjir, 3 Siswa Meninggal
Trauma healing untuk anak-anak korban gempa di penampungan
Anak-anak yang selamat dari gempa Cianjur sebagian besar kini berada di posko penampungan. Meski rasa sakit dan ketidaknyamanan, hingga trauma akibat gempa tentu masih mengguncang kesehatan fisik maupun mental mereka, namun mereka bertahan.
Kini, trauma pasca gempa menjadi salah satu hal yang paling penting untuk sesegera mungkin bisa diatasi oleh pemerintah. Mengingat mayoritas korban gempa Cianjur adalah anak-anak, hal ini sifatnya sangat urgent.
Bayangkan bagaimana hancurnya mental anak-anak menyaksikan teman-temannya sendiri meninggal di tempat saat kejadian, belum lagi ketika mereka juga harus bertahan berjam-jam hingga akhirnya bisa diselamatkan oleh tim penyelamat. Untungnya, pemerintah juga sigap dan telah menurunkan tim penanganan pasca bencana profesional ke lapangan demi memulihkan kondisi mental para korban.
Tips penanganan trauma pasca bencana
Berikut ini beberapa tips untuk mengurangi trauma pada anak pasca bencana, seperti dilansir dari Halodoc, Bun:
- Beri waktu untuk anak menenangkan dan menyesuaikan diri.
- Beri dukungan apa pun yang dibutuhkan atau yang diminta anak.
- Ajak berkomunikasi atau mengobrol.
- Apabila mau, ajak anak untuk membicarakan perasaannya.
- Ajak anak untuk melakukan kegiatan positif, seperti bermain, menggambar, menari, bernyanyi, mewarnai, dan lain sebagainya, apabila ia telah mau melakukannya.
- Perhatikan kesehatan fisiknya juga.
- Perlahan-lahan ajak anak untuk melakukan aktivitas atau rutinitasnya kembali.
Baca Juga: Korban Anak Tragedi Kanjuruhan Bertambah Menjadi 33 Orang
Semoga anak-anak korban gempa Cianjur dapat menemukan kembali senyum mereka dan kembali ceria ya, Bun. Kita berharap pula agar seluruh korban luka-luka dapat dirawat dengan baik. Juga keluarga-keluarga yang kehilangan anggota keluarganya dapat menemukan kekuatan dan diberi ketabahan. Amin.