Akhir-akhir ini semakin marak beredar hoax mengenai kasus penculikan anak yang ramai pula disebarkan oleh masyarakat lewat media sosial, Bun. Mulai dari Whatsapp Group, Tiktok, hingga Twitter, beredar berbagai macam unggahan mengenai banyaknya penculikan anak yang terjadi di Jabodetabek, juga beberapa wilayah di luar Pulau Jawa, Bun.
Tidak hanya tulisan berupa himbauan untuk mewaspadai penculikan, namun juga disertai berbagai macam video, foto, hingga gambar unggahan yang berisi kronologi penculikan yang faktanya, hingga kini belum bisa dipastikan kebenarannya.
Kemudian bagaimana sebaiknya Bunda dan Ayah menyikapinya? Sudahkah ada klarifikasi dari pihak berwajib terkait fenomena tersebut?
Klarifikasi kepolisian terkait berita penculikan yang semakin marak beredar
Melansir dari detik.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya telah memastikan kalau pesan berantai yang banyak beredar di masyarakat, baik yang mengatasnamakan Polri maupun tidak, merupakan berita hoax atau kabar bohong, Bun.
Kebanyakan dari berita yang tersebar merupakan kebohongan, berita penculikan yang sudah lama terjadi sekitar tahun 2016-2019, hingga kebohongan yang disengaja.
Hal ini masih menurut Beliau, memang sangat meresahkan. Karena bagaimana pun, berita tersebut sukses membuat orang tua menjadi khawatir bahkan ketakutan. Yang bisa saja menjadi semacam teror maupun gangguan, bahkan hingga menyerang psikis dan mental sebagian orang.
Saring dulu sebelum sharing
Kemudian bagaimana sebaiknya respon orang tua dalam menanggapi fenomena berita penculikan anak yang banyak beredar sekarang ini? Alangkah baiknya kalau Bunda dan Ayah lebih bijaksana dalam menyaring berita-berita yang benar maupun tidak, sebelum menyebarkannya kembali, ya.
Baca Juga: 14 Tips Cegah Anak Jadi Korban Penculikan
Seperti yang juga disampaikan oleh Bapak Kabid Humas Polda Metro Jaya, Pemerintah dan pihak terkait lainnya meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh kabar yang beredar, juga tidak segan bertanya dan meminta bantuan kepada pemerintah setempat termasuk kepolisian, terkait beredarnya informasi yang meresahkan. Selain itu, Kepolisian juga meminta masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Agar warga tidak lagi termakan isu-isu hoax yang dapat meresahkan masyarakat. Saring dulu sebelum sharing." Demikian Bapak Kombes Trunoyudo menyampaikan imbauannya, Bun.
Bagaimana sebaiknya respon Bunda dan Ayah
Entah dari mana datangnya berita penculikan yang kebanyakan telah terbukti hoax atau berita bohong ya, Bun. Namun tangan-tangan iseng atau tidak bertanggung jawab tersebut mudah-mudahan tidak justru membuat Bunda dan Ayah panik, atau sebaliknya juga jadi menganggap enteng.
Mengambil sisi positifnya tentu boleh-boleh saja, misalnya agar Bunda dan Ayah selalu waspada dan mendampingi si kecil di mana pun berada, bahkan saat di sekitar rumah. Bagaimana pun kita tidak bisa menduga kapan aksi kriminalitas dapat terjadi, namun demikian jangan sampai juga Bunda dan Ayah jadi terintimidasi dan merasa khawatir berlebihan karenanya.
Yang paling bijaksana adalah mengecek terlebih dahulu berita penculikan yang Bunda terima dari mana pun, kemudian apabila berita tersebut ternyata tidak valid, maka biarkanlah berita stop di tangan Bunda dan Ayah.
Baca Juga: Melatih Anak Melindungi Diri saat Menghadapi Gempa Bumi
Apabila diperlukan, berikut beberapa link yang bisa Bunda gunakan untuk mengecek kebenaran berita penculikan anak:
- https://www.liputan6.com/tag/cek-fakta-liputan6com
- https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks
- www.cekfakta.com
- https://hoaxornot.detik.com/
- https://cekfakta.kompas.com/
Yuk, selalu waspada dan cerdas dalam menghadapi fenomena kabar penculikan anak di masyarakat ya, Bun. Saring dulu sebelum sharing!