When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Mengenal Jenis Tantrum pada Anak, Apa Saja dan Bagaimana Menyikapinya?

author
Ruth Sinambela
Rabu, 1 Februari 2023 | 15:00 WIB
Yuk, kenali 2 jenis tantrum pada anak | Shutterstock

Kondisi tantrum pada anak seringkali membuat Bunda maupun Ayah kewalahan dalam menyikapi dan memberi respon yang tepat untuk menenangkannya. Berguling-guling di lantai, berteriak histeris, atau menangis tanpa henti, tentu akan membuat siapa pun ikut merasa frustasi hingga terpancing emosi. Atau tak sedikit pula orang tua yang tidak bisa menahan untuk menuruti saja kemauan anak asalkan bisa menenangkan suasana.

Padahal, para ahli meyakini, kalau menuruti keinginan anak yang tantrum bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan, Bun. Terlebih ketika hal tersebut akan merusak batasan maupun aturan yang sudah dibuat sedemikian rupa, termasuk di dalamnya kesepakatan bersama si kecil.

Baca Juga: Anak Tantrum Jangan Diberi Gadget, Bun!

Karena itulah, tugas Bunda dan Ayah untuk menemukan dan memiliki cara tersendiri dalam mengatasi tantrum si kecil. Untuk itu pula, diperlukan kerja sama dan cara yang tepat sesuai dengan jenis tantrum anak yang bisa Bunda dan Ayah bedakan menjadi 2 jenis, yaitu tantrum manipulatif dan tantrum frustasi.

Tantrum manipulatif

Dikenal juga sebagai temper tantrum, seperti dilansir dari halodoc, tantrum manipulatif adalah tindakan yang dilakukan oleh anak-anak ketika keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tua. Tantrum jenis ini seringkali dibuat-buat oleh si kecil demi bisa membuat Bunda dan Ayah memenuhi keinginannya.

Tantrum manipulatif misalnya saat anak tantrum agar Bunda mengabulkan keinginannya | Shutterstock

Tenang Bun, tantrum manipulatif sebenarnya lebih jarang terjadi. Namun apabila Bunda menghadapi situasi seperti ini, misalnya ketika anak menangis dan merengek meminta hingga memaksa dibelikan mainan, menurut laman KidsHealth, sikap Bunda sebaiknya mengabaikan.

Bukannya mengabaikan dan meninggalkan anak ya, Bun. Namun mengabaikan permintaanya dan jangan sedikit pun berpikiran untuk menurutinya. Sebaliknya, saat anak bersikap manipulatif dengan tantrum, Bunda harus tetap hadir di dekatnya. Memberikan waktu dan ruang untuk anak bisa memahami kalau Bunda tidak akan menuruti keinginannya dengan ia bersikap demikian, namun sekaligus juga ia bisa merasakan perhatian dan kasih sayang Bunda dengan tetap menjaga dan menemaninya.

Baca Juga: Power Struggle Saat Si Kecil Tantrum, Bagaimana Sebaiknya Bunda Bersikap?

Tantrum frustasi

Berbeda dengan tantrum manipulatif, tantrum frustasi merupakan sebuah akibat yang bisa terjadi pada anak, khususnya yang masih berusia 1-3 tahun, akibat ketidakmampuan anak dalam mengekspresikan kefrustasiannya akan suatu hal. Karena pada usia tersebut si kecil masih dalam tahap belajar mengenali emosi, juga belajar cara untuk berkomunikasi dengan efektif, Bun.

Ketidakmampuan anak dalam mengungkapkan keinginan dengan kata-kata yang dapat dimengerti orang-orang di sekitarnya lah yang pada akhirnya memicu tantrum. Misalnya, saat anak merasa kelelahan, lapar, mengantuk namun sulit tidur, atau mencoba melakukan sesuatu berulang-ulang namun gagal.

Tantrum dapat juga terjadi akibat rasa frustasi anak ketika kebutuhannya tidak terpenuhi | Shutterstock

Untuk menghadapi anak yang mengalami tantrum frustasi, Bunda dan Ayah harus terlebih dahulu jeli dan mengetahui apa sih sebenarnya penyebab si kecil merasa frustasi. Tentu kehadiran Bunda maupun Ayah sangat penting, karena hanya dengan begitulah Bunda dapat mengetahui apa penyebabnya dan bagaimana merespon, menenangkan, untuk kemudian juga membantu anak dengan lembut.

Ingat Bun, peraturan pertama saat mengatasi tantrum anak, Bunda harus siap dan bisa mengelola emosi agar tidak ikut terbawa suasana dan malah marah-marah. Hanya dengan ketenangan dan kesiapan Bunda lah, maka si kecil akan bisa membuka diri dan menerima bantuan Bunda, khususnya saat ia tengah mengalami tantrum frustasi.

Baca Juga: Meltdown Berbeda dengan Tantrum, Apa dan Bagaimana Menghadapinya?

Selain itu, Bunda juga tak perlu terburu-buru apalagi memaksa anak. Baik dalam merespon tantrum frustasi maupun manipulatif. Tunggulah, bersabar, dan dekati anak perlahan, berikan pelukan atau genggaman apabila ia menginginkannya, kemudian ajak anak bicara mengenai alasan ia bersikap demikian dan bagaimana sebaiknya ia bersikap apabila menginginkan sesuatu, saat anak sudah tenang. Mudah-mudahan dengan cara ini, sedikit demi sedikit frekuensi maupun durasi si kecil tantrum akan semakin berkurang dan menghilang.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi