Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Viral Seorang Bayi Meninggal setelah Minum Ramuan Tradisional, Ini Respon dan Imbauan Kemenkes

author
Ruth Sinambela
Jumat, 20 Januari 2023 | 15:00 WIB
Bayi berusia di bawah 6 bulan hanya boleh mengonsumsi ASI dan susu formula | Kumparan

Menjadi viral di media sosial, kisah pilu ibu dari seorang bayi yang meninggal tak lama setelah mengonsumsi ramuan tradisional oleh keluarganya, ikut membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara.

Melalui Kepala Biro Komunikasi Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, Pemerintah mengimbau agar orang tua tidak sembarangan memberikan obat kepada buah hatinya, Bun. Apalagi menurut Beliau, semakin mudahnya akses yang  dimiliki masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maupun Rumah Sakit, baik di kota maupun di daerah, menjadi salah satu alasan bagi orang tua untuk tidak lagi sembarangan memberikan ramuan atau obat tradisional pada anak.

Baca Juga: Bagaimana Ciri-Ciri, Cara Mencegah, juga Mengatasi Overstimulasi pada Bayi

Pasalnya, masih menurut Ibu Siti Nadia Tarmizi, ramuan tradisional, meski mungkin dipercaya turun-temurun bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit maupun menjaga kesehatan anak. Kenyataannya tetap memiliki risiko yaitu tidak selalu memberikan efek yang sama pada setiap orang. 

Apalagi, ketika diberikan pada anak bayi atau anak usia dini, dimana organ pencernaan maupun pernapasannya masih dalam proses perkembangan dan penyempurnaan, belum lagi risiko keracunan hingga alergi yang juga mungkin terjadi, membuat ramuan tradisional tentu saja bisa sangat berbahaya hingga bisa mengancam jiwa. 

Jamu atau minuman tradisional lainnya tidak boleh dikonsumsi anak berusia di bawah 6 tahun | Shutterstock

Bayi berusia di bawah 6 bulan hanya boleh mengonsumsi ASI dan susu formula

Alangkah bijaksananya kalau setiap orang tua mau dan bisa lebih berhati-hati lagi atau bahkan menolak untuk memberikan ramuan herbal maupun tradisional pada buah hatinya yang masih bayi, ya.

Hal ini sejalan pula dengan anjuran yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun IDAI, kalau bayi berusia di bawah 6 bulan hanya boleh mengonsumsi ASI dan susu formula sesuai dengan anjuran dokter. Sehingga cairan apa pun selain dua jenis cairan tersebut, termasuk juga air putih dan ramuan tradisional atau jamu, tidak diperbolehkan, Bun.

Baca Juga: Ini Alasannya Bayi di Bawah 6 Bulan Belum Boleh Minum Air Putih

Mengapa bayi tidak boleh mengonsumsi cairan selain ASI dan susu formula?

Para ahli meyakini kalau sistem pencernaan bayi berusia di bawah 6 bulan masih dalam masa pertumbuhan. Sehingga, asupan berupa madu, jamu, air kelapa atau cairan lainnya selain ASI bisa menyebabkan keracunan pada bayi akibat belum mampu mencerna cairan-cairan tersebut.

Hal inilah yang menyebabkan anak usia dini baru bisa diperbolehkan mendapatkan asupan jamu atau minuman tradisional pada usia 1 tahun, Bun. Dengan catatan, pemberiannya tetap harus dibatasi agar bayi tidak merasakan risiko atau bahaya karena minuman tidak dapat dicerna dengan baik.

Bayi berusia di bawah 6 bulan tidak disarankan untuk minum air putih ya, Bun | Shutterstock

Apabila Bunda memang harus memberikan jamu atau minuman tradisional pada anak, berikut aturannya menurut Kemenkes:

  • Anak usia 6-12 tahun hanya boleh mengonsumsi jamu 1/2 dari porsi orang dewasa
  • Anak berusia di bawah 6 tahun hanya boleh mengonsumsi jamu 1/4 dari porsi orang dewasa


Ciri-ciri bayi mengalami keracunan
Keracunan biasanya diawali dengan masalah pencernaan seperti muntah, kembung, serta diare. Pada bayi di bawah 6 bulan mungkin akan menunjukkan tanda-tanda seperti kesulitan bernapas, atau wajah membiru. Selain itu, bayi juga akan menjadi sangat rewel atau sebaliknya akan terlihat lemas tak berdaya. 

Baca Juga: Mengapa Balita Tidak Boleh Minum Minuman Bersoda? Ini Alasannya!

Untuk itu, apabila Bunda dan Ayah menemukan ciri-ciri tersebut atau feeling Bunda mengatakan si kecil terlihat “aneh” sebaiknya segeralah bawa si kecil ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

Pertolongan yang cepat dan tepat merupakan kunci utama demi bisa menyelamatkan nyawa anak dari tindakan tidak bertanggung jawab orang dewasa yang menyebabkan keracunan, Bun. Yuk, lebih waspada dan tegas lagi mengenai apa yang baik dan tidak baik untuk kesehatan anak kita.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi