There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

Mengenal Primary Ovarian Insufficiency (POI), Menopause Terlalu Dini di Usia Produktif

author
Ruth Sinambela
Senin, 9 Januari 2023 | 09:39 WIB
Primary Ovarian Insufficiency merupakan kondisi menopause yang datang terlalu dini di usia produktif | Shutterstock

Menopause biasanya terjadi ketika Bunda menginjak usia 45 – 55 tahun, atau rata-rata pada usia 51 tahun. Sedangkan menopause dini atau juga disebut menopause prematur, merupakan kondisi ketika Bunda tidak lagi mengalami menstruasi saat masih berusia di bawah 40 tahun. 

Menopause prematur memang dapat terjadi pada sebagian orang. Namun bagaimana kalau perempuan muda berusia 20 tahunan yang mengalaminya, apakah mungkin?

Kedengarannya seperti sesuatu yang mustahil ya, Bun? Padahal kenyataannya hal ini telah dialami oleh sebagian kecil perempuan di dunia. Salah satunya merupakan seorang perempuan berusia 25 tahun di Inggris, berikut kisahnya untuk Bunda.

Baca Juga: Menopause Dini. Kenapa dan Bagaimana Menghadapinya?

Emma Delaney berhenti menstruasi di usia 25 tahun

Melansir dari BBC.com, Emma Delaney dinyatakan mengalami menopause saat ia berusia 25 tahun di tahun 2013, Bun. Pada saat itu Emma memang belum lagi mengalami menstruasi setelah ia berhenti mengonsumsi pil KB beberapa tahun sebelumnya.

Barulah setelah ia memeriksakan diri, dokter mendiagnosa kalau Emma menunjukkan tanda-tanda menopause. Emma bukanlah satu-satunya perempuan yang mengalami menopause sangat dini ini, Bun. Selain Emma, pernah ada kisah Soe-Myat, dan Elspeth yang juga mengalami hal yang hampir serupa.

Emma Delaney menceritakan kisahnya menghadapi dan menjalani menopause di usia 25 tahun | BBC News

Primary Ovarian Insufficiency (POI) 

Emma Delaney merupakan bagian dari sekelompok perempuan yang memiliki kondisi bernama Primary Ovarian Insufficiency (POI). Yaitu sebuah kondisi yang merujuk pada segala bentuk menopause yang terjadi sangat dini, karena dialami oleh perempuan yang belum menginjak usia 40 tahun atau lebih tepatnya usia 20 tahunan.

Selain tidak lagi mengalami menstruasi, merasakan berbagai gejala menopause seperti rasa panas yang menjalari tubuh, insomnia, hingga kelelahan parah yang tiba-tiba, orang dengan POI juga sering mengalami masalah kesehatan lain akibat menopause yang terlalu dini ini.

Lebih dari itu, orang dengan POI juga sering mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi yang terbukti sangat mempengaruhi kualitas hidupnya, Bun. Ditambah lagi, Emma dan perempuan lain dengan POI tidak memiliki kemampuan untuk hamil secara normal. Meskipun kemungkinan hamil masih ada, namun akan sulit dan membutuhkan penanganan khusus seperti terapi serta berbagai tindakan lain dari dokter ahli.

Baca Juga: Waspadai 6 Gejala Haid yang Tidak Normal

Penyebab POI

Menopause dini biasanya dapat terjadi ketika organ reproduksi sudah mengalami gangguan atau tidak dapat memproduksi hormon lagi di usia kurang dari 40 tahunan. Selain itu, apabila Bunda baru menjalani operasi pengangkatan organ reproduksi, biasanya akan langsung mengalami menopause.

Gejala menopause yang juga dialami oleh orang dengan POI | Shutterstock

Kemudian bagaimana dengan POI? Sayangnya hingga kini penyebab atau faktor yang bisa menyebabkan POI belum dapat diketahui secara pasti, Bun. Masih tidak jelas mengapa ovarium tiba-tiba tidak berfungsi di usia subur. Meski demikian para ahli menduga POI bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

  • Penyakit autoimun
  • Cacat pada kromosom
  • Terpapar racun dari radiasi dan kemoterapi
  • Penyebab lain yang tidak diketahui dan mungkin tidak dapat diidentifikasi

Kabar baiknya, meskipun hingga kini tidak ada pengobatan yang dapat mengembalikan fungsi indung telur itu sendiri, kondisi POI dapat ditangani dengan terapi dan obat-obatan yang mampu mengurangi gejala dan mengatasi masalah yang timbul akibat defisiensi estrogen. Hal ini tentu sangat penting agar POI tidak mengganggu kesehatan maupun aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Mengapa Haid Jadi Tidak Teratur Setelah Melahirkan?

Selain itu, perempuan dengan POI akan sangat membutuhkan terapi hormon untuk memberikan keseimbangan hormon pada tubuh dan mengurangi risiko masalah kesehatan yang mungkin diakibatkan oleh kekurangan estrogen seperti osteoporosis, penyakit jantung, atau demensia. Karena itulah perempuan dengan POI wajib melakukan kontrol secara rutin untuk mengecek kondisi kesehatan dan kadar hormon di dalam tubuhnya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi