Heboh penculikan anak yang terjadi di Gunung Sahari, Jakarta, sejak awal Desember yang lalu hingga kini masih terus diperbincangkan, Bun. Tertangkapnya pelaku penculikan beserta korban pada Senin (2/1/2023) pada akhirnya membawa sedikit kelegaan di hati orang tua korban.
Meski demikian, hingga kini MA (inisial korban) yang berusia 6 tahun, masih menjalani serangkaian visum untuk memeriksakan kesehatan fisik dan psikis terkait dugaan-dugaan kekerasan yang mungkin dialaminya. Sedangkan terduga pelaku penculikan, Iwan Suwarno (42 tahun), yang juga merupakan seorang mantan narapidana kasus pencabulan anak di bawah umur dan baru saja bebas pada 2021 silam kini telah ditahan.
Baca Juga: Waspadai Child Grooming di Sekitar Anak, Bun!
Kurangnya efek jera
Hukuman yang diterima pelaku kekerasan seksual atau pencabulan anak di bawah umur sepertinya kurang memberikan efek jera, Bun. Hal ini bahkan dapat kita lihat nyata terjadi lewat kasus penculikan MA yang terbukti dilakukan oleh mantan narapidana pencabulan anak di bawah umur!
Tentu saja hal ini menjadi ancaman dan “teror” tersendiri bagi orang tua. Bagaimana tidak, ketika hukuman yang diterima pelaku berakhir dan akhirnya pelaku yang tidak dikenal ini bisa kembali bebas dan beraktivitas seperti biasa di masyarakat. Bukan tidak mungkin mampu melakukan kejahatan yang sama dan mengancam keselamatan anak-anak lainnya.
Tips mencegah penculikan anak
Bagaimana pun, hal ini sebaiknya dijadikan pengingat bagi orang tua ya, Bun. Agar tidak lengah dan terus mengawasi buah hatinya dengan seksama di mana pun berada.
Baca Juga: The Good Girl Syndrome yang Bisa Bikin Anak Tak Bahagia
Selain itu, Bunda juga wajib memberikan bekal untuk si kecil bisa memahami situasi berbahaya juga membela dan menyelamatkan dirinya saat menghadapi situasi yang membahayakan, seperti kasus penculikan dan kekerasan seksual.
Berikut tips mencegah penculikan anak dari Federasi Serikat Guru Indonesia:
- Mengedukasi anak untuk mengenali ciri-ciri orang yang berniat jahat, atau bagaimana gerak-gerik penculik.
- Mengajari anak untuk merespons situasi yang terasa aneh atau janggal, dengan berteriak atau sesegera mungkin menghindar.
- Mengajari anak untuk waspada pada orang yang baru saja dikenal.
- Menekankan kepada anak untuk selalu berada di samping Bunda terutama saat berada di tempat umum dan ramai.
- Ajari anak apa yang harus dilakukan saat terpisah dari keluarga atau tersesat.
- Biasakan si kecil untuk selalu bercerita mengenai apa pun yang dialami.
- Berikan pendidikan seks sedini mungkin.
- Tumbuhkan sifat berani dan mandiri pada diri anak.
Perlu diingat bahwa, meskipun Bunda telah membekali si kecil dengan berbagai cara melindungi diri sendiri pun, kejahatan penculikan maupun kekerasan seksual pada anak tetap masih mungkin terjadi. Karena itulah, kewaspadaan orang tua maupun orang dewasa lainnya di sekitar anak menjadi sangat penting untuk bisa menjaga anak tetap aman.
Baca Juga: Sudah Siapkah Si Kecil Ditinggal Sendirian di Rumah?
Tidak mudah percaya dengan orang lain meski kerabat dekat atau orang yang telah lama kita kenal, juga tentunya memberikan pengawasan yang terus-menerus untuk anak, merupakan kewajiban yang harus Bunda dan Ayah lakukan demi melindunginya dari kejahatan.