When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Penularan HIV AIDS dari Ibu Hamil ke Janin Dapat Dicegah!

author
Ruth Sinambela
Jumat, 2 Desember 2022 | 15:00 WIB
Penularan HIV pada janin di kandungan hingga bayi menyusui dapat dicegah, Bun! | Shutterstock

Malang, namun tak dapat dipungkiri, penyebaran kasus HIV AIDS pada anak dapat terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya orang dewasa, dalam memenuhi hak hidup sehat anak, Bun.

Beberapa faktor yang menyebabkan anak terinfeksi HIV AIDS, seperti penularan dari ibu ke anak lewat proses kehamilan, melahirkan, hingga menyusui. Juga kekerasan seksual pada anak, yaitu lewat darah, sperma, dan sekret vagina. Merupakan faktor-faktor yang pada akhirnya mengorbankan anak-anak tak berdosa.

Baca Juga: Miris! Kekerasan Seksual pada Anak dan Kaitannya dengan Penularan HIV

Kasus HIV AIDS pada anak

Menurut data terbaru yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), kasus HIV AIDS pada anak di Indonesia dan dunia terus meningkat.

Berikut ini data kasus HIV AIDS anak tahun 2021, seperti yang dilaporkan oleh Kemenkes dan UNAIDS:

Indonesia

  • 16.800 anak berusia kurang dari 14 tahun di Indonesia hidup dengan HIV
  • 17.900 remaja berusia 15-19 tahun di Indonesia hidup dengan HIV
  • Selama tahun 2021, terdapat penambahan 220 kasus HIV anak di Indonesia
  • Hanya 25% anak dengan HIV di Indonesia yang mendapatkan terapi antiretroviral

Dunia

  • 1,7 juta anak berusia kurang dari 14 tahun di dunia hidup dengan HIV
  • 1,7 juta remaja berusia 15-19 tahun di dunia hidup dengan HIV
  • Selama tahun 2021, terdapat penambahan 150.000 kasus HIV anak di dunia
  • Hanya 54% anak dengan HIV di dunia yang mendapatkan terapi antiretroviral

Memeriksakan HIV di awal kehamilan sangat penting untuk mencegah penularan HIV dari ibu kepada janin | Shutterstock

Baca Juga: Infeksi HIV Paling Banyak Ditemukan pada Ibu Rumah Tangga

Penularan HIV dari ibu hamil kepada janin dapat dicegah 

Banyaknya kasus penularan yang masih terjadi dari ibu hamil kepada janin, membuat pemerintah terus mengedukasi ibu hamil baik di kota maupun desa untuk lebih menumbuhkan kesadaran, juga memperhatikan kesehatan janin dengan memeriksakan diri atau melakukan kontrol kehamilan secara rutin di pusat kesehatan, Bun.

Apalagi seperti dilansir dari Instagram @idai_ig, seharusnya penularan HIV AIDS dari ibu hamil kepada janin atau calon bayi dapat dicegah, apabila ibu hamil melakukan tindakan-tindakan pencegahan berikut ini:

  • Identifikasi ibu hamil yang memiliki HIV melalui program triple elimination (HIV, sifilis, hepatitis B).
  • Terapi antiretroviral (ARV) pada ibu hamil sedini mungkin, dapat menurunkan jumlah virus dan risiko penularan HIV AIDS ke bayi.
  • Pemilihan prosedur persalinan yang aman.
  • Pemberian ARV pencegahan kepada bayi.
  • Pemilihan asupan nutrisi yang aman untuk bayi dari ibu HIV.
  • Tes diagnostik dini (EID/ Early Infant Diagnosis) untuk menentukan status infeksi HIV pada bayi yang lahir dari ibu HIV.

Pemberian Anti Rotavirus (ARV) pencegahan kepada bayi secara rutin sangat penting untuk menekan penularan HIV dari ibu dengan HIV kepada bayi | Shutterstock

Sayangnya, kurangnya kesadaran untuk melakukan pencegahan penularan HIV AIDS dari ibu hamil kepada janin atau calon bayi, membuat kasus HIV AIDS pada anak masih terus ditemukan. 

Menurut data yang dikeluarkan oleh Kemenkes tahun 2021, persentase tes HIV pada ibu hamil hanya mencapai 50% saja dari total keseluruhan ibu hamil di Indonesia. Selain itu, hanya 34% ibu hamil dengan HIV yang mendapatkan terapi ARV secara rutin, ditambah lagi hanya sebesar 27% bayi yang lahir dari ibu dengan HIV melakukan tes EID (Early Infant Diagnosis). 

Baca Juga: Fakta Dan Sejarah AIDS

Stigma negatif yang masih terus berkembang di masyarakat diduga menjadi salah satu alasan yang membuat kurangnya motivasi atau kesadaran orang tua untuk melakukan pencegahan-pencegahan penularan HIV AIDS pada janin atau calon buah hati di dalam kandungan. Hal ini pula yang terus menghambat program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara bebas HIV tahun 2030.

Masih panjang memang perjalanannya, namun dengan terus mengedukasi dan memberikan dorongan juga semangat, khususnya bagi para Bunda pejuang HIV AIDS untuk melindungi calon buah hatinya agar tidak terinfeksi virus ini, mudah-mudahan ke depannya Indonesia juga dunia akan segera menyadari dan memiliki keyakinan yang sama untuk bisa bebas dari virus berbahaya ini ya, Bun. Semoga.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi